Dan kita sungguh diberkahi, ketika kita berjumpa esok hari dengan spirit anak kecil dalam diri kita. Anak kecil yang selalu ingin tahu. Takjub dengan dunia. Mencoba hal baru. Persisten. Dan penuh gairah dalam menjalani hidup. Semoga!
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H
Appreciative Life!
Menjadi Pencipta Perubahan
Kalau saya mengatakan tidak ada yang kekal kecuali perubahan itu sendiri, saya yakin anda semua pasti sudah pernah mendengarnya. Sudah banyak orang melontarkan pernyataan itu. Sayang, kenyataan yang kita alami sehari-hari justru mengatakan sebaliknya. Perubahan tetaplah ditakuti dan dihindarkan. Apa sebabnya?
Kita mungkin terlalu "serius" dalam bekerja. Layaknya orang dewasa, kita cenderung bersikap rasional, hati-hati, lebih mengendalikan, dan berorientasi sekedar menjalankan tugas. "Yang penting bonus naik tahun ini". Atau, "yang penting bos gak marah". Kita merasa sudah tahu segalanya. Dan yakin benar dengan pengetahuan itu. Kita hanya akan menjalan suatu resep hanya bila resep itu sudah terbukti sukses. Kesemuanya itu membuat kita merasakan ketidaknyaman psikologis.
Apa sebenarnya perubahan itu? Menjadi baru. Menjadi berbeda. Nah bagaimana kita dapat berubah ketika perubahan berarti hal baru, sementara kita selalu yakin dengan pengetahuan kita. Gandhi mengatakan, jadilah perubahan yang ingin anda lihat. Jadilah baru! Karena pola pikir lama akan menarik hal-hal lama pula. Dan hanya baru yang akan memicu gelombang pembaharuan.
Informasi yang kita peroleh berasal dari dua sumber utama yaitu indera (sensing) dan imajinasi (intuisi). Sebagai orang dewasa, kita hidup dalam tradisi yang mementingkan informasi yang berasal dari indera. Apa yang bisa dilihat ya itulah yang benar. Pencipta perubahan mengubah modusnya dari indera ke imajinasi. Penekanan yang berlebihan pada indera dapat dilihat pada fenomena latahnya banyak perusahaan mengikuti sebuah sistem yang berhasil di perusahaan lain yang dipandang bonafit. Tiba-tiba semua perusahaan menerapkan sistem tersebut, tanpa peduli dengan karakteristik dan aspirasi anggota perusahaan.
Nah, bulan Ramadhan ini adalah momentum yang tepat bagi kita untuk mentransformasikan diri menjadi pencipta perubahan. Puasa menandakan adanya suatu perintah dari otak kita kepada tubuh untuk menahan tuntutan mengenai lapar dan haus. Kita berniat untuk menjaga indera kita dari hal-hal yang tidak perlu. Gunakan indera seperlunya untuk bertahan hidup. Tidak lebih. Nah ketika indera terbatasi, maka hidupkanlah imajinasi kita.
Bayangkan kebaikan luar biasa yang belum pernah ada akan terjadi pada diri kita, keluarga kita ataupun perusahaan kita! Habiskan waktu kita untuk melampui jaman kita, menyelusuri harapan-harapan terdalam kita yang ingin kita saksikan di masa mendatang. Yakinlah kita akan bisa menyaksikan keadaan puluhan tahun dari sekarang (1000 bulan), sebagai visi yang memandu tindakan kita saat ini.
Berhasil melampaui ujian berpuasa akan mentransformasikan kita kepada semangat dan bahkan diri yang baru. Seakan-akan terlahir kembali. Menjadi bayi. Putih kembali. Bukan saja bersih dari dosa. Jauh lebih penting, menjadi bayi adalah memandang dunia dengan cara baru. Membuang cara pandang lama kita. Menjadi anak kecil kembali. Apa dampaknya?
Pertama, anak kecil selalu ingin tahu. Anak kecil selalu bertanya mengenai segala sesuatunya. "Apa sih itu ma?" Keingintahuan ini menandakan dua ciri penting yaitu kemauan mendengarkan orang lain dan kemauan untuk belajar. Coba cek di organisasi kita, seberapa banyak orang mau mendengarkan dan mengembangkan pengetahuan?
Kedua, anak kecil mudah takjub dengan hal-hal disekitarnya. Ciri ini membuat anak kecil mudah bahagia. Mereka bisa bahagia, dengan hal-hal kecil. Dengan kata lain, ambang batas bahagia mereka rendah. Bagaimana dengan kita? Ketika belum dapat pekerjaan, kita merasa akan bahagia kalau mendapat pekerjaan. Tetapi, kita melupakan rasa kebahagiaan mendapat pekerjaan, karena kita masih menginginkan kenaikan jabatan.
Ketiga, anak kecil berani mencoba sesuatu yang baru. Ketakjuban dan kebahagiaan memberi energi positif pada anak kecil untuk berani mencoba sesuatu yang baru. Nothing to loose. Just do it lah…. Sementara kita penuh perhitungan untung rugi. Penuh kekhawatiran. "jangan-jangan…". Lihatlah para pelopor melemparkan produk mereka, seperti walkman, ipod, atau personal computer. Bukankah itu upaya yang lebih dipandu imajinasi, bukannya perhitungan rasional. Lebih-lebih, ketika organisasi menjadi raksasa…..langkahnya akan semakin hati-hati, terikat oleh berbagai aturan atau sistem yang kita buat sendiri.
Keempat, anak kecil persisten dalam mendapatkan yang diinginkan. Anak kecil akan berjuang sekuat tenaga. Menangis. Berteriak. Berguling-guling. Tidak peduli itu membuat malu orang tuanya. Sementara, kita simpan keinginan dalam hati ketika ada kesempatan. Dan berkeluh kesah, ketika kesempatan sudah sirna.
Kelima, anak kecil penuh gairah dalam mengerjakan suatu aktivitas. Anak kecil menikmati setiap momen dalam mengerjakan suatu aktivitas. Segalanya adalah keajaiban bagi mereka. Coba ingat, bagaimana kita mengerjakan tugas-tugas kita? Tugas bagi kita menjadi suatu kewajiban, suatu beban. Kita menetapkan standar hanya pada titik "sesuai dengan kemauan bos!".
Menjadi pencipta perubahan berarti mentransformasi mindset, dari yang berpijak pada apa yang kita ketahui menjadi berpijak pada yang belum kita ketahui. Dari pengetahuan menuju imajinasi. Tranformasi itu menemukan momentumnya di bulan puasa ini. Dan kita sungguh diberkahi, ketika kita berjumpa esok hari dengan spirit anak kecil dalam diri kita. Anak kecil yang selalu ingin tahu. Takjub dengan dunia. Mencoba hal baru. Persisten. Dan penuh gairah dalam menjalani hidup. Semoga!
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar