Mang Ucup itu RAKUS seperti TIKUS ! Betapa tidak dalam usia 66 tahun
masih saja tetap aktiv, keliling ke manca negara untuk melakukan
berbagai macam aktivitas bisnis, akibatnya sepulang dari perjalanan
kemarin; saya jatuh sakit berhari-hari. Masalahnnya bukan hanya
tidak mengenal batas usia saja, tetapi juga tidak mengenal batasan
waktu kerja, sehingga waktu istirahat untuk tidur pun tidak pernah
lebih dari lima jam.
Seharusnya disetiap diri orang itu ada rem-nya, sehingga dengan mana
kita dapat mengetahui batasan waktu kerja, kapan kita harus
berhenti. Rem tsb adalah kata CUKUP (Every one has a limit
ENOUGH). Hanya sayangnya di dalam diri mang Ucup, rem tsb sudah
Blong. Tidak ada tanda Stop atau tanda "Titik", karena ingin lebih,
lebih, lebih terus.
Tanda "Titik" itu disebut "Dot" dalam bahasa Inggris, maka dari itu
spesies tipe manusia rakus seperti mang Ucup itu disebut golongan
manusia generasi "DOT.COM" yang sudah tidak dapat mengetahui tanda
titik nya lagi, bahkan telah diganti oleh COM atau "Cult of More".
Kalau direnungkan, dari segi kebutuhan sehari-hari kami, apabila
hanya sekedar untuk makan dan minum saja, sebenarnya sudah lebih
dari cukup, tetapi anehnya masih saja terasa kurang; masih saja
terasa belum terCUKUPi, dimanakah letak batasan cukup itu ?
Apakah baru bisa dinilai cukup, apabila saya sudah memiliki harta
kekayaan seperti pak Harto alm. ? Walaupun kenyataannya apa yang
bisa dibawa oleh beliau ke dalam liang lahat selainnya beberapa
meter kain kafan ? Semua harta yang kita kumpulkan di dunia ini
sebenarnya suatu kesia-siaan saja, tetapi sayangnya mang Ucup masih
saja mau dipkuasai dan diperbudak oleh duit !
Tanyalah sama diri anda sendiri, apakah anda beda dengan mang Ucup ?
Kita bekerja lebih dari 12 jam sehari, bahkan disamping pekerjaan
sehari-hari kita masih mencoba untuk nyambi sana-sini mencari
penghasilan tambahan, tetapi kalau ditanya diakhir bulan apakah
semua penghasilan tersebut telah bisa mencukupi kebutuhan anda ?
Pasti jawabannya TIDAK, masalahnya tagihan berbagai macam kartu
kredit, uang sekolah anak, angsuran rumah, mobil belum iuran-iuran
lainnya masih tetap saja belum bisa terpenuhi.
Tetapi kebalikannya kenapa si Pulan walaupun hanya sekedar pegawai
kecil yang penghasilannya belum juga mencapai Rp satu juta sebulan
bisa merasa bahagia bahkan merasa cukup dan mensyukuri dengan
penghasilannya. Sedang kita dengan penghasilan yang jauh berkali
lipat kali ganda masih saja merasa tidak cukup ! Apakah definisi
cukup si Pulan dengan saya beda ? Apakah kebutuhan untuk makan saya
lebih dari banyak daripada si Pulan ?
Yang dicari oleh mang Ucup hingga saat ini bukannya "quality" dari
kehidupan melainkan "quantity" hal inilah yang membuat quality
kehidupan saya semakin hari semakin ambruk dan semakin merosot,
sehingga saya jadi sakit. Bukan hanya sekedar sakit jasmani saja,
melainkan juga sakit rohani.
Maka dari itu mulai hari ini saya ingin merubah cara pola hidup saya
untuk belajar menghayati perkataan "cukup" terlebih lagi untuk bisa
menentukan dan juga mempraktekannya di dalam kedidupan sehari-hari
saya, dimana antara lain saya ingin lebih mendekatkan diri saya
kepada Sang Pencipta maupun keluarga.
Omong-omong apakah anda sudah lihat gubuk virtuel barunya mang Ucup,
www.mangucup.
kalau belum, mampirlah sejenak kesana. Sudah disediakan bandrek dan
goreng singkong
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.
Homepage: www.mangucup.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar