Itu seh IMHO.
Yang sulit kan mengatasi problem perkawinan pada tahun-tahun
(5,10,15,20,25) tahun dst.
Apalagi misalnya ketika wanita mencapai taraf monopouse, sedangkan si
laki-laki lagi "tua-tua kelapa" makin tua makin banyak "santannya"
(apa setannya ya !) he..he.he.. Punya resepnya ?
Intinya kalau Tahun-tahun pertama biasanya seh OK OK saja tuh, alias
ke-JAIM-an belum runtuh.> mosok seeeeee?????> 2008/3/15 gotholoco <gotholoco@..????????
> soale sih bermasalah bahkan di beberapa jam setelah menikah ki akeh
> lhooo....
>.>: psikologi_transform
>
> > Uraian Bude Tih sepertinya bukan "masalah" di perkawinan tahun-tahun
> > pertama deh.
> > Soalnya keindahan dan kenikmatan hidup bersama dalam perkawinan dengan
> > segala "cerimonial" dan "ritual" masih begitu kental.
> > Dengan lain kata, toleransi masih bisa mengalahkan ego pribadi
> > masing-masing karena situasi dan kondisi masih dalam "bulan/tahun
madu".
> >
> > Salam
> >
> > --- Inatif@yahoogroups <psikologi_transform.com atif%40yahoogrou ps.com>,
> > "ratih ibrahim"
> > <personalgrowth@> wrote:
> > >
> > > *
> >
> > >
> > > Artikel untuk Wedding.Com
> > >
> > > Mengatasi Tahun Pertama Dalam Pernikahan
> > > *
> > >
> > >
> > >
> > > Biasanya, di tahun-tahun pertama pernikahan, sering terjadi
keributan,
> > > pertengkaran, konflik. terutama untuk hal-hal yang sepele. Menurut
> > saya, hal
> > > ini adalah hal yang lumrah terjadi. Mengapa? Karena kita belum cukup
> > > mengenal pasangan. Kita belum cukup tahu kebiasaan-kebiasaan si
> > pasangan,
> > > mengenal keinginannya, dan berbagai hal lain yang meskipupn kesannya
> > sepele
> > > ternyata sangat berpotensi menjadi sumber masalah dalam pernikahan,
> > terutama
> > > di tahun-tahun awal pernikahan. Hal-hal sepele, kecil, sederhana ini
> > yang
> > > disebut sebagai kerikil-kerikil dalam perkawinan. Tetapi bukankah
> > biasanya
> > > kita tersandung, terpeleset, jatuh justru oleh batu kerikil
kecil dan
> > > bukannya batu gunung yang besar? Ada yang bilang masa ini
sebagai sebuah
> > > masa orientasi, masa saling mengenal, masa saling menyesuaikan diri.
> > > Bayangkan, dua orang yang berbeda harus hidup bersama dalam satu
> > atap, satu
> > > tempat tidur, dan berbagi dalam segala hal. Bisa dipahami kan,
mengapa
> > > tingkat potensi konfliknya menjadi tinggi?
> > >
> > > Bagaimanapun pernikahan adalah sebuah peristiwa penting dalam
hidup yang
> > > menyatukan dua pribadi yang berbeda. Termasuk di dalamnya kebiasaan,
> > > harapan, aspirasi, latar belakang - baik keluarga, budaya,
pendidikan,
> > > sosial, dll. Sebelum menikah, dua pribadi ini akan melalui
sebuah proses
> > > yang disebut pacaran. Sebetulnya selama pacaran, kita bisa
belajar untuk
> > > saling mengenal secara lebih. Sayangnya, banyak dari calon pasangan
> > ini yang
> > > tidak cukup mampu menggali dan belajar tentang dirinya maupun
> > pasangannya
> > > secara lebih baik. Yang terjadi malahan, saling jaim. Akibatnya
setelah
> > > berpacaran kita tetap memiliki keterbatasan dalam mengenal pasangan.
> > > Mengapa? Karena masih ada begitu banyak hal yang ditutupi. Hal ini
> > membuat
> > > kita dan pasangan tidak sungguh saling mengenal.
> >
> >
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar