ya bagus,
coba anda tanyakan....
lewat private line......
ingat lho bukan party line.....
salam,
goen
--- In psikologi_transform
<as2004as_as@
>
> Oooo, Pak Dhe Goen , Pak Dhe Dewataku....
> Siapa tak iba melihat insan bercucur air mata dituntun Pak Dheku
> menangis tunduk mengguguk dihibur diberi ilmu Pak Dheku
>
> Kadang nafsu amarah merajalela Pak Dheku Dewata
> mengalami harga diri yang didera tak semena
> tanpa ada salah diri dan di-banding2kan dengan yang tak jelas
adanya
>
> Apakah yang dapat kuperbuat tanpa ada klarifikasi verifikasi
> dalam kantorku, selalu jelas bila perlu koreksi
> bagaimana yang salah semula, bagaimana koreksi
>
> Pak Dheku apakah yang terbaik dari diriku
> ntuk menyumbang kebaikan yang selalu kurindu
>
> muridmu pengagummu,
> As as
>
>
> goenardjoadi <goenardjoadi@
wrote: nah pertanyaannya.
>
> 1. siapa dia yang anda iba? siapa dia? mengapa kok Mas As-as
> menutup mata? Menutup hati?
>
> 2. untuk apa rasa iba itu? kanggo opo? efeknya opo? rasa iba
itu
> awal dari menemukan jiwa.
>
> rasa iba adalah pintu jiwa.
> rasa iba adalah pintu pada diri sendiri yang asli.
> Jiwa kita.
>
> salam,
> goen
>
> --- In psikologi_transform
> <as2004as_as@
> >
> > Ooo, Pak Dhe Goen ............
> >
> > O, Pak Dhe Goen .....
> > Aku iba mendengar nasib sahabat Pak Dhe ............
> >
> > Goenardjoadi Goenawan <goenardjoadi@
> wrote:
> > Dear Bapak Goen...
> >
> > sebelumnya shinta ucapkan banyak terima kasih atas kebaikan
anda
> yang telah sudi membagi yang anda punya, pertama yang shinta
rasakan
> adalah terlalu berat dan sulit sekali di pahami, mungkin juga
karena
> shinta terlalu di forsir kerja dan tertuntut untuk menyelesaikan
> kerjaan tepat waktu....
> > shinta tidak mau hanya sebatas membaca, tamat lalu disimpan
> begitu aja, shinta berusaha memahami dan mengerti dan menjadikan
> shinta adalah objek dari buku ini ...
> >
> > Rasanya kok kebangetan kalo shinta yang segini mengomentari
buku
> anda,
> > shinta tidak tahu harus komentar apa, yang jelas shinta
bener2
> seperti di telanjangi dan di sadarkan untuk kembali mengingat
siapa
> shinta dan apa yang telah membuat dia seperti ini ...
> >
> > ada tiga hal yang membuat shinta menangis karena haru dalam
buku
> ini
> > pertama adalah mang ucup ( bapak yusuf randi ), apa yang
beliau
> rasakan sama seperti yang shinta rasakan saat ini, kosong dan
> underpressure, tapi shinta tidak tahu harus bagaimana, membaca
email
> beliau untuk anda, seolah2 mang ucup sengaja berbagi dengan
shinta,
> kalau ternyata bukan hanya shinta yang lapar dan haus, lapar akan
> kasih sayang, dan haus akan sahabat sejati tempat shinta
berbagi...
> ah betapa mang ucup adalah motivator bagi shinta,
> > sekali terima kasih karena anda telah membuat shinta
terbangun,
> titip salam hormat dan takdim shinta buat bapak Yusuf Randi...
> >
> > kedua adalah Immanuel, pemuda itu seakan mengingatkan shinta,
> bahwa pendidikan yang tinggi bukan untuk di sia-siakan, dimana
> shinta baru saja sembuh dari sakit mental sebagai pemabuk dan
> pemakai barang2 haram itu,
> > shinta bener2 malu bahkan teramat malu, betapa bodohnya
shinta,
> telah kalah dengan nafsu dan tidak menyadari bahwa jiwa ini telah
> shinta siksa hanya untuk melampiaskan segala amarah dan sakit....
> >
> > ketiga adalah BUDAK UANG....sebuah pukulan telak bagi shinta,
> > lama banget shinta tidak mampu lagi untuk meneruskan membaca
> buku ini,shinta bener2 di telanjangi, di permalukan karena selama
> ini shinta telah menempatkan nama, pendapatan yang tinggi serta
> posisi dan karier diatas segalanya, sekarang semuanya telah
shinta
> dapatkan tapi kenapa jauh di dalam jiwa ini shinta merasa hampa,
> bahkan terkadang shinta merasa asing dengan diri sendiri....
> >
> > hal yang paling shinta sesalkan adalah ketidak mampuan shinta
> untuk menahan amarah, ternyata mendengarkan bawahan kita adalah
> obat batin bagi kita, terkadang sumpah serapah yang sampai saat
ini
> selalu shinta gunakan untuk memaki mereka terus shinta ucapkan
tanpa
> rasa sesal atau rasa bersalah...
> > betapa jauh sudah shinta menjadi orang lain, betapa gersang
jiwa
> shinta, yang selalu mementingkan keduniawian sebagai tuhan ...
> >
> > Bapak Goenawan yang terhormat...
> > sekali lagi terima kasih dan hormat shinta selalu buat anda,
> shinta tidak tahu harus mengucapkan apalagi, kesediaan anda
menjadi
> tempat shinta belajar dan berbagi adalah penyejuk bagi shinta,
yang
> selama shinta tidak tahu siapa shinta, kenapa shinta menjadi jauh
> dari kodrat shinta sebagai wanita yang penuh kasih sayang bukan
> pendendam yang ambisius seperti ini, yang pernah tidak mengenal
> Tuhan, dan juga hamba dari barang2 setan itu...
> > mohon maaf, kalau shinta ternyata jauh lebih hina dari
sampah,
> tapi shinta sudah berani untuk jujur setidaknya sekarang anda tau
> siapa shinta,
> >
> >
> > mohon masukan dari anda, teman,saudara, ayah sekaligus guru
bagi
> shinta ..
> > tambahan lagi , ternyata berdasarkan tes itu shinta termasuk
> golongan berprestasi.
> >
> > Salam hormat shinta khusus buat anda dan bapak Indra ..
> > /Shinta
> >
> >
> >
> > Dear Shinta,
> >
> > Syukurlah bila anda menyadari kodrat shinta sebagai wanita
yang
> penuh kasih sayang bukan pendendam yang ambisius seperti ini,
yang
> pernah tidak mengenal Tuhan, dan juga hamba dari barang2 setan
itu...
> >
> > Ketika Tuhan menciptakan kamu sesungguhnya telah menyayangi
> kamu, mengasihi kamu. Lalu mengapa kok hanya gara-gara masalah
> beberapa bulan saja kamu malah menjual jiwamu kepada setan?
> >
> > Mengapa kamu berpaling kepada setan?
> > Mengapa kamu tidak bisa merasakan adanya sosok Tuhan yang
> menjagamu, menyayangimu, mengasihimu? Masak hanya gara-gara satu
> laki-laki saja kamu menjual dir imu? Kepada barang-barang haram?
> >
> > Mengapa kamu bisa melupakan, menutup diri terhadap kebaikan
> orang-orang lain?
> > Sesungguhn ya Tuhan menciptakan begitu banyak anugerah,
begitu
> banyak berkat, begitu banyak pertolongan, begitu banyak pahala,
bagi
> umatNya.
> > Kamu hanya wajib menemukan satu saja. Satu kebaikan akan
> berantai, menyambung kepada kebaikan lainnya, dari orang-orang
> lainnya. Namun semua itu harus dimulai dari satu hal. Yaitu
dari
> dirimu sendiri.
> >
> > Sucikan hatimu, bersihkan jiwamu, dari semua benci dendam dan
> semua kotoran hidupmu, bersihkan semua kebencian luka di hatimu,
> peliharalah seekor ikan, bahkan seekor ikan saja memiliki tujuan
> hidup, harapan hidup, apalagi anda. Masih banyak orang baik di
> dunia ini, bila kita berpikir demikian.
> >
> > Mulailah dengan mengenal hatimu, dengan berbicara dari hati
ke
> hati dengan orang yang kamu percaya, lalu pertajam empati,
pikirkan
> kebaikan orang lain, pikirkan tentang orang lain, berikan makanan
> jiwamu, yaitu dengan pahala. Maka kamu akan hidup dengan penuh
> berkat.
> >
> > salam,
> > Goenardjoadi Goenawan
> > http://www.swa.
> cid=1&id=5630&
> > Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. & Ir.
> Stefanus Indrayana, MBA.:
> > * Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 31
Mei
> 2007]
> > * Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
> > Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
> > * Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
> > * Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
> > * Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
> > * Pelangi Kehidupan Entrepreneur
> >
> >
> > ------------
> > Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect. Join
Yahoo!'s
> user panel and lay it on us.
> >
> >
> >
> >
> > ------------
> > Be a better Heartthrob. Get better relationship answers from
> someone who knows.
> > Yahoo! Answers - Check it out.
> >
>
>
>
>
>
>
> ------------
> Luggage? GPS? Comic books?
> Check out fitting gifts for grads at Yahoo! Search.
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar