Dear Friends, Berikut tanya-jawab melalui e-mail
antara Rekan Nasrullah (dosen PT negeri, 31 tahun;
nama samaran) di Palembang dengan saya tentang
pengalaman MATA KETIGA, SPIRITUALITAS, dan KEDAMAIAN
BATIN. Semoga bermanfaat bagi rekan2 lainnya. (Leo).
++++++++++++
EMAIL DARI REKAN NASRULLAH:
Assalamualaikum.
Salam sejahtera selalu,
Apa kabar Mas Leo? .. Salam kenal
Saya Nasrullah dari Palembang, 31 tahun, saat ini
pekerjaan sebagai staf pengajar di salah satu
politeknik negeri. Saya tertarik jadi anggota di milis
kompati, pernah beberapa lagi contact by YM dengan VL
pendirinya. Saya juga sering membaca dan menyimak
postingan-postingan kompati dan anda di milis kompati
dan milis-milis lainnya.
Anda memfokuskan diri pada Mata ketiga yang menurut
apresiasi saya adalah sangat baik sekali. Ini
merupakan hal yang langka saat ini. Teruskan saja mas,
saya dukung; paling tidak dari diri kita sudah sadar
pentingnya nilai spiritual dalam kehidupan kita dan
lingkungan. Saya juga mengalami pengalaman mirip
seperti anda, jelas tidak sebanyak anda yang puas
malang melintang di dunia sipritual; atau masih terus
menggali lagi.
Menurut anda mata ketiga, bagi saya mungkin lain lagi,
tapi yang jelas makna inti dari itu adalah MKG dan
keikhlasan, ketenangan jiwa. Ternyata untuk menjalani
kehidupan menjadi diri sendiri, mendengarkan kata
hati/ batin kita tidak selalu mulus lancar; banyak
liku-liku pernah salah, pernah benar, disakiti,
dihina, dicaci maki dsb yang ga enak-enaklah,
what now?
Saya pernah menjalani meditasi, tafakur, duduk diem ga
mikirin apa2, ga mengharap apa2. Mulanya pengen liat
yang gaib2 maksudnya, tapi kata guru saya teruskan
aja, pasrah dan ihlas apapun yang terjadi, abaikan
saja mau ada jin yang nyaru ngaku2 wali atau mahluk2
yang ngaku2 si A si B dsb.
Lama-lama saya mulai merasakan pertamakali ada
ketenangan jiwa , perasaan cool nyantai, kayaknya
semua beban masalah hidup ini kok kecil yah, merasa
ada solusinya lama melakoni hal ini terus guru saya
mengajak saya ke tempat dugem, karaoke, jalan2 ke
mall; kata saya lho kok seperti ini yah. Lama2 saya
jadi ngerti bahwa meditasi tidak harus selalu di kamar
yang gelap gulita, di pinggir sungai, gunung-gunung,
gua.. tapi bisa kita lakukan di mana saja menurut kita
pas, dan mengenal diri ga mesti di tempat sunyi.
Makna hakikinya ternyata ada di postingan-postingan
anda; bahkan anda bertemu/janjian dengan orang
membahas mata ketiga malah di tempat-tempat yang ramai
dan nyantai sambil makan minum ngopi, ngudut.
Hehehehe... that`s nice.
Sampai disini dulu nanti kita lanjut lagi. Nanti
kapan-kapan kalo ada waktu and uang saya sempatkan
untuk bertemu fisik dengan Mas Leo, walaupun mungkin
ruh/batin kt sudah ketemu sebelumnya..
Sekalian anda sudah bisa membaca saya dari tulisan
ini, mohon saya diliatin saya termasuk elemen apa,
dan bagaimana pekerjaan saya sekarang menurut mas.
Terima kasih sebelumnya.
Oh ya, kalo ada rencana jalan ke Palembang dan butuh
teman silahkan saja hubungi saya, ga perlu
sungkan-sungkan, mudah-mudahan saya bisa bantu semampu
saya.
Regards,
Nasrullah
++++++++++++
JAWABAN DARI SAYA:
Waalaikumsalam.
Thanks for your testimony. Ya, memang seperti itulah
adanya. Memang bahwa meditasi tidak harus di
tempat-tempat sepi. Memang kita tidak harus melakon
dengan mengikuti berbagai syariat klise yang
sebenarnya sudah tidak pas lagi untuk dijalani di masa
Post Modern ini. Yang penting adalah ESSENSI itu.
Essensi itu apa? Kalau kita sudah bisa menangkap
Essensi, kenapa kita harus berkutat lagi dengan
kulitnya? Kulit hanyalah pembungkus thok. Dan jelas
kulit bukanlah isi, bukanlah Essensi. -- The problem
is, banyak orang yang merasa tidak berdaya untuk
melepaskan diri dari kulit yang telah membungkus
kebiasaan2 itu. Kulitnya berlapis-lapis, persis
seperti kulit badak yang berlapis-lapis. Tebal bin
tebal,... -- Well, saya cuma ambil itu sebagai
illustrasi saja. Tetapi, yang namanya kultur budaya
kurang lebih seperti itulah. Seperti kulit badak,
makan lama makin tebal. Dan saking tebalnya, maka
makin susah untuk diketahui apa isinya, apa
Essensi-nya. Essence, the Essential Thing, hal yang
Essensial, yang Hakiki. Yang Hak, yang Seharusnya,
yang Harusnya Menjadi.
MKG = Manunggaling Kawula Gusti. What a nice term!
What a nice term! --- Dimana-mana saya menulis di
internet selalu menjumpai sobat seperjalanan yang
matanya membelalak heran sekaligus takjub terpukau dan
berkaca-kaca melihat saya berani terus terang menulis
tentang MKG tanpa takut dimaki-maki oleh para pemangku
syariat. Siapa takut? MKG itu, kalau itu benar, itu
bisa terjadi saat ini, disini juga. Dan itu tidak
perlu nunggu tabungan terkumpul untuk jalan2 ke bagian
dunia lainnya. Gak perlu itu. Disini aja. Saat ini
saja. Ngapain tunggu sampe bisa nimpuk Al Syaiton.
Kalo mao nimpuk si syaiton, timpuklah Al Bathil itu
yang ada di diri kita sendiri juga. Gak usah nyari
kambing item. Kambing item rada susah dicari. Kalo
ketemu juga pun, kambingnya gak tau apa2. Dosa2 orang
kok mau di-transfer ke kambing item? En, nyang itu gak
gratis lageeh, kambingnya tetap musti dibayar. Biarpun
item, biarpun mau digorok buat jadi korban dosa, si
penjual kambing gak ikhlas rela begitu aja. Kita tetap
musti ngerogoh kantong juga buat bayar si Mr. Kambing
Item. Dosa mao ditebus kok syariatnya banyak bener?
Cappe dehh!! Ehem... more or less like that lah! You
know that already lah!
Anda ini memiliki elemen dominan Api. You are a Fire
Person, saudaraku. Itu jelas. Anda bicara apa adanya
saja, dan semuanya tentang hal2 nyata yang anda
lakukan. Anda berkata-kata dan bertindak memang
seperti itulah. A real fire person. Manusia Api?
Ehem,.. bukan manusia api, tetapi manusia dengan
elemen kepribadian yang disimbolkan dengan Unsur Api.
Api is Tindakah, Api is Energi, Api is No-Nonsense.
Apa adanya saja, tanpa basa-basi, tanpa cengengesan.
That's good, mending geetuh aja. Aku juga elemen
utamanya Api, sebenarnya, walaupun banyak juga
Air-nya, di dalamnya. You're a Fire person with Air
inside. Manusia dengan elemen kepribadian Api di
bagian luar, dan Udara di bagian dalam. Udara artinya
banyak berpikir dan menemukan hubungan-hubungan sebab
akibat. Itu anda di bagian dalam atau batin. Tetapi di
bagian luar, anda tetap seorang Api yang tidak
terlihat sebagai pemikir, tetapi a Man of Action,
mostly. --- Congratulation, Mas. Aku turut happy,...
and yes, menurut aku pribadi, pekerjaan yang paling
tepat adalah apa yang anda jalani sekarang. You are a
teacher kan? A teacher for the future generation kan?
We are on the same boat, then, we teach. We teach many
people who, on their turn, can teach many other
people. We take turns teaching. We grow in that way.
And when we grow, we grow together. Spiritually, in
Spirit and in Truth.
All the Best,
Leo
++++++++++++
[Leo adalah alumnus UI dan PennState, seorang praktisi
PSIKOLOGI TRANSPERSONAL. Untuk membuat appointment,
please contact him at HP number: 0818-183-615.
E-mail: <leonardo_rimba@
Tentang REKON MATA KETIGA, please see these link:
<http://groups.
Tentang PROFILE LEO, please see this link:
<http://groups.
Untuk bergabung di MILIS SPIRITUAL-INDONESIA
click this link:
<http://groups.
Send instant messages to your online friends http://uk.messenger
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar