Terima kasih untuk hospitaliti Bu Dhe
Adakah strata yang lebih tinggi dari kasih sayang
Muhammad mengajarkan
Jesus mengajarkan
Buddha nengajarkan
Bu Dhe Ratih memanifestasikan ...........
O, seandainya semua orang seperti Bu Dhe Ratih ............
By the way, apakah Bu Dhe punya samben di Surabaya sebagai event organizer bagi orang2 beken di Surabaya dan menyediakan ubarampenya ?
ratih ibrahim <personalgrowth@
Maafkan diriku yang sok tahu ini Bu Dheku ............
Hormatku slalu padamu, Bu Dheku
Brondong kalau blon bisa brenang jangan dipaksa-paksa, loh Bu Dheku ......
Nanti malam-malam mingseg-mingseg ndak mau makan ............
ratih ibrahim <personalgrowth@
Terima kasih, Bu Dhe, untuk teh nasgithel ditambah gedang rojo godog manis nyamleng itu, lagi juga mau, loh, hehehe ............
Bu Dhe, berhakkah menyamakan manusia dengan anjing gila atau hiu gila ?
Rasanya Jesus, Muhammad atau Nabi, Resi siapa saja tak menyetujuinya .
Tidak prejudice memang hanya mainan orang beradab, kok Bu Dhe ..........
Bu Dhe, eh , maaf, istilah tukang bakso itu tentu hanyalah adalah statistically, semoga Bu Dhe paham, artinya , tak ada kaitannya , dengan quotation apakah tukang bakso lebih tidak terhormat itu. Jadi cuma generally speaking, tukang bakso adalah .... begitu saja kok bu Dhe ......... hehehe ..........
Kalau di kantor saya, sekarang meskipun Doktor 17 kali, itu tak pernah ditulis, kok Bu Dhe, tak pernah pula ditonjolkan. Yang penting prestasi kok Bu Dhe.
Wong jadi Doktor di Ngamerikah sekarang guwampaaaang ...........
Jadinya menjadi tehibur karena lucu juga ketika Bu Dhe menulis :
Sungguh lebih lucu dari Mr. Bean.
Orang di dunia ini banyak membuat ilmu salah ataupun pengertian salah, kok Bu Dhe, tetapi tak akan dibunuh oleh orang lain, entah kalau sama orang2 yang berjanggut kayak kambing yang gemar membunuh itu.
Maaf loh, Bu Dhe, kalau em yu badzier ............
ratih ibrahim <personalgrowth@
Maafkan daku, Ratih Budeku
Maafkan bila energi Bu De terkuras
Maaf juga bila waktu Bu Dhe ikut terkuras
Pernahkah Bu Dhe melihat lumba2 yang menolong
lumba2 lain dalam keadaan exhausted
Kalau boleh bicara Tuhan
Tuhan banyak memberikan contoh perumpamaan.
Aku sendiri selalu tak tahan
Melihat seseorang dibuat bulan-bulanan.
Meski yang membulan-bulanankan
merasa ia paling benar paling pintar paling number one
Orang melihat David Copperfield di TV
Maka ia akan berkata
Oh itu cuma rekayasa computer rekayasa TV
Sangat lain dengan orang yang melihat David Copperfield live.
Zaman Columbus orang bilang, goblog nian kau Columbus .....
Coppernicus tak dipercaya Galileo didera
Waktulah yang menolongnya.
Tentu belum tentu semua yang dikemukakan benar.
Tentu cara mengemukakan mungkin juga tidak benar.
Tapi , bagi seorang yang bergelar Bu Dhe
tentu lain cara meresponsnya
Lain dengan tukang bakso jalanan ............
Maafkan daku Bu Dheku
Mungkin Bu Dhe anggap aku anak rewel
Mungkin saja, karena aku baru bisa jadi aku ............
ratih ibrahim <personalgrowth@
Kalau penulisnya salah,ia dapat merenungkan dan membuat koreksi seperlunya
Tentu saja waktu dan enerji ku dong...
Sebaiknya dibahas apa yang dikemukakan, Bu De Ratih.
Baru kemudian disimpulkan.
Mungkin akan lebih menarik hati, Bu De.
Kalau penulisnya salah,ia dapat merenungkan dan membuat koreksi seperlunya.
Maybe, you could introduce the quality of being polite and respectable.
ratih ibrahim < personalgrowth@
Bahaya Timbulnya Anarkis
;kritik terhadap Pendidikan di ruang Kelas.
Ditulis oleh: Vincent Liong
Tempat, Hari & Tanggal: Jakarta, Jumat, 27 Juli 2007
Ketika di dalam ruang kelas kita menghadapi
pengalaman-pengalam
diimajinasikan seperti seorang anak bermain game di
playstation. Kasus-kasus imajiner tsb dihadapi dalam
serial kuliah, hari-demi-hari tanpa tahu mengapa kita
menghadapinya. Kita tidak memiliki alasan yang
kongkrit mengapa kasus demi kasus imajiner tsb harus
kita hadapi, yang kita tahu 'katanya' adalah agar
pintar, agar lulus, dlsb.
Jadi kalau diurutkan logikanya dari tiap kasus yang
kita hadapi dengan posisi diri sendiri yang kongkrit
selalu ada missing link antara 'Saya sebagai diri yang
kongkrit'(ada dalam ruang fisikal) dihadapkan pada
kasus yang tidak memiliki relasi dengan saya. Lalu ada
iming-iming yang memuaskan ego diri kita masing masing
entah itu pujian karena pintar, nilai, ijasah, dlsb.
Memang ada norma-norma yang memisahkan tentang baik
dan tidak baik yang diajarkan, tetapi hal itu tetap di
kondisi imajiner yang amat jauh dari diri kita di
posisi kita sekarang. Hal itu ada hanya sebagai
variasi variabel-variabel bahasa yang kita temui dalam
tiap sesi kelas.
Nah, masalah ini menimbulkan satu resiko yaitu
terjadinya kondisi Anarkis. Anarkis adalah kebebasan
sebebas-bebasnya dengan tujuan pemuasan ego diri
sendiri (tidak ada tujuan kongkrit). Coba kita lihat
dari misalnya demonstrasi; demonstrasi,
gerakan-gerakan idealis anarkis, dlsb dapat terjadi
karena adanya paradigma-paradigma super ideal yang
tidak memiliki relasi langsung dengan diri yang
kongkrit.
Kalau mau lengkap pendidikan itu harus terdiri dari
dua paradigma yang bertentangan, tetapi saling
melengkapi yaitu: 'Why' dan 'How to'. Tetapi
masalahnya kita dididik dengan sistem pendidikan yang
berpangkal dari filsafat barat yang fokus pada
pencaharian alasan-alasan (Why) untuk tujuan
menjelaskan sesuatu; mengamati sesuatu dari luar dan
tidak pernah menghadapi masalah sebagai yang mengalami
langsung (How to). Dalam belajar variabel bahasa entah
itu dinamai baik atau dinamai tidak baik, bila tidak
ada relasi sebab-akibat yang kongkrit dengan diri kita
maka baik maupun buruk tentu dianggap sebagai variabel
yang sederajat. Yang beda hanya pengelompokkannya.
Kalau bosan jadi baik ya jadi yang tidak baik; toh
tetap tidak ada sebab-akibat dengan diri kita sebagai
pribadi, begitu juga sebaliknya. Semua hanya menjadi
sibuk di pikirannya sendiri yang dibuat-buat; semakin
dalam ya semakin rumit dan hanya bisa dikenali oleh
diri sendiri.
Maka dari itu muncullah semangat seperti misalnya
olahraga pikiran, olahraga intelektual, dlsb ;yang
muncul dari kalangan yang mengenal variabel bahasa,
tetapi tidak mengenal relasinya dengan dunia kongkrit.
Dalam kebebasan berolahraga pikiran; baik manusia, dan
segala sesuatu di sekitarnya hanyalah variabel. Baik
atau buruk, bagaimana efek sampingnya terhadap orang
di sekitar kita tidak perlu diperhitungkan karena
dianggap semua itu hanyalah bagian dari peregangan
otot, simulasi perlombaan, semangat olahraga. Kita
saling menggosipi, kehilangan persahabatan, kehilangan
kepercayaan dari teman, menjatuhkan teman atau bahkan
yang merugikan diri sendiri ; semua dianggap sekedar
bagian dari sensasi olahraga itu sendiri.
Seperti ketika kita bermain game tembak-tembakan
Counter Strike maka proses pengalaman membunuh dan
terbunuh, kematian musuh atau bahkan kematian diri
kita sendiri adalah bagian dari proses pemenuhan
kesenangan, kepuasan diri, toh nanti bisa tekan tombol
reset dan game bisa berulang lagi dari awal.
Sebagian orang yang bisa memanfaatkan fasilitas
bernama pendidikan untuk kelangsungan hidupnya, tidak
sekedar untuk rekreasi bernama olahraga pikiran.
Mereka-mereka ini adalah orang-orang yang memanfaatkan
kemampuan berbahasa atas variabel-variabel di
bidangnya masing-masing untuk dikaitkan dengan usaha
di dunia nyata untuk sebuah tujuan kongkrit yaitu
mencari sesuap nasi, misalnya: Bagaimana mengerti
teori ekonomi, hukum, psikologi, kedokteran, tekhnik,
matematika, dlsb lalu bekerja atau membuka usaha
hingga bisa memberikan kemapanan ekonomi bagi
keluarganya sendiri. Setidaknya untuk hari ini
keluarga saya masih bisa makan dan hidup layak.
Jadi yang membedakan para anarkis (olahraga pikiran)
hasil didik pendidikan berbasis filsafat barat (why)
dengan mereka yang mampu memanfaatkan secara
menyeluruh fungsi 'Why' dan 'How to' adalah; Manusia
yang untuh selalu memiliki tujuan yang kongkrit.
Mengenang budaya Anarkis bernama Olahraga Pikiran yang
telah menjamur di maillist
Psikologi_Transform
http://groups.
.
Ketika masing-masing dari pemain kehilangan
persahabatan, kehilangan kepercayaan dari dan kepada
teman, menjatuhkan teman, merusak hubungan keluarga
interen teman, merusak nama baik diri sendiri, semua
lenyap, hilang. Yang tersisa hanyalah semangat
berolahraga pikiran dan semangat gossip menggosipi
sesama teman sendiri.
Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Jumat, 27 Juli 2007
Biodata penggagas budaya Anarkis bernama Olahraga
Pikiran: Nuruddin Asyhadie.
Nuruddin Asyhadie, Lahir di Mojokerto, 27 Pebruari
1976, beralamatl di "Padepokan Ngawu-awu Langit"
Karang Bendo CT III/23c, Jl. Kaliurang Km 5 Yogyakarta
E-mail: asyhadi-@eudoramail
Menamatkan sekolah menengah di SMA Negeri 6 Surabaya,
lulus 1993/1994 dan kini sedang menyelesaikan
skripsinya tentang gramatology Jaques Derrida di
Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta.
Aktif di Teater Sanggar Shalahuddin Yogyakarta, sempat
menjadi wartawan Yogya Pos, 1995-1996, kini Redaktur
Jurnal Filsafat Kaca Mata, Kelompok Bermain Kaca Mata
dan Direktur Riset dan Penerbitan Pabrik Tontonan.
Beberapa sajaknya pernah mendapatkan penghargaan
sebagai dominasi Kejuaraan 5 Puisi Kategori Nominasi
Lomba Cipta Puisi Remaja, Perhimpunan Persahabatan
Indonesia-Amerika (PPIA) dan Forum Apresiasi Sastra
Surabaya (FASS), dalam rangka Festival Puisi Indonesia
XIII (1992), Juara I Lomba Cipta Puisi St. Louis 2
Cup I (1993), Pemenang Ketiga Lomba Cipta Puisi
Se-Indonesia, Teater Kene, Tabanan Bali, (1993),
Sembilan puisi terbaik Lomba Cipta Puisi Perdamaian
"Art and Peace" (1999) Wianta Foundation.
Karya-karyanya yang lain Angin Lalu (1994)
dipentaskan
oleh Kelompok Doyan Kerja Surabaya pada tahun yang
sama. Sastra Jendra (1995) dipentaskan oleh sanggar
Shalahuddin Yogyakarta pada tahun yang sama. Berapa
Harga 1 Kg Puisi?, reportoar bersama Kelompok Doyan
Kerja Surabaya, 1997. Menyingsing Fajar (1993),
kumpulan puisi bersama 12 penyair muda se-Indonesia,
diterbitkan oleh Teater Kene, Tabanan Bali.
Send instant messages to your online friends http://au.messenger
Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder tool.
Ready for the edge of your seat? Check out tonight's top picks on Yahoo! TV.
Get the free Yahoo! toolbar and rest assured with the added security of spyware protection.
Sick sense of humor? Visit Yahoo! TV's Comedy with an Edge to see what's on, when.
Building a website is a piece of cake.
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
Building a website is a piece of cake.
Yahoo! Small Business gives you all the tools to get online.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar