Oret-oretan ini bukanlah artikel rohani dan juga tidak ada kaitannya
dengan agama tertentu. Mang Ucup berusaha untuk menulis artikel
Agama ini dari sudut pandangan psikologis, filsafat maupun ilmiah.,
mogah-mogahan hal ini tidak menyalahi peraturan yang ada.
Tidak bisa dipungkiri diskusi yang paling sengit dan paling lama di
berbagai macam milis pada umumnya yang ada kaitannya dengan masalah
Agama. Hal inilah yang menyebabkan artikel rohani di milis-milis
umum, kurang disenangi. Agama bisa jadi pemicu perang misalnya
perang Salib atau perang di Irlandia, pemicu pembunuhan bahkan
pembantaian etnis misalnya Yahudi.
Gara-gara Agama juga banyak pasangan maupun keluarga yang menjadi
retak misalnya karena beda agama pasangan tidak bisa nikah, atau
suami menceraikan istri yang pindah agama ataupun orang tua
memutuskan hubungan dengan anaknya.
Tidak bisa dipungkiri pula, banyak orang menjadi kehilangan daya
nalar atau daya pikirnya pada saat ia menganut agama. Bahkan sudah
terbuktikan banyak orang menjadi sadis, karena dipicu oleh masalah
agama.
Secara terminologis, definisi "Agama" itu sendiri sudah menimbulkan
persoalang yang pelik. Apa yang disebut "Agama" itu ? Dan
kepercayaan mana saja yang layak dikategorikan sebagai "Agama" ?
Misalnya menurut mantan menteri agama Tarmizi Taher aliran Kong Hu
Chu tidak bisa dinilai sebagai agama, melainkan hanya sebuah
filsafat hidup, sehingga pada saat itu pemerintah tidak bisa dan
tidak mau mengakui sebagai agama.
Jangankan di Indonesia, di negara maju seperti Jerman sekalipun,
mereka pusing untuk menilai suatu kepercayaan atau aliran; apakah
ini agama ataukah bukan misalnya aliran Scientology di Jerman,
mereka menilai ini bukanlah agama. Hal ini menimbulkan proses hukum
yang bekepanjangan.
Kata Agama dalam bahasa Indonesia diserap dari bahasa Sangsekerta (
a = tidak; gama = kacau). Secara etomologis, agama itu berarti
sesuatu yang "Tidak Kacau". Banyak orang memiliki keyakinan tanpa
adanya agama sama seperti juga tidak memiliki hukum, jadi dunia akan
kacau, karena segalanya diperbolehkan.
Dalam kebanyakan bahasa Eropa, kata agama itu berasal dari bahasa
Latin = Religio yang diserap dari kata Ligare = mengikat; sedangkan
Re = lagi; jadi bisa diartikan sebagai mengikat lagi. Konon kata
Religion itu berasal dari St. Agustinus. Sedangkan dalam bahasa Arab
= Din yang bisa diartikan sabagai taat atau suatu kata yang mengacu
kepada kepatuhan.
Pada saat pemerintahan Order Baru, agama itu di definisikan
sebagai Kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa", sehingga aliran
yang tidak percaya akan Tuhan ataupun Tuhan yang Maha Esa sebenarnya
tidak bisa dinilai sebagai agama.
Banyak orang dengan secara gampang menyatakan bahwa semua agama itu
sama, kalau kenyataannya semudah demikian, maka manusia dengan mudah
bisa gunta-ganti agama, seperti juga ganti pakaian. Tetapi
kenyataannya boro-boro ganti agama ganti aliran pun sudah bisa
dinilai sebagai dosa besar, misalnya Kristen Katolik pindah menjadi
Protestan.
Banyak orang berpendapat, bahwa berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki oleh umat manusia sekarang ini, kita sebenarnya tidak butuh
agama, tetapi dilain pihak tidak bisa dipungkiri, bahwa manusia itu
lemah.
Selama masa hidupnya ia akan ditempa oleh berbagai macam problem
kehidupan, penyakit maupun penderitaan. Hal inilah yang disaksikan
dan dialami oleh setiap manusia. Disamping itu setiap manusia yang
lahir di dunia, hanya memiliki satu tujuan saja ialah kemusnaan
alias kematian.
Hal inilah yang mendorong manusia untuk mencari sesuatu yang lebih
luhur, kepada siapa manusia bisa berharap atau mencari sesuatu
setelah kehidupan ini. Jadi agama itu menurut pendapat mang Ucup
adalah suatu kepercayaan (Bahasa Jerman = Glauben) entah kepercayaan
apapun juga yang mereka anut dan ini tidak harus ada kaitannya
dengan kepercayaan kepada illah saja. Sebab aliran atheist pun bisa
dinilai sebagai agama ialah kepercayaan akan tidak adanya illah !
Kenapa orang sampai bersedia mengorbankan segala-galanya demi
agama ? Mulai dari harta sampai tubuhnya sendiri ? Apakah mereka itu
semuanya orang sakit jiwa ? Bacalah oret-oretan selanjutnya. Begitu
juga apabila diijinkan oleh Moderator.
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.
Homepage: www.mangucup.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar