ku jenenge menyiksa diri sendiri....
emoh ne aku Mbah...
----- Original Message -----From: as asSent: Monday, August 06, 2007 8:18 AMSubject: Re: [psikologi_transformatif] Re: Bila jatuh hati kepada sesama miliser Waaah, tapi perasaan eksotis yang didapat loooh, Pak Dhe Goen ..................
Lebih indah dari nyanyian sorgawi ...................
Lebih membuat ketagihan daripada candu .............
Maka jantung mau jadi apapun tetap rela ..............
Demi cinta
Yang menggelorakan kalbu
Yang menjadikan dunia menjadi lebih indah dari aslinya ..................
goenardjoadi <goenardjoadi@gmail.com> wrote:jatuh cinta, mengapa cinta kok jatuh? mengapa kita perlu cinta?
seolah-olah itu nikotin campur cafein yang paling tinggi kadarnya,
dan kadang memabukkan, menghilangkan logika dengan candu asmara..
bagi yang sedang mabuk asmara, ingat, cinta membahayakan jantung,
janin dan menyebabkan keguguran.
salam,
goen
--- In psikologi_transformatif@yahoogroups , "leonardo_rimba".com
<leonardo_rimba@...> wrote:
>
> Mas,
>
> What a fresh insight. Thanks untuk masukannya, something very
honest.
> Sesuatu yang jujur itu tidak selalu harus "wah". Dan tidak harus
> memaki-maki seperti orang kalap. Dan tidak harus berpura-pura
rendah
> hati tapi ternyata sombongnya seperti seorang mbok2 bakul jamu
yang
> biarpun gak laku tetap aja bilang jamu gendongnya nomor satu. Dan
> harus dikasihani oleh semua orang supaya egonya bisa merasa ayem
> tentrem. Hm, it's not like that lah. Kita tahu bahwa yang muna2
itu
> will not go nowhere lah. Maki kanan. Maki kiri. Tapi sebenarnya
cuma
> memaki dirinya sendiri saja.
>
> Thanks for your fresh insight, again.
>
> All the Best,
> Leo
>
> PS: Nama aslinya siapa seh?
>
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups , as as.com
> <as2004as_as@> wrote:
>
> Bila jatuh hati kepada sesama miliser.
>
> Pada dunia nyata, orang2 kadang2 menjadi jenuh dengan pekerjaan
> rutinnya. Pada keadaan seperti itu, juga pada waktu menunggu
> datangnya pekerjaan, orang2 kadang2 kemudian mencoba masuk ke
dunia
> virtual.
> Antara lain dunia virtual yang sering dimasuki dan yang
> menjadikan manusia seakan mencandu, ialah masuk ke milis2 yang
sesuai
> dengan pilihan seleranya..
> Di situ manusia dengan manusia berinteraksi dengan banyak
> ragamnya. Milis yang tidak dimoderasi atau yang moderasinya tidak
> ketat, sering menjadi pilihan. Dalam berinteraksi itulah,
seseorang
> mungkin tertarik dengan lawan jenisnya. Apa yang menjadikan rasa
> tertarik ? Ada banyak hal. Mungkin karena saling empati satu
dengan
> lainnya, mungkin tertarik atas postingan2 yang dikirim, mungkin
> karena cocok dengan pokok pembicaraannya dan lain sebagainya.
> Interaksi akan makin berlanjut, dan yang berlawanan jenis
mungkin
> akan berlanjut menjadi saling cinta. Yang menarik, banyaklah yang
> kemudian yang diteruskan menjadi suatu perkawinan yang bahagia.
> Tetapi manusia banyak ragamnya. Karena alasan2 tertentu,
mungkin
> seseorang akan menggunakan nama atau ID yang berbeda dengan
namanya
> sendiri, dan kemudian bertemu dengan lawan jenis yang seperti itu
> juga keadaannya. Kasus seperti itu banyak terjadi pada manusia
sibuk
> yang bila menggunakan nama identitas asli dan dengan nama
> perusahaannya, tidak dibenarkan oleh perusahaannya. Hal itu banyak
> terjadi pada perusahaan2 besar bertaraf internasional, yang
mempunyai
> sistem IT yang ketat serta LAN atau WAN yang eksklusif. Sistem IT
> perusahaan hanya mengizinkan sistemnya untuk company business
saja,
> dan langsung ditolak oleh sistem, bila digunakan untuk masuk ke
> milis2.Maka Yahoo adalah solusinya, dengan kemudahan sistem
> telekomunikasi yang mutakhir, dan tentu saja harus dengan biaya
> sendiri dan laptop pribadi.
> Nah, manusia2 sibuk yang kesepian di dalam kesibukannya dengan
ID
> yang bukan namanya inilah , bila saling jatuh cinta, akan
mengalami
> sesuatu yang eksotis, meskipun. mereka kadang2 tidak pernah
mengaku
> bekerja di mana dan berada di kota mana, tapi saling jatuh cinta.
> Mereka bahkan tidak mau saling memberikan fotonya, oleh
karena
> khawatir bila terjadi hal2 tertentu yang dapat mempengaruhi
kondisi
> perusahaannya.
> Jadi mereka pada jatuh cinta dengan bayangan yang mereka
ciptakan
> sendiri. Manusia sukses cenderung narcis. Mereka akan makin
terjerat
> oleh cinta mereka oleh karena lawan jenisnya mempunyai wajah yang
ia
> tentukan sendiri yang akan selalu dicintainya.
> Si manusia sukses ini hanya sempat membuka milis saja, karena
waktu
> terbatasnya, dan sangat jarang yang kemudian googling untuk
mencari
> identitas lawan jenisnya, yang biasanya juga tidak ada atau sukar
> untuk memperolehnya, dan mungkin ada juga yang sengaja tidak mau
> googling.
> Maka lawan jenisnya ini ditentukan sendiri olehnya, bagaimana
> wajahnya pada range usia berapa. Yang membuat mereka saling cinta
> adalah misalnya kesamaan selera, kesamaan cita2, cocok dalam
> berinteraksi, mungkin sama2 menyukai puisi, menyukai filsafat,
music,
> menyukai rasa romantis bersama, saling memberikan semangat dll.
> Mereka akan saling rindu satu sama lainnya, yang dapat
berlanjut
> menjadi posesif, dan dari milis migrasi ke japri, dengan laptop
dan
> pesawat telekomunikasi canggih menjadi malaikatnya.
> Kondisi ini akan berlanjut dan banyak memberikan dorongan
positif
> pada karier mereka.
> Hal yang sebaliknya akan terjadi, bila seseorang keliru dalam
> berkata atau melangkah, yang kemudian mengakibatkan partner lawan
> jenisnya menjadi terluka hatinya.
> Ini akan gawat, oleh karena sukar sekali obatnya. Bayangkan
bila
> merasa dikhianati oleh orang yang dicintai sepenuh hatinya.
> Jadi, hati2 dalam melangkah, kawan, jagalah atmosfir positif
> yang melingkupi cinta sesama miliser, yang bagi yang cukup cerdas
> akan membawa kepada kesuksesan bersama.
> As as.
>
>
> --- End forwarded message ---
>
Need a vacation? Get great deals to amazing places on Yahoo! Travel.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
SPONSORED LINKS
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar