Hello Don
Jangan2 memang kita tetanggaan nih.......*sambil ngelongok ke rumah sebelah...... whaaaaaaaa, tetangga gue lagi keluar, sarungan pake kaos oblong... ga mungkin itu elu kannnnnnnnn? *meringis lebarrrr- hehe*
Gile, kok bisa-bisanya mengutip segala macem ayat begini?
Kalau baca Alkitab, Don, apakah kamu apalin? *takjub*
Terima kasih untuk penjelasanmu.
Meski menurutku, orang hidup itu ya buat sekarang ini nih.
Buat saat ini.
The present time.
The now.
As there's no other now.
Jadi, bukan buat nanti-nanti.
(Jadi inget buku item kecil yang ditulis Spencer Johnson, MD. Judulnya : The Precious Present)
Dan, menurutku juga, justru karena kita hidup ya untuk sekarang, idealnya yaaaaaaaaaaa kita jalani hidup ini secara sangat baik.
Carpediem! Seize each day to the fullest...
(yang kalau mau diplesetin atau didebatkan menjadi sesuatu yang hedonis, itu salahnya yang melakukannya...)
Karena jika tidak, as there is no other now, itu ya salah kita sendiri.
Bagaimana jika masih menyimpan dendam, penasaran di dalam diri?
Ya udah.
Masih penasaran?
Ya hidupnya sudah habis.
Jam tayang sudah lewat.
Mau apa lagi?
Begitu hidup kita the end, ya the end...
Tamat.
Finito.
Lalu bagaimana dengan roh orang2 yang kita kasihi itu?
Apakah mereka gentayangan? Mampir di sofa? Duduk ikut nonton tivi atau makan malam bersama kita?
Menurutku, ya tidak lah....
Bahwa menurut kita masih hidup, lantaran memang hidup dalam kenangan kita.
Again, lantaran pikiran kita memelihara kenangan itu.
Ngomong2, Don...
apa yang saya katakan tidak saya kait2kan dengan agama.
apalagi dengan ajaran2 agama, maupun apa yang tertulis dalam ayat2 di situ, atau katanya si Yesus, santo ini dan santo itu.... orang suci ini dan itu.
apalagi dengan dogma2 gereja...
Terus,
Tiba2 juga saya jadi teringat bukunya si Scott Peck.
yang kalau ga salah inget nih ya..., dia mencoba mengulik tentang kerinduan kita akan tuhan, pencarian kita akan tuhan... dan bagaimana kita kadang mengira menemukan tuhan pada hal-hal yang kita kira menjadi sumber bahagia kita.
Entah itu barang, hobi, teman, pacar, kegiatan, bahkan agama dan lain sebagainya...
Saya memang jadi merenung lama setelah membacanya dulu...
Lalu,
bagaimana dengan kelanjutan obrolan kita?
Apakah ada inkarnasi?
Barangkali ya......
Kalau ya, lalu apa?
Apakah ada roh yang hidup?
Mungkin saja....
Terus? Lalu apa?
Apakah ada roh2 halus berkeliaran di sekitar kita?
Energi dan kehidupan lainnya yang bergentayangan?
Mungkin ya, mungkin tidak?
Lalu apa?
Apakah kerajaan Tuhan ada?
Mungkin aja ada?
Alamatnya dimana?
Kalau sudah ketemu, lalu apa?
So...........
Nglanturkah saya?
Jangan2 iya....
hehehehe
Selamat hari Kamis..
Ratih
On 9/27/07, don kenow <donkenow@yahoo.co.id > wrote:
Hello Ratih,Selamat pagi....Setuju, setuju...ngobrolnya jadi asik :-)Mo nambahin aja sedikit dari yang sudah saya uraikan, disebut re-inkarnasi adalah karena ada konsep waktu, ketika konsep waktu kita lepaskan maka "tidak ada" tuh yang namanya re-inkarnasi :-). Tidak ada-nya saya kasih tanda kutip. :-), nanti dijelasin di bawah.Roh (manusia) yang masih menyimpan mangkel/dendam atau earthly desires lainnya yang membutuhkan tubuh fisik untuk implementasinya (misalnya keinginan utk makan enak, atau seks dahsyat :-)) akan menyebabkan si roh kembali ke tubuh fisik, menyebabkan si roh akan mencari tubuh fisik baru utk mengimplementasi keinginannya itu, dia akan terbakar oleh keinginannya tersebut (misalnya dendam) sehingga dia tidak akan bahagia di surga (surga bisa juga dalam makna state of being-->dia tidak bisa damai sejahtera).Kita sebut re-inkarnasi karena ada konsep waktu. Masuk/ketarik lagi ke tubuh fisik tahun 1100 trus karena desires masih bercokol masuk lagi ke tubuh fisik tahun 1790, trus ke tahun 2007 dstnya...dstnya... selama desiresnya itu belum ter re-align ke desires yang lain, heavenly desires (Love God supremely and others as ourself, Jesus' teaching) maka si roh akan bolak-balik masuk ke tubuh fisik, atau kalaupun tidak masuk ke tubuh fisik maka dia akan menjadi earth-bounded souls Konsep waktu itu khan "konsensus" (email sebelumnya).Ketika konsep waktu "dilepas", "tidak ada" tuh yang namanya re-inkarnasi. :-)Analoginya sama dengan misalnya kita berpisah dengan sahabat kita yang LN, terus karena kangen banget kita ketemuan sama dia. Kangen nggak ilang walau kita sudah terpisah ribuan km. Sayang ibu pada anaknya tidak hilang walau sudah terpisah secara fisikal ribuan KM. (ada selisih waktu juga :-), misal USA dgn Indonesia). Ketika masih hidup dengan tubuh fisik sekarang, kangen diobati dengan ketemuan. Ketika sudah tidak berada dalam tubuh fisik yang sekarang (misalnya sudah mati) maka kangen yang teramat sangat, desires yang teramat sangat akan menyebabkan si roh terus mencari sahabatnya itu, salah satunya adalah bisa masuk lagi ke dalam tubuh fisik yang baru (konsep reinkarnasi). ............. Sampai dengan tahun 553 M, dalam kekristenan tidak ada larangan maupun anjuran untuk mempercayai reinkarnasi, yang percaya silahkan, yang enggak juga nggak papa. Lah tahun 553, Kaisar Justinian bikin konsili, dia ngumpulin bishop2 yang ada kala itu, dan lahirlah Justinian Code dan sejak itu kepercayaan atas reinkarnasi menjadi suatu anathema (accursed). Dalam konsili itu ada pro dan kon, dan yang dilakukan oleh justinian karena ingin memaksakan pendapatnya (dan bishop2 yang mendukungnya) adalah memecat semua bishop yang tidak sependapat dengannya. Sejak itu kepercayaan atas reinkarnasi menjadi suatu anathema (accursed) bagi kristen2, saya mah nggak peduli dibilang/dikategorikan anathema :-). Sabodo teuing :-). I know what I belief. Saya setuju bahwa surga adalah di pikiran kita :-), cuma ada plusnya, yakni plus di hati kita, plus di jiwa kita ----> a state of being. (Lihat Yoh 14:23).Namun demikian beberapa being yang berada dalam state of being surga ketika ngumpul di suatu tempat, kita misalkan aja di starbuck :-) maka lokasi starbuck itu akan menjadi semacam 'tempat' surga. Jadi surga bisa berarti state of being (damai sejahtera, sukacita, etc lihat Gal 5 :22-23), bisa juga bermakna tempat--->the Kingdom of God.Yesus Kristus mengajarkan supaya manusia menumpuk harta di surga, karena dimana harta si manusia itu berada disitulah hatinya berada. Mengasihi Allah secara komplit (your heart, mind and soul) adalah menjadikan Allah sebagai harta, sehingga di Allahlah hati si manusia berada.Hukum Kasih (Mat 22 :37-39) adalah hukum ketertarikan, the law of attraction.Kita akan tertarik ke sesuatu atau seseorang atau hal yang kita kasihi. Ini otomatis.Desires---->direction---> destination/destiny. Kita mengasihi Allah maka kita akan tertarik secara otomatis kepada Allah. Kita mengasihi dunia (earthly desires) maka kita akan tertarik secara otomatis ke dunia.Dan Yesus katakan kita tidak bisa melayani dua tuan sekaligus, we can not serve two gods at once, karena kita akan lebih mengasihi yang satu daripada yang lain.Mengasihi dunia ya ... kembali ke dunia (reinkarnasi) atau berada di dunia terus (ketika konsep waktu dicopot/dilepas). Lihat perumpamaan anak yang hilang, si anak itu yang milih pengen terpisah dari bapaknya, "gue minta bagian harta gue, gue mo having fun...", maka terpuruklah dia, lost.. Begini saya memahami reinkarnasi dengan latar belakang saya, titik berangkat yang sebenarnya tidak jauh-jauh amat sama Ratih, malah deket kali ya ? :-)Salam,Donny KN
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar