Pertanggungjawaban Dewan Juri
Penghargaan Sastra Indonesia-Yogyakarta Tahun 2007
DEWAN JURI "Penghargaan Buku Sastra Indonesia-Yogyakarta Tahun 2007" yang dibentuk oleh Kepala Balai Bahasa Yogyakarta, bertugas untuk memilih sebuah buku sastra oleh pengarang Yogyakarta dan yang terbit di kota Yogyakarta tahun 2006. Dari sebuah novel dan kumpulan cerpen (satu diantaranya buku puisi) yang dipilih, tiga orang juri telah bersepakat untuk memilih sebuah novel sebagai penerima Penghargaan Buku Sastra Indonesia-Yogyakarta Tahun 2007.
Hadiah penghargaan ini diberikan pada sebuah novel yang berjudul Lumbini karya Kris Budiman, terbitan Jalasutra, Yogyakarta, Agustus 2006. Novel ini berhasil memenuhi persyaratan dari sudut tema, teknik penulisan, ekspresi dan ketepatannya. Kecermatan penulisan latar tempat, konsep-konsep, dan perilaku tokoh-tokohnya, terekspresikan dengan pas dan apik. Ketelitian dalam pembahasan merupakan keunggulan novel ini dibanding dengan novel-novel lain yang dipertimbangkan sebagai calon penerima penghargaan ini.
Novel setebal 114 halaman ini, mampu menjembatani hiruk-pikuk dunia pop yang sarat akan konsumtivisme-superfisialitas pada satu sisi dengan dunia permenungan spritual-intelektual yang mendalam pada sisi lain. Di tengah-tengah hiruk-pikuk kecenderungan 'luar negeri minded' dalam produk sastra dan budaya lain belakangan ini, dan yang hampir selalu Amerika Serikat atau Eropa, yang konsumtif dan superfisial, dalam Lumbini Kris Budiman sengaja memilih Asia, sebagai tempat pembelajaran intelektual dan rohaniah yang serius dan intens.
Novel ini berkisah tentang perjumpaan Ratna (arsitek) dengan Niko (yang sedang terlibat program dokumentasi arkeologis Bakhtapur Research Program) ketika Ratna melancong ke Kathmandu (Nepal) yang pernah termashur sebagai sarang hippies. Ratna terkesima dan tergetar ketika ikut Niko ke Lumbini (tempat yang dipercaya sebagai kelahiran Siddharta). Di depan relief Dewi Maya (ibunda Siddharta) ia memperoleh pengalaman gaib. Pengalaman ini belakangan membawanya untuk mengunjungi Candi Mendut dan Vihara Mendut di Jawa Tengah pada hari raya Waisak. Pelancongan yang tak bertujuan apapun selain ingin bersenang-senang, sontak berubah menjadi awal peziarahan yang bakal berbuntut panjang, seperti tersirat dalam kalimat akhir yang menutup novel tipis ini, Dear Niko, the Lumbini Affair is not over yet!
Demikian pertanggungjawaban kami.
Yogyakarta, 10 November 2007
b.rahmanto-tirto suwondo-landung simatupang
Looking for last minute shopping deals? Find them fast with Yahoo! Search.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar