Pada suatu hari Sang Bhagava berada di Kosambi di hutan simsapa. Dipungutnya beberapa helai daun simsapa dengan tangannya, lalu beliau bertanya kepada para bhikkhu: "Bagaimana menurut kalian, para bhikkhu, manakah yang lebih banyak, beberapa helai daun simsapa di tanganku ini, ataukah seluruh daun yang ada di atas kepala di hutan ini?"
"Daun yang ada dalam genggaman Sang Bhagava hanya sedikit jumlahnya, Bhante. Sedangkan daun yang ada di atas kepala di hutan ini jauh lebih banyak."
Begitu pula, para bhikkhu, hal-hal yang kuketahui secara langsung, tetapi tidak kuajarkan adalah jauh lebih banyak [daripada yang kuajarkan]. Dan mengapa itu tidak kuajarkan? Oleh karena hal-hal itu tidak berkaitan dengan tujuan [atthasa.mhita.
Lalu, apakah yang kuajarkan? 'Inilah dukkha ... Inilah sumber dukkha ... Inilah berakhirnya dukkha ... Inilah jalan menuju berakhirnya dukkha'; itulah yang kuajarkan. Dan mengapa hal-hal itu kuajarkan? Oleh karena hal-hal itu berkaitan dengan tujuan, berkaitan dengan dasar-dasar hidup suci, dan membawa kepada kelepasan, kebebasan dari nafsu, pengakhiran, keheningan, pengetahuan langsung, pencerahan, kepadaman. Itulah sebabnya aku mengajarkan hal-hal itu.
Oleh karena itu, tugas kalian adalah merenungkan, 'Inilah dukkha ... Inilah sumber dukkha ... Inilah berakhirnya dukkha.' Tugas kalian adalah merenungkan, 'Inilah jalan menuju berakhirnya dukkha.' "
[Samyutta-nikaya, 56.31: Simsapa-sutta]
Salam,
Hudoyo
PS: Nama Latin pohon simsapa adalah 'Dalbergia sympathetica'
At 01:26 AM 12/17/2007, yao sugiar wrote:
>Secara umum umat Buddha memiliki pemahaman, bahwa Sidharta Gautama menjadi Buddha karena telah mencapai penerangan sempurna.
>Pemahaman mencapai penerangan sempurna seolah-olah menguasai 100% ilmu pengetahuan yang ada dialam semerta ini.
>
>Kalau saja Siddharta Gautama menguasai 100% ilmu pengetahuan yang ada dialam semesta ini,
>
>Tidak akan ada lagi pemahaman yang keliru mengenai ajaran Dhamma yang beliau tulis.
>Kalau saja Siddharta Gautama menguasai 100% ilmu pengetahuan yang ada dialam semesta ini,
>Tidak akan pernah timbul berbagai sekte dalam agama Buddha.
>Kalau saja Siddharta Gautama menguasai 100% ilmu pengetahuan yang ada dialam semesta ini,
>Umat manusia otomatis menguasai 100% ilmu pengetahuan yang ada dialam semesta ini.
>Dunia ini tentu sudah menjadi serba Indah dan tidak ada lagi Penderitaan.
>
>Kenyataan yang kita lihat tidaklah demikian.
>Ajaran Buddha Dhamma yang ditulis beliau mengalami proses evolusi bahasa yang disebabkan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi.
>Evolusi bahasa menjadi penyebab timbulnya berbagai perbedaan pemahaman ajaran Dhamma.
>Perbedaan pemahaman ajaran Dhamma menjadi penyebab timbulnya berbagai sekte dalam agama Buddha.
>
>Ilmu pengetahuan dan teknologi yang dikuasai umat manusia sekarang ini,
>Dari menguasai materi atom, sebagian sub atomic dan baru 1 materi pintar (quart) masih belumlah berarti.
>Kenyataannya masih belum mampu menjelaskan secara ilmiah proses/ bekerjanya kemampuan mistik yang dimiliki sebagian kecil manusia.
>Kenyataannya masih belum mampu menjelaskan secara ilmiah adanya alam halus / alam roh halus, dll, dll.
>
>Ada orang yang mampu mendeteksi proyeksi-proyeksi yang tertinggal pada suatu tempat / benda.
>Potensi mendeteksi proyeksi-proyeksi di kehidupan lampau/ reinkarnasi dibawanya sejak lahir.
>Potensi mendeteksi tumbuh menjadi kemampuan karena dirinya selalu hidup atas dasar "Damai" dan "Cinta kasih pada sesama manusia".
>Hidup atas dasar "Damai" dan "Cinta kasih pada sesama manusia" menjadikan potensinya kemampuan kharismanya tumbuh berkembang.
>
>Sidhatta Gautama menjadi Buddha karena mampu menerima ilmu pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah diketahui umat manusia.
>Ilmu pengetahuan baru yang diterimanya untuk meningkatkan penguasaan akan ilmu pengetahuan bermasyarakat yang perlu dikuasai umat manusia.
>Ilmu pengetahuan bermasyarakat merupakan bagian dari ilmu pengetahuan & teknologi.
>Sidhatta Gautama adalah seorang Buddha dibidang ilmu pengetahuan bermasyarakat.
>
>Yang "Memberikan Terang Pada Dunia" selain sinar matahari adalah penerangan dengan energi listrik.
>Penerangan dengan energi listrik ini ditemukan oleh Thomas Alfa Edisson.
>Thomas Alfa Edisson telah "Memberikan Terang Pada Dunia"
>Thommas Alfa Edisson dan penemu-penemu ilmu teknologi baru lainnya juga seorang Buddha dibidang ilmu teknologi.
>
>Bolehlah disimpulkan :
>Seorang Buddha hanyalah orang yang dapat menerima ilmu pengetahuan baru yang sebelumnya belum pernah dikerahui oleh umat manusia.
>Ilmu pengetahuan baru yang diterimanya disesuaikan dengan tingkat ilmu pengetahuan yang telah dikuasai oleh umat manusia.
>Setiap orang tidak mungkin langsung memahami pengetahuan SLA jika belum mampu menguasai pengetahuan SLP.
>Tidak mungkin langsung memahami pengetahuan SLP jika belum mampu menguasai pengetahuan SD.
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Fed Lowers Rates Again - $270,000 Mortgage for $1,498/Mo. No Credit Check Needed No Credit Check Needed - Estimate New Payment.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar