Psikologi Transformatif: [psikologi_transformatif] Yang Membedakan Milis dan Blog (konflik Bang Ucok)

Jumat, 14 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Yang Membedakan Milis dan Blog (konflik Bang Ucok)

Yang membedakan Milis dan Blog adalah promosi dan kemampuan desain yang
baik.

misalkan kita ketemu teman-teman.. dan mereka minta kita melihat blog mereka.. dan kita pun sampai rumah belum tentu lihat blog teman kita itu.. karena ada seratus teman yang meminta hal yang sama..

namun kalau milis.. orang kadang-kadang hanya baca sepintas-sepintas.. melihat peristiwa-peristiwa yang penting-penting sja.. atau cukup mengambil satu atau dua kalimat sebagai ide atau 'maksud utamanya'

beda sama blog..

sangat dibutuhkan memanjakan visual.. dengan keberadaan foto keberadaan catatan harian.. namun pada akhirnya seseorang yang menjadi blogger sejatu punya peluang lebih banyak menjadi Eksistensialis yang Narciss daripada Pemuda Pancasila Yang Berpedoman P4 dan Memiliki Jiwa Nasionalisme dan Patriotisme Pada Bangsa dan Negara.

tapi pada dasarnya Blog sama Milis.. bisa menjadi sebuah bentuk perlawanan terhadap negara..

karena kita lagi mengkonsumsi ucapan-ucapan para penentu kebijakan-kebijakan
Pemerintah.. yang kita hanya bisa menerima pasrah.. tapi kalau sudah menyenggol terlalu parah.. kita juga harus marah...

ini juga yang terjadi pada diriku sewaktu naik kapal dari Bakauheni Lampung lalu ke Merak..

jadi itu pertama kalinya aku naik kapal Ferry mendapat parkiran di atas.. dan ada semacam bar yang walau pun memutar lagu dangdut.. aku dengan satu kawan baru kampus dan dua kawan lama kampus mulai main kartu poker.. kalau teman kampusku yang juga namanya ada di Google kalau mau di search... namanya (tapi enggak tahu kepanjangannya) memilih gambar.. dia membuat semacam sketsa dengan spidol.. merekam kejadian kita .. . . . . . . daripada ikut main remi

Konflik Bang Ucok dan Kapal Ferry Jatra II

Pada awalnya kita sudah menyawer pada salah satu penyanyi dangdut melalui kotak indomie empat ribu.. lalu penyanyi dang-dut lainnya datang dan saya pesan lagu dari Mata Band... dan dinyanyikan dan saya menyawer seribu..

"Yahh.. kok seribu.."

Lalu aku menyawer seribu lagi..

"Yaa minuman ajak gak dapet bang.."

sampai kawan lama saya memberikan lima ribu pada penyanyi dang-dut yang goyangannya.. hanya berjarak 30 cm.

sampai akhirnya.. berganti menjadi Bang Ucok yang menyanyi.. awalnya saya pikir kita sudah menyawer cukup banyak.. tapi terus saja ditanyain.. "mau lagu apa.." .. dengan itu saya merasa permainan kartu saya terganggu.. lalu saya belagak tidak pedulu dan kedua teman saya menjawab enggak terima kasih..

dan yang terjadi adalah.. Bang Ucok.. marah dan berkata.. "Hei, kau jangan bawa gaya-gaya Jakarta disini.. ini bukan Jakarta..."

dalam hati saya bilang..

"Lha, memang ini tengah laut."

teman saya berusaha menurunkan emosi.. dengan memberikan lima ribu.. berarti total nyawer di atas kapal ferry empat belas ribu.. dan minum kopi kapal api hitam dan satu kopi susu = Rp 6.000 x 4 = Rp 24.000..

total pengeluaran di Diskotik Ferry = Rp 24.000 + Rp 16.000 = Rp 40.000,-

lalu aku tanya sama temanku.. emang biasanya kalau ke distkotik dang dut bayar berapa.. dia bilang satu orang bisa Rp 50.000... jadi kita masih untung walau pun hampir terjadi keributan dengan Bang Ucok yang menjadi "Preman 5 x 5 meter tengah laut." itu istilah temanku.

"jadi pesan untuk hari ini adalah janganlah bergaya Rapper di sebuah Bar yang menyetel musik dang-dut.. karena memang sesungguhnya berbeda aliran."

jadi gayaku waktu di kapal ferry itu memang seperti Rapper.. dengan sweater yang ada penutup kepala seperti Rohaniawan zaman-zaman Abad Pertengahan yang aku lihat dalam film.. aku lupa judulnya.. tapi yang jelas nama pengarangnya Umberto Eco.

he he he..

mungkin kapan-kapan aku ceritain pengalamanku meilhat perkembangan komunitas film di lampung.. tapi sekarang lagi enggak mood... walau pun
perkembangan mereka pesat dan ... dan.. lebih berkesan daripada Pengalaman Bang Ucok.

"Seseorang hanya menulis apa yang disukainya atau apa yang orang lain sukai.. kalau tak ada kasta tidak akan menjadi masalah.. tapi bila hirarkri.. tulislah yang tidak kamu mau dan MEREKA maui."
- ha ha ha -