dari salah satu web site islam...
Aqidah Syi'ah Tentang Al-Qur'an
Sesungguhnya Syi'ah mempercayai bahwa al-Qur'an yang ada sekarang adalah benar dan mereka beramal dengannya. Tetapi tidak dinafikkan bahwa terdapat kitab-kitab karangan ulama Syi'ah seperti al-Kulaini dan lain-lain yang telah mencatat tentang kurang atau lebihnya ayat-ayat al-Qur'an yang ada sekarang, tetapi ketahuilah anda bahwa bukanlah semua riwayat itu sahih, ada yang sahih dan ada yang dha'if. Contohnya al-Kulaini telah meriwayatkan di dalam al-Kafi bahawa Rasulullah SAWW telah dilahirkan pada 12 Rabi'ul Awwal tetapi ditolak oleh mayoritas ulama Syi'ah karena mereka berpendapat bahwa Nabi SAWW dilahirkan pada 17 Rabi'ul Awwal.
Begitu juga mereka menolak kitab al-Hassan bin al-'Abbas bin al-Harisy yang dicatat oleh al-Kulaini di dalam al-Kafi, malah mereka mencela kitab tersebut.. Justeru itu riwayat al-Kulaini umpamanya tentang kekurangan dan penambahan ayat-ayat al-Qur'an adalah riwayat yang lemah (Majallah Turuthuna, Bil. XI, hlm. 104).
Karena ulama Syi'ah sendiri telah menjelaskan kelemahan-kelemahan yang terdapat di dalam al-Kafi, malah mereka menolak sebagian besar riwayat al-Kulaini. Begitu juga dengan kitab al-Istibsar fi al-Din, Tahdhib al-Ahkam karangan al-Tusi dan Man La Yahdhuruhu al-Faqih karangan Ibn Babuwaih, sekalipun 4 buku tersebut dikira muktabar di dalam mazhab Syi'ah, umpamanya al-Kafi yang mempunyai 16,199 hadith telah dibagi kepada 5 bagian (di antaranya) :
i. Sahih, mengandung 5,072 hadith.
ii. Hasan, 144 hadith.
iii.al-Muwaththaq, 1128 hadith (yaitu hadith-hadith yang diriwayatkan oleh orang yang bukan Syi'ah tetapi mereka dipercayai oleh Syi'ah).
iv. al-Qawiyy, 302 hadith.
v. Dhaif, 9,480 hadith. (Lihat Sayyid Ali al-Milani, "al-Riwayat Li Ahadith al-Tahrif 'di dalam Turuthuna, Bil. 2, Ramadhan 1407 Hijrah, hlm. 257).
Oleh sebab itu riwayat-riwayat tentang penambahan dan kekurangan al-Qur'an telah ditolak oleh ulama Syi'ah Imamiyah mazhab Ja'fari dahulu dan sekarang. Syaikh al-Saduq (w. 381H) menyatakan "i'tiqad kami bahwa al-Qur'an yang telah diturunkan oleh Allah ke Nabi Muhammad SAWW dan keluarganya ialah di antara dua kulit (buku) yaitu al-Qur'an yang ada pada orang ramai dan tidak lebih dari itu. Setiap orang yang mengatakan al-Qur'an lebih dari itu adalah suatu kebohongan." (I'tiqad Syaikh al-Saduq, hlm. 93).
Syaikh al-Mufid (w. 413H) menegaskan bahawa al-Qur'an tidak kurang sekalipun satu kalimat, satu ayat ataupun satu surah (Awa'il al-Maqalat, hlm. 55). Syarif al-Murtadha (w. 436H) menyatakan al-Qur'an telah dijaga dengan rapi karena ia adalah mu'jizat dan sumber ilmu-ilmu Syarak, bagaimana ia boleh diubah dan dikurangkan? Selanjutnya beliau meyatakan orang yang mengatakan al-Qur'an itu kurang atau lebih tidak boleh dipegang pendapat mereka (al-Tabrasi, Majma' al-Bayan, I, hlm. 15). Syaikh al-Tusi (w. 460H) menegaskan bahwa pendapat mengenai kurang atau lebihnya al-Qur'an adalah tidak layak dengan mazhab kita (al-Tibyan fi Tafsir al-Qur'an, I, hlm.3). Begitu juga pendapat al-Allamah Tabataba'i dalam Tafsir al-Mizan, Jilid 7, hlm. 90 dan al-Khu'i dalam Tafsir al-Qur'an al-'Azim, I, hlm. 100, mereka menegaskan bahwa al-Qur'an yang ada sekarang itulah yang betul dan tidak ada penyelewengan.
Demikianlah sebagian dari pendapat-pendapat ulama Syi'ah dahulu dan sekarang yang mengakui kesahihan al-Qur'an yang ada pada hari ini. Imam Ja'far al-Sadiq AS berkata,"Apabila datang kepada kamu dua hadith yang bertentangan maka hendaklah kamu membentangkan kedua-duanya kepada Kitab Allah dan jika ia tidak bertentangan dengan Kitab Allah, maka ambillah dan jika ia bertentangan dengan Kitab Allah, maka tinggalkanlah ia" (Syaikh, al-Ansari, al-Rasa'il, hlm. 446).
Kata-kata Imam Ja'far al-Sadiq itu menunjukkan al-Qur'an yang wujud sekarang ini adalah al-Qur'an yang diturunkan oleh Allah ke Nabi SAWW tanpa tambah dan kurang jika tidak, ia tidak menjadi rujukan kepada Muslimin untuk membentangkan hadith-hadith Nabi SAWW yang sampai kepada mereka. Oleh sebab itu mazhab Syi'ah Ja'fari samalah dengan mazhab Ahlu s-Sunnah dari segi menjaga al-Qur'an dari penyelewengan
Dengan itu anda tidak lagi menganggap Syi'ah mempunyai al-Qur'an 'lebih atau kurang' isi kandungannnya karena mereka sendiri menolaknya. Dengan demikian Syi'ah dan Sunnah adalah bersaudara di dalam Islam dan mereka wajib mempertahankan al-Qur'an dan beramal dengan hukumnya tanpa menjadikan 'ijtihad' sebagai alasan untuk menolak (hukum)nya pula.
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar