Bagi orang Indonesia yang berada di perantauan, seperti Mang Ucup,
hal yang membuat kita sering menjadi iri, ialah apabila kita
mendengar ada salah satu sobat kita yang akan pulang kampung ke
tanah air. Mengingat disana cuaca dan pemandangannya jauh lebih
indah daripada di Eropa, disamping itu disanapun kita akan bisa
kumpul kembali dengan Ortu, saudara maupun sobat-sobat masa kecil,
tetapi anehnya tidak pernah ada yang merasa iri, apabila ada orang
harus pulang kampuang ke rumah Sang Pencipta di sorga.
Bukankah syogiyanya di dunia ini tidak ada tempat yang akan bisa
menyaingi keindahannya surgawi, bahkan di sorgapun sebenarnya saya
akan bisa berkumpul kembali dengan kedua Ortu saya yang telah wafat
terlebih dahulu. Apakah tanah air kita itu jauh lebih indah daripada
sorga? Entahlah, tetapi kenyataannya manusia itu lebih betah tinggal
hidup di dunia yang semrawut daripada di sorga yang indah, mungkin
reklame dan PR nya tentang sorga itu kurang gencar. Padahal travel
office baca "Rumah Ibadah", yang menawarkan trip to heaven itu udah
berjibun lho!
Mungkin sudah saatnya tiba dimana kita menyaingi reklame Visit
Indonesia 2008, menjadi Visit Heaven 2008.
Hanya sayangnya mereka yang sudah pulang ke sorga itu tidak ada yang
pernah bisa mempromosikan tentang keadaan keindahaannya sorga,
maklum ticket untuk ke sorga itu hanya "One way ticket only".
Mang Ucup selainnya senang membaca artikel-artikel yang di posting
di milis, saya juga punya hobby membaca iklan-iklan kematian di
berbagai media cetak, karena mungkin saya sadar bahwa antrean untuk
take off udah semakin dikit hanya tinggal beberapa baris azah di
depan saya, disamping itu saya yakin tidak lama lagi giliran kloter
generasi sayalah yang harus pulang kampuang. Aneh tapi nyata, saya
hampir tidak pernah membaca iklan di media online tentang berita
kematian, mungkin saatnya detik.com juga membuka kesempatan untuk
menayangkan iklan kematian disitu.
Yang pertama saya lihat apabila membaca iklan kematian adalah
usianya. Seandainya ia wafat dlm usia yang lebih muda dari saya,
maka saya akan mengucap syukur, bahwa saya masih diberi bonus untuk
hidup lebih lama daripada dia. Seandainya lebih tua dari saya, maka
saya akan bertanya apakah mungkin saya akan bisa mencapai usia setua
dia? Sambil berpikir bagaimana caranya agar saya bisa hidup sehat
sampai seusia dia.
Yang kedua saya lihat namanya, apakah saya kenal orang tsb? Apabila
saya mengenal dia, mungkin saya bisa mendapatkan gambaran tentang
kepribadian dari orang tsb, kalau orang itu baik, pasti saya akan
bertanya kenapa orang yang begitu baik harus pulang kampuang begitu
cepat, sedangkan kalau orang itu jahat, tentu akan timbul pikiran
wajarlah kalau ia modyaa
r lebih awal.
Apabila umat Nasrani yang wafat, kebanyakan turut dicantumkan ayat
dari Alkitab, sebab melalui Ayat tsb akan bisa memberikan sedikit
gambaran apa yang diharapkan atau ingin disampaikan tentang dirinya
almarhum.
Bagi mereka yang memajang foto dari almarhum, pada umumnya foto yang
dipajangkan adalah foto pada saat mereka masih muda, masih cantik
ato masih guanteng, jadi jarang foto pada saat2 kehidupan mereka
yang terakhir yang udah peot, bongkok dan bokbrok. Dan foto inilah
juga yang nantinya akan turut dipajang dirumah duka.
Setelah itu dicantumkan pula sederet nama dari orang yang turut
berduka cita, pada umumnya nama isri/suami, anak dan cucu, tetapi
tidak pernah turut dicantumkan nama mantan istri ataupun anak-anak
dari hasil perselingkuhan, walaupun saya yakin apabila mang Ucup
koit, merekapun pasti akan turut berduka. Hanya mungkin ini tidaklah
etis dan pasti akan membutuhkan space iklan yang lebih besar, bagi
mang Ucup minimum dibutuhkan 1 halaman penuh, maklum banyak
mantannya, mulai dari mantan pacar s/d mantan istri, hanya mantan
anak saja yang tidak ada, walaupun itu hasil dari perselingkuhan
sekalipun juga, mereka tidak bisa disebut sebagai mantan anak.
Kebanyakan orang meninggalkan dunia tanpa adanya persiapan, karena
maut itu bisa datang tiap saat, tanpa diundang ataupun bisa
direncanakan terlebih dahulu, terkecuali bunuh diri. Tetapi yang
menjadi pertanyaan persiapan apa saja yang harus kita persiapkan
untuk perjalanan akhir hidup kita ini, selainnya bertobat, berdoa
dan membuat testamen.
Hampir setiap orang tahu bahwa di dunia ini tidak ada yang pasti,
satu-satunya yang pasti adalah tidak lama lagi saya dan anda juga
harus mati, tetapi pernahkan kita ingin dan juga mau memikirkan
tetang hari kematian kita ?
Cobalah renungkan oleh Anda ayat apa yang kiranya cocok untuk iklan
kematian Anda? Dan apa yang Anda ingin cantumkan di Batu Nisan Anda?
Dan siapa pula yang Anda harapkan untuk memberikan kesaksian tentang
diri Anda apabila Anda mati? Bahkan di Amerika mereka sudah mulai
mendiskusikan bagaimana dengan blog, website, alamat email, password
dari seseorang yang meninggal, siapa yang berhak untuk
mendapatkannya?
Apakah anda tahu apabila anda membaca teks di batu nisan, bahwa
hidup kita ini sebenarnya hanya satu strip tanda minus saja. Kagak
percaya bacalah sendiri !
Robert de Nio, 19 Juli 1942 08 Agustus 2008
Pada saat kematiannya mang Ucup, saya ingin nanti dirumah duka di
putarkan lagu dari Paul Anka "I don't like to sleep alone!" dan
ingin dikubur dengan pakai jas stelan warna putih dengan kemeja
warna merah. Minimum kalho nanti ketemu dengan para bidadari yang
bahenol di sorga, mang Ucup kelihatan guaaa
nteng begitu.
Aneh tapi nyata kita datang ke dunia ini, pertama kali dengan
tangisan, dimana kita sendirilah yang menangis, dan pada saat kita
meninggalkan dunia ini pun diiringi oleh tangisan pula, tetapi ini
kali orang lain lah yang menangis. Walaupun demikian perlu diketahui
mereka menangis bukan untuk diri saya yang sdh mati, melainkan untuk
dirinya sendiri, karena mereka merasa sedih ditinggal mati, dan
mereka secara tidak langsung jadi turut di ingatkan bahwa tidak lama
lagi juga hal yang sama akan terjadi dengan diri mereka; dimana
mereka juga akan membujur kaku di dalam peti mati.
Mang Ucup pada saat ini ingin mengadakan persiapan untuk pulang
kampuang kerumah Sang Pencipta, tetapi saya sendiri bingung,
persiapan jasmani dan rohani apa yang bisa saya persiapakan untuk
perjalanan terakhir saya ini, maklum kita tidak bisa bawa koper
maupun harta.
Mohon petromaksnya, mungpeng mang Ucup masih memiliki sedikit waktu
lagi. Tengkyu B4 & After.
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.
Homepage: www.mangucup.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar