sastra bagi saya untuk melatih kehalusan perasaan alias kepekaan rasa.
biar tidak kehilangan sifat kemanusiaan.
dan tentunya untuk membedakan antara spesies manusia dan spesies kera
(yang kata sebagian ilmuan itu adalah sodara dekat manusia )
karena itu saya bangga sebagai manusia yang bisa membuat puisi.
karena saya belum pernah dengar kera /simpanse/atau hewan yang
cerdas bisa membuat puisi atau menggubah syair lagu.
kalau kera yang bisa cari makan ,kawin dan berkelahi sudah banyak.
salam,
edy
pekalongan
--- In psikologi_transform
<tuhantu_hantuhan@
>
>
> Quote: kerna yang penting adalah: karya sastra itu berpihak pada
siapa?
> apakah karya sastra itu menyumbangkan pemikiran anti penindasan?
atau
> cuma genit2an sembari menyebar rayuan doang? End of quote.
>
> TuHanTu:
>
> Setuju dengan kutipan di atas. Hal lainnya, apakah sastra (atau
bidang
> apapun) di dunia maya kita tidak terlalu pusing dengan segala
status dan
> recognitions. Atau hal-hal yg biasa jadi tujuan, simbol-status
pembeda
> dan hirarki-hegemoni (entah melalui sayembara dsb: genit-genitan?
di
> dunia ´darat´ itu... Bukan berarti dunia maya bisa lepas dari
> tujuan-tujuan ´aneh´ semacam itu, lho...
>
> Be fun
>
> TuHanTu
>
> http://hole-
>
>
>
> --- In psikologi_transform
> <herilatief@
> >
> > esai yg menarik ini "memetakan" situasi dunia kesusasteraan
indonesia
> dari sudut sastra internet.
> >
> > pendapat saya, sastra ya sastra, biar pun diproduksinya di atas
kertas
> (koran) atau di layar kaca (screen) via dunia maya, tetaplah itu
namanya
> karya sastra. pembacalah yg menilainya.
> >
> > di media cetak ada redakturnya, di dunia maya semua pembaca adalah
> redakturnya!
> >
> > perdebatan sastra ini mau dibawa kemana? kerna yang penting
adalah:
> karya sastra itu berpihak pada siapa? apakah karya sastra itu
> menyumbangkan pemikiran anti penindasan? atau cuma genit2an sembari
> menyebar rayuan doang?
> >
> > salam, heri latief
> >
> > http://herilatief.
> >
> > --- In sastra-pembebasan@
> wrote:
> >
> > Sekilas Sastra Media Maya
> >
> > Setelah teknologi internet merambah dunia pada tahun 1995,
dibarengi
> tersedianya beberapa fasilitas email dan komunitas grup gratis dari
> Yahoo, perusahaan jasa internet global terbesar, maka makin maraklah
> mailing list (milis) bermunculan mulai dari grup ekonomi, politik
sampai
> dunia sastra. Grup sastra lebih banyak diminati anggota dengan latar
> belakang multi disiplin ketimbang grup lainnya. Sebab umumnya
tulisan
> yang di-posting baik dalam bentuk puisi, cerpen, esai atau komentar
> biasa, tidaklah harus melulu mengenai sastra seperti yang digeluti
di
> kampus sastra. Pendeknya setiap anggota bisa menulis (mem-posting)
> karyanya dengan tema bebas tanpa perlu melalui saringan seorang
redaksi
> seperti halnya media cetak. Sekali klik tanda panah di kotak
> `send', tulisan pun langsung terpajang gagah di halaman milis.
> >
> > Dari sekian komunitas milis sastra yang bermunculan sejak tahun
1999
> sampai sekarang, hanya beberapa yang cukup ramai antara lain milis
> penyair@yahoogroups
> sastra-pembebasan@
> apresiasi-sastra@
memiliki
> member berjumlah diatas seribu dengan posting-an rata-rata di atas
> 500-an perbulan sejak berdirinya hingga tahun ini. Menarik untuk
> disimak, ternyata tiga di antara milis besar tersebut ada semacam
> `pertalian darah'. Penyair sebagai milis yang tertua, secara
> tidak langsung `mengilhami' lahirnya SP pada akhir tahun 2003,
> sebab owner/moderator (pengelola)-
> Penyair. Begitu juga dengan milis Apsas yang didirikan pada 5
Januari
> 2005, para pengurusnya adalah eks-moderator SP. Entah kebetulan atau
> karena kepiawaian pengelolanya, bila dilihat banyaknya jumlah
> posting-an, ternyata dua milis baru tersebut, dua tahun belakangan
ini
> lebih
> > marak dari pendahulunya, karena diatas 1000 rata-ratanya.
> >
> > Fenomena aktivitas sastra di dunia maya (internet) yang sebetulnya
> tidak terlalu dikenal dibandingkan dengan media cetak bagi
masyarakat
> luas, ternyata mampu menyita perhatian instansi/lembaga kesenian
yang
> mana kali ini diakui oleh TUK (Teater Utan Kayu) yang bisa dikatakan
> sebagai wakil dari komunitas sastra `nyata' (darat). Lembaga
> tersebut pada hari ini, Selasa 11 Maret 2008, mengundang aktivis dan
> pengelola milis sastra untuk berbagi pandangannya mengenai sastra
dunia
> maya. Mungkin tepatnya para sastrawan `darat' ingin bertanya,
> `sastra' jenis apa yang kalian usung atau apa saja yang bisa
> diperoleh dengan bersastra-maya?
> >
> > Acara diskusi ini bisa lebih semarak, bila menghadirkan pembicara
yang
> telah diakui `matang', `jadi' dan `besar' karena
> hasil tempaan beraktivitas di dunia maya. Setidaknya seorang
sastrawan,
> penyair, cerpenis, esais atau novelis yang telah mengakui sendiri
telah
> dilahirkan oleh sastra dunia maya. Memang tidak banyak nama yang
bisa
> disodorkan. Tetapi bila TUK berani memanggil nama seperti Saut
> Situmorang, Nanang Suryadi, TS Pinang (ketiganya aktivis lama
Penyair),
> Heri Latief (aktivis lama Penyair dan owner SP), Sigit Susanto
(salah
> satu owner APSAS) atau Yonathan Raharjo (aktivis segala milis sastra
> yang seorang dokter hewan, pemenang harapan Lomba Novel DKJ 2007)
> tentunya segala macam pertanyaan sastrawan `darat' akan lebih
> lengkap lagi terjawab dengan tidak mengecilkan arti para pembicara
yang
> telah dijadwalkan untuk hadir. ***
> >
> > (peekay, 110308)
> >
> > -Pena Kelana edisi Esai, Maret 2008-
> >
> >
> >
> >
> > ------------
> > Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo!
Mobile. Try
> it now.
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar