> Mbak Pangesti,
> Sekalian mau sumbang info.
Banyak terima kasih atas sumbangan infonya.
> Thailand:
> Dulu sich saya tinggal di Thailand, akomodasi itu 5000Bath semi apartemen,
> kamar mandi dan dapur di dalam daerah sukumvit (tapi dulu pakai koneksi
> temen saya orang bule yang fasih bahasa Thai), saya biasanya selalu naik
> monorel atau subway sekitar 15 bath sekali jalan (monorelnya pakai tiket
> yg
> 30 trip, jd pertrip 15 bath). Makan kalau makan di pinggir jalan murah
> kog,
> 15 bath sudah dapat nasi, sayur dan ayam. Perasaan saya Thailand itu jauh
> lebih murah dari jakarta, mungkin ya sama dengan jokja. Asal gak suka
> iseng
> ke daerah lampu merah biasanya irit kog, apalagi masyarakat Thailand itu
> paling suka mentraktir, ngajak jalan2. Saya dulu disana sampai kapok gak
> mau
> lagi diajak jalan soalnya kalau diajak jalan mesti semua dibayarin
Yg di pinggiran mesti lebih murah lagi ya. :o) Teman2 saya sesungguhnya
orang Thai sendiri dulu banyak, tapi lama tidak kontak, dan kalau dari sudut
pandang mereka bisa berbeda. Atdikbud Thailand (baru) tentu akan bantu,
cuma beliau belum berangkat, baru April yad. Tapi, info dari mahasiswa bisa
jauh lebih akurat karena tahu bagaimana survive. :O) Seorang rekan saya
juga barusan pulang dari Thailand selama sebulan, dari Rajamanggala
Technological Univ, reportnya belum sempat saya baca. Tapi, ini hidup ala
dosen, yg tentu berbeda dengan ala mahasiswa. Hidup ala mahasiswa kok
kayaknya lebih seru ya. :o)
Ditraktir melulu memang tak enak ya, sungkan. Itu memang bentuk dari
hospitality teman.
> Kamboja
> Negara ini biar miskin mahalnya ampun2an. Kurs yang dipakai itu US$, kalau
> dibawah US$1 pakai Khmer Riel. Akomodasi saya waktu itu bayar 200$/bulan,
> dapat flat tradisional Khmer, jadi bentuknya ruang tamu, belakangnya ada
> kamar tidur dengan kamar mandi bertingkat (jd kamar tidur atapnya rendah
> banget karena dibikin dua tingkat dan belakangnya dapur. Mungkin setara
> dengan rumah tipe 36-40. Biasanya pengap, rumah disana jarang ada
> jendelanya.
Wah .. unik juga ya kondisinya. Mahasiswa nanti mesti siap banget jika akan
ke sana.
> Untuk makan di kamboja, makan pinggir jalan itu, nasi dan sayur 3 ribu
> real
> (1US$=4000 real). Saya di Kamboja tidak pernah makan daging karena mahal
> banget, dan di warung biasanya gak ada. Jadi mesti tiap hari makan ikan.
> Tidak ada makanan di bawah US$1, yg paling murah mie Vietnam, US$1-2.
> Kalau
> harus makan makanan halal wah cilaka 12.
Masak sendiri mungkin lebih hemat. He..he... bawa mie instant dari
Indonesia saja ya .... murah. Tapi ini bagi yg suka mie.
Wah .. info ini yg tidak didapat rekan saya. Dia barusan ke Kamboja Januari
yal cuma 4 hari, jadi tidak bisa dapatkan gambaran kehidupan yg seperti ini.
Nanti materi ini bisa saya sampaikan ke rapat.
> Di kamboja tidak ada angkutan umum, jadi kemana-kemana mesti naik ojek
> atau
> tuktuk, ojek jarak menengah (sekitar 5 menit) itu 2000 real. Kalau tuktuk
> minimal 1$. Sekedar informasi masyarakat Kamboja relatif buta bahasa
> Inggris
> dan gak bisa baca peta. Sepanjang sejarah saya tingggal di kamboja naik
> ojek
> selalu nyasar jadi mesti kita yang pinter cari jalan. Tapi kalau supir
> tuktuk rada terdidik dan bisa komunikasi dikit2
Soal peta bisa dicari mestinya. Tentang English, benar adanya. Report dari
rekan saya yg barusan ke sana Januari yal, bilang, mesti bisa bahasa
setempat karena umumnya mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Tetapi dia
bilang ada alumninya yang berada di sana yg bisa bahasa lokal. Mungkin
menggunakan alumni akan amat membantu. Nanti saya lihat peta alumni dulu.
Alumni memang perlu dimanfaatkan. :o)
Wah .. saya jadi teringat sobat saya, Japanese, dulu housemate di Sydney dan
bekerja di Kamboja, dia bilang benar2 merasa terasing. Entah dia tinggal di
kota mana. Terakhir dia bekerja di Japanese Red Cross di Aceh, sempat jumpa
saya ketika saya ke Aceh. Dia bilang kondisi di Indonesia jauh lebih baik
dibandingkan di Kamboja. Tapi komentarnya, manajamen kita ini tidak bagus.
:o(
> Listrik di Kamboja luar biasa mahal karena impor dari Thailand, sebagai
> pembanding, sayapunya 1 kulkas, pasang ac 3 jam sehari dan 1 lampu neon 5
> jam perhari, listrik saya sekitar 40$/bulan. In total, tinggal di Kamboja
> 4
> bulan dengan gaya hidup minimum (makan pinggir jalan) dan naik ojek,
> setiap
> bulan menghabiskan sekitar 600$
Wah ... kok seperti di Australia saja biaya hidupnya ya. Info ini perlu
disampaikan juga ke rekan2 jika rapat nanti.
> Untuk Myanmar dan Laos, menurut teman2 lokal saya, biaya hidup lebih murah
> dari Thailand, sekitar 2/3nya. Tapi jangan mimpi punya hp di Myanmar,
> karena
> harga simcard bisa sampai 2000$. Untuk Vietnam dan Filipina, menurut
> teman2
> saya orang2 lokal sana, biaya hidup di kota besar seperti Ho Chi Minh dan
> Manila kurang lebih sama dengan Thailand.
Untuk Manila, info bisa saya dapatkan dari asisten atdikbud di sana. Untuk
Vietnam, rekan saya juga sudah berkunjung ke sana November 2007. Cuma ya ...
info rinci belum muncul dalam hal biaya hidup ala mahasiswa. Itu sebabnya
saya bertanya info2 ini agar mahasiswa bisa survive. Bukan soal ngiritnya,
tapi bisa tahan banting di negara lain, untuk mahasiswa semester 7, selama 6
bulan, kadang bukan hal mudah bagi yg baru kali pertama ke LN.
> Perasaan saya, karena saya lama tinggal di jakarta, negara2 asia tenggara
> kecuali Singapura dan Kamboja itu lebih murah daripada Jakarta, meskipun
> memang di Asia Tenggara itu sangat tergantung pada kualitas hidup. Ada
> tempat yang super duper mahal, tapi juga banyak yang super duper murah
> (dan
> tidak selalu berakhir dengan sakit diare dan tipes). Tapi relatif saya
> tidak
> pernah kuatir urusan uang untuk tinggal di Asia Tenggara. Kamboja itu
> pengecualian karena dia pakai US$ dan semua impor.
> AA
Benar. Tergantung gaya hidup juga. Selama di Jepang dan Spore, gaya hidup
saya ala dosen, tetapi di Australia ala mahasiswa. Kok seru ala mahasiswa,
banyak liku-likunya, bisa lebih tahu kehidupan lebih banyak dan bagaimana
bisa survive. Saya harap mahasiswa yg dikirim bisa siap betul agar bisa
enjoy. Mestinya yg punya jiwa advonturir dan selalu ingin tahu plus tahan
banting. :o) Dosen2 mereka yg akan seleksi dan selebihnya ada yg urus
tersendiri.
OK, saya catat info di atas. Thanks sudah meluangkan waktu untuk
menyumbangkan informasi.
Salam,
Pangesti
===================================
___________________________________________________________
Try the all-new Yahoo! Mail. "The New Version is radically easier to use" – The Wall Street Journal
http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html
INFO, TIPS BEASISWA, FAQ - ADS
Hanya ada di http://www.milisbeasiswa.com/
===============================
CARI KERJA?
Gabung dengan milis vacancy. Kirim email kosong ke vacancy-subscribe@yahoogroups.com.
http://www.groups.yahoo.com/group/vacancy
===============================
INGIN KELUAR DARI MILIS BEASISWA?
Kirim email kosong ke beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
Yahoo! Groups Links
<*> To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/
<*> Your email settings:
Individual Email | Traditional
<*> To change settings online go to:
http://groups.yahoo.com/group/beasiswa/join
(Yahoo! ID required)
<*> To change settings via email:
mailto:beasiswa-digest@yahoogroups.com
mailto:beasiswa-fullfeatured@yahoogroups.com
<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
beasiswa-unsubscribe@yahoogroups.com
<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar