sip Kangmas'e...
tapi agama ini diberi nama apa yaaaaa???...
ada ide juga? heheheee....
smile with me
Nala
--- In psikologi_transform
<tuhantu_hantuhan@
>
>
> Nah, ayo...kesempatan nih, orang Indonesia bikin ½agama½ baru....
> Ayo, mbak Nala, formulirnya mana...:-)
>
> Be Fun
>
> Tuhantu
>
>
> --- In psikologi_transform
> <nalaratih@> wrote:
> >
> > Ini kiriman seorang temen dan senada dengan mas Jufri...
> >
> > smile with me
> > Nala
> > ------------
> >
> > Tahun 2040 : 2.000 pulau tenggelam
> > Artikel ini sekeder untuk mengingatkan kita, membuat kita
merenung,
> > bukan sekedar membuat kita menjadi tidak nyaman...
> >
> > Mungkin Anda menduga, udara yang akhir-akhir ini makin panas,
> > bukanlah suatu masalah yang perlu kita risaukan. "Mana mungkin
sih
> > tindakan satu-dua makhluk hidup di jagat semesta bisa mengganggu
> > kondisi planet bumi yang mahabesar ini?" barangkali begitulah
Anda
> > berpikir.
> >
> > Baru-baru ini, Inter-governmental Panel on Cimate Change (IPCC)
> > mempublikasikan hasil pengamatan ilmuwan dari berbagai negara.
> > Isinya sangat mengejutkan. Selama tahun 1990-2005, ternyata telah
> > terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara
> > 0,15 ? 0,3o C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, di
perkira-
> > kan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-
> > kutub bumi akan habis meleleh. Dan jika bumi masih terus memanas,
> > pada tahun 2050 akan terjadi kekurangan air tawar, sehingga
> > kelaparan pun akan meluas di seantero jagat. Udara akan sangat
> > panas, jutaan orang berebut air dan makanan. Napas tersengal oleh
> > asap dan debu. Rumah-rumah di pesisir terendam air laut. Luapan
air
> > laut makin lama makin luas, sehingga akhirnya menelan seluruh
pulau.
> > Harta benda akan lenyap, begitu pula nyawa manusia.
> >
> > Di Indonesia, gejala serupa sudah terjadi. Sepanjang tahun 1980-
> > 2002, suhu minimum kota Polonia (Sumatera Utara) meningkat 0,17o
C
> > per tahun. Sementara, Denpasar mengalami peningkatan suhu
maksimum
> > hingga 0,87 o C per tahun. Tanda yang kasatmata adalah
menghilangnya
> > salju yang dulu menyelimuti satu-satunya tempat bersalju di
> > Indonesia , yaitu Gunung Jayawijaya di Papua.
> >
> > Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan
> > Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak
kalah
> > mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat
> > setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka
diperkirakan,
> > pada tahun 2050 daera-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi,
> > Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong,
> > Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam semuanya.
> > Dengan adanya gejala ini, sebagai warga negara kepulauan, sudah
> > seharusnya kita khawatir. Pasalnya, pemanasan global mengancam
> > kedaulatan negara. Es yang meleleh di kutub-kutub mengalir ke
laut
> > lepas dan menyebabkan permukaan laut bumi ? termasuk laut di
seputar
> > Indonesia ? terus meningkat. Pulau-pulau kecil terluar kita bisa
> > lenyap dari peta bumi, sehingga garis kedaulatan negara bisa
> > menyusut. Dan diperkirakan dalam 30 tahun mendatang sekitar 2.000
> > pulau di Indonesia akan tenggelam. Bukan hanya itu, jutaan orang
> > yang tinggal di pesisir pulau kecil pun akan kehilangan tempat
> > tinggal. Begitu pula asset-asset usaha wisata pantai.
> >
> > Peneliti senior dari Center for International Forestry Research
> > (CIFOR), menjelaskan, pemanasan global adalah kejadian
> > terperangkapnya radiasi gelombang panjang matahari (disebut juga
> > gelombang panas / inframerah) yang dipancarkan bumi oleh gas-gas
> > rumah kaca (efek rumah kaca adalah istilah untuk panas yang
> > terperangkap di dalam atmosfer bumi dan tidak bias menyebar).
Gas-
> > gas ini secara alami terdapat di udara (atmosfer). Penipisan
lapisan
> > ozon juga memperpanas suhu bumi. Karena, makin tipis lapisan
lapisan
> > teratas atmosfer, makin leluasa radiasi gelombang pendek matahari
> > (termasuk ultraviolet) memasuki bumi. Pada gilirannya, radiasi
> > gelombang pendek ini juga berubah menjadi gelombang panas,
sehingga
> > kian meningkatkan
> > konsentrasi gas rumah kaca tadi.
> >
> > Karbondioksida (CO2) adalah gas terbanyak (75%) penyumbang emisi
gas
> > rumah kaca. Setiap kali kita menggunakan bahan bakar fosil
(minyak,
> > bensin, gas alam, batubara) untuk keperluan rumah tangga, mobil,
> > pabrik, ataupun membakar hutan, otomatis kita melepaskan CO2 ke
> > udara. Gas lain yang juga masuk peringkat atas adalah metan
> > (CH4,18%), ozone (O3,12%), dan clorofluorocarbon (CFC,14%). Gas
> > metan banyak dihasilkan dari proses pembusukan materi organic
> > seperti yang banyak terjadi di peternakan sapi. Gas metan juga
> > dihasilkan dari penggunaan BBM untuk kendaraan. Sementara itu,
emisi
> > gas CFC banyak timbul dari sistem kerja kulkas dan AC model lama.
> > Bersama gas-gas lain, uap air ikut meningkatkan suhu rumah kaca.
> >
> > Gejala sangat kentara dari pemanasan global adalah berubahnya
iklim.
> > Contohnya, hujan deras masih sering datang, meski kini kita sudah
> > memasuki bulan yang seharusnya sudah terhitung musim kemarau.
> > Menurut perkiraan, dalam 30 tahun terakhir, pergantian musim
kemarau
> > ke musim hujan terus bergeser, dan kini jaraknya berselisih
nyaris
> > sebulan dari normal. Banyak orang menganggap, banjir besar bulan
> > Februari lalu yang merendam lebih dari separuh DKI Jakarta adalah
> > akibat dari pemanasan global saja. Padahal 35%
> > rusaknya hutan kota dan hutan di Puncak adalah penyebab makin
> > panasnya udara Jakarta . Itu sebabnya, kerusakan hutan di
Indonesia
> > bukan hanya menjadi masalah warga Indonesia , melainkan juga
warga
> > dunia. Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia
(Walhi),
> > mengatakan, Indonesia pantas malu karena telah menjadi Negara
> > terbesar ke-3 di dunia sebagai penyumbang gas rumah kaca dari
> > kebakaran hutan dan pembakaran lahan gambut (yang diubah menjadi
> > permukiman atau hutan industri). Jika kita tidak biasa
menyelamatkan
> > mulai dari sekarang, 5 tahun lagi hutan di Sumatera akan habis,
10
> > tahun lagi hutan Kalimantan yang habis, 15 tahun lagi hutan di
> > seluruh Indonesia tak tersisa. Di saat itu, anak-anak kita tak
lagi
> > bisa menghirup udara bersih.
> >
> > Jika kita tidak secepatnya berhenti boros energi, bumi akan
sepanas
> > planet Mars. Tak akan ada satupun makhluk hidup yang bisa
bertahan,
> > termasuk anak-anak kita nanti.
> >
> > Cara-cara praktis dan sederhana 'mendinginkan' bumi :
> >
> > 1. Matikan listrik.
> > (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik
> > dalam keadaan standby. Cabut charger telp. genggam dari stop
kontak.
> > Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik
PLN
> > menggunakan bahan baker fosil penyumbang besar emisi).
> > 2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski
> > harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet).
> > 3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan
> > hingga 5%).
> > 4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC
> > menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24o C).
> > 5. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).
> > 6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-
> > heater.
> > 7. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.
> > 8. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik
> > ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi
> > karbon.
> > 9. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).
> > 10. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).
> > 11. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan
gas
> > berbahaya ketika dibakar. Atau Anda juga dapat membantu
> > mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.
> > 12. Sebarkan berita ini kepada orang-orang di sekitar Anda, agar
> > mereka turut berperan serta dalam menyelamatkan bumi.
> >
> > Tolong forward email ini ke temen2 anda
> > Terima Kasih atas keikutsertaan anda dalam menyelamatkan bumi
> > kita....
> >
> > ------------
> >
> >
> > --- In psikologi_transform
> > right.jeff@ wrote:
> > >
> > > Global Warming memang sedang digalakkan di segala penjuru
dunia,
> > sampai-sampai Leonardo Di Caprio si aktor ganteng itu pun turut
> > andil dalam Global Warming. Global Warning memang ancaman bagi
umat
> > manusia apalagi dampak yang ditimbulkan, seperti permukaan air
yang
> > naik dan daratan di bumi semakin sempit karena efek air laut yang
> > meningkat. Banyak penyebab Global Warming, musuh utama adalah
> > pencemaran polusi udara yang ditimbulkan oleh pengasapan pabrik,
> > asap kendaraan yang siap-siap membawa bencana. Beberapa hari lalu
> > saya ke daerah puncak, udara yang saya rasakan sungguh berbeda
dari
> > puncak 10 tahun lalu, well udara memang dingin tapi sinar
matahari
> > tetap menyengat ke kulit tubuh. Truk, Bus besar dan motor berlalu
> > lalang mengerluarkan asap yang tidak bersahabat pada udara di
> > puncak. Mungkin citra puncak yang di kenal daerah dingin, nyaman
> > dirasa sudah tidak terasa lagi. Puncak macet?? mungkin agak aneh
klo
> > mendengar puncak macet apalagi weekend, tp macet yang saya maksud
> > > macet udara segar yang menjadi identitas puncak.
> > > Nah sekarang apa yang mesti kita lakukan?? yang mungkin klise
> > adalah penghentian penggunaan kendaraan ber emisi berat dan dapat
> > menimbulkan efek pada global warming, kedua para pengusaha sadar
> > bahwa asap pabrik yang ditumbulkan salah satu faktor yang
> > mempengaruhi dampak dari global warming.
> > > Apa jadinya kalau benar-benar South Pole dan North Pole benar-
> > benar mencair, diperkirakan 5 - 10 meter permukaan akan naik,
saya
> > pribadi serem dengernya kalau benar-benar terjadi.
Film "Waterworld"
> > benar-benar terjadi ngeri bukan??? kalau semua orang saling
berebut
> > tanah walaupun sekepal tangan.
> > > Nah sekarang daripada ribut-ribut memikirkan dampak Global
> > Warming, mari sekarang kita mulai dari diri sendiri dengan
> > mengurangi emisi bahan bakar pada kendaraan kita sendiri demi
> > terciptanya masa depan yang cerah.
> > >
> > >
> > > Kunjungi My Personal Blogs
> > >
> > > ------------
> > > Yahoo! oneSearch: Finally, mobile search that gives answers,
not
> > web links.
> > >
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar