Kangmas Gotho..pengertian sempit akan harmoni memang punya
kecenderungan menimbulkan kelesuan bahkan lebih parah usaha
melarikan diri dari realitas..atau kerennya usaha melarikan diri
dari ketidakberdayaan.
lain yang Kangmas maksudkan..selalu dalam pengertian sempit dan
salah kaprah dalam banyak hal...justru harmoni dalam arti sinergi
yang sebenarnya akan menjadi kekuatan...misalnya di US pendidikan
merupakan harmoni antara konsumsi dan investasi...
efektif dalam menciptakan generasi muda yang lebih positif dan
percaya diri..hehehe
smile with me
Nala
--- In psikologi_transform
<gotholoco@.
>
> Kalau saya ngikut gaya bahasa atau gaya tulisan tuhantu atau
pabrik_t,
> maka istilah atau sebutan "budaya harmoni" adalah suatu upaya
> melarikan diri (escapisme) dari realitas keras persaingan dan atau
> saling menghilangkan atau meniadakan. Akibat "budaya harmoni" maka
> bangsa indonesia ketinggalan dalam persaingan ekonomi politik dan
> teknologi.
>
> Bboleh jadi jika (bangsa)indonesia tidak bisa bersaing maka akan
> menjadi puing-puing dan hanya menjadi catatan sejarah saja.
> Budaya harmoni juga bertentangan dengan hukum kepastian kerusakan
alam
> atau ekosistem yang perlahan-lahan maju dan atau menuju kerusakan
atau
> kehancuran(dengan skala yang makin besar).
>
> "in harmonio progressio" yang dulu merupakan mottonya ITB,
sejatinya
> adalah "dalam progres harmonis" menuju kehancuran(secara perlahan-
lahan).
>
> Salam
>
> --- In psikologi_transform
> <akmalhasan@
> >
>
> > Saya lupa siapa yang bilang ya bahwa alam semesta ini
ibaratorkestra
> tanpa penari.
> >
> >
> >
> > Rasanya bukan suatu kebetulan kalo Halte Busway Harmonidijadikan
> tempat bertemunya armada trans-Jakarta dari 3 koridor.
> >
> >
> >
> > Dalam dualitas, yang dibutuhkan adalah kemampuan menyelaraskandua
> sisi yang nampaknya saling berlawanan,
> >
> > di antara dua sisi ini terentang semua kemungkinan. Namun
> tidaktertutup kemungkinan THE OTHER di luar dua sisi ini, mungkin
ini
> yang disebutLIYAN oleh om Audi.
> >
> >
> >
> > Salam,
> >
> > Akmal
> >
> > ~Expect the unexpected~
> >
> >
> >
> > From:
> psikologi_transform
[mailto:psikologi_transform
> On Behalf Of yohanessutopo
> > Sent: Friday, August 24, 2007 5:41 AM
> > To: menulis; musyawarah burung; PADMANABA60; pasar naskah;
> psikologitransforma
> > Subject: [psikologi_transfor
> >
> >
> >
> >
> >
> > Budaya:
> >
> >
> > Harmoni dan Keselamatan
> >
> >
> > Dhandhanggula:
> >
> > Ana kidung rumeksa ing wengi
> > Teguh hayu luput ing lelara
> > Luputing bilahi kabeh
> > Jim setan datan purun
> > Paneluhan tan ana wani
> > Mungguh penggawe ala
> > Gunaning wong luput
> > Geni atemahan tirta
> > Maling adoh tan wani marak ing mami
> > Tujuh guna pan sirna
> >
> >
> > Kidung adalah manifestasi dari harmoni. Bagi orang Jawa harmoni
> adalah penjaga
> > keselamatan: ana kidung rumeksa ing wengi... terdapat sebuah
kidung
> (harmoni
> > semesta raya) yang menjaga kehidupan. Inti budaya Jawa adalah
> harmoni. Di dalam
> > harmoni-lah ditemukan keselamatan. Jika harmoni ini terganggu,
akan
> timbul
> > bencana atau sengkala. (Untuk teks Kidung Mantra Wedha lengkap
dari
> bait 1 s/d10, lihat di blog kami:
www.catatanrenungan
> >
> >
> >
> > Semua ritual dalam tradisi Jawa didasarkan pada prinsip ini:
untuk
> menjaga atau
> > memulihkan harmoni. Misalnya: slametan, atau kenduri. Dengan
kenduri
> orang
> > sekampung berkumpul dan berbagi makanan dari ambeng yang sama:
> sehinggahubungan
> > baik antar sesama dipulihkan dan harmoni kembali ditegakkan.
Ketika
> ada seorang
> > yang sakit misalnya, bagi mereka yang masih menjalankan tradisi
ini,
> akan
> > mengadakan slametan, dengan dipulihkannya hubungan baik dengan
> orang-orang di
> > sekitarnya, diharapkan si sakit dapat sembuh kembali.
> >
> > Ilmu kedokteran modern pun meyakini bahwa hubungan (relationship)
> yang sehatdan
> > hormonis dengan orang-orang di sekitar kita sangat besar
dampaknya pada
> > kesehatan kita. Orang-orang yang hubungannya dengan orang-orang
di
> sekitarnya
> > tidak harmonis, selalu diwarnai percekcokan dan perang urat-saraf
> akan rentan
> > dengan penyakit stres dan serangan jantung. Orang Jawa telah
> menyadari hal ini
> > jauh hari sebelumnya, dengan ritual kenduri mereka mengharapkan
> pemulihan
> > hubungan yang harmonis dan sehat dengan para tetangga.
> >
> > Orang Jawa bukan saja meyakini adanya alam yang kelihatan tapi
juga
> alam yang
> > tidak kelihatan, yang tidak kasat mata. Dan hubungan yang harmoni
> dengan alam
> > yang tidak kasat mata itupun harus dijaga: maka diberikanlah
sesaji di
> > tempat-tempat keramat. Mereka tidak bermaksud menyembah roh-roh
gaib
> itu tapi
> > sekedar menjaga harmoni dengan mereka.
> >
> > Demikian juga harmoni dengan alam: dengan sawah ladang,
pepohonan,
> hewan-hewan
> > piaraan. Pada keluarga-keluarga tertentu yang masih sangat kuat
> tradisiJawanya,
> > mereka akan mengadakan slametan bukan saja dalam setiap momen
> kehidupan seperti
> > kelahiran, sunatan, mantenan, atau kematian tapi juga dalam
> momen-momen yang
> > penting dalam hubungan manusia dengan alam: seperti saat panen,
atau
> ketikasapi
> > mereka beranak... setiap momen adalah anugerah dan layak
disyukuri.
> >
> >
> > Salam,
> > www.catatanrenungan
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar