Saya lupa siapa yang bilang ya bahwa alam semesta ini ibarat orkestra tanpa penari.
Rasanya bukan suatu kebetulan kalo Halte Busway Harmoni dijadikan tempat bertemunya armada trans-Jakarta dari 3 koridor.
Dalam dualitas, yang dibutuhkan adalah kemampuan menyelaraskan dua sisi yang nampaknya saling berlawanan,
di antara dua sisi ini terentang semua kemungkinan. Namun tidak tertutup kemungkinan THE OTHER di luar dua sisi ini, mungkin ini yang disebut LIYAN oleh om Audi.
Salam,
Akmal
~Expect the unexpected~
From: psikologi_transform
Sent: Friday, August 24, 2007 5:41 AM
To: menulis; musyawarah burung; PADMANABA60; pasar naskah; psikologi transformatif; pustakalewi; seni wayang
Subject: [psikologi_transfor
Budaya:
Harmoni dan Keselamatan
Dhandhanggula:
Ana kidung rumeksa ing wengi
Teguh hayu luput ing lelara
Luputing bilahi kabeh
Jim setan datan purun
Paneluhan tan ana wani
Mungguh penggawe ala
Gunaning wong luput
Geni atemahan tirta
Maling adoh tan wani marak ing mami
Tujuh guna pan sirna
Kidung adalah manifestasi dari harmoni. Bagi orang Jawa harmoni adalah penjaga
keselamatan: ana kidung rumeksa ing wengi... terdapat sebuah kidung (harmoni
semesta raya) yang menjaga kehidupan. Inti budaya Jawa adalah harmoni. Di dalam
harmoni-lah ditemukan keselamatan. Jika harmoni ini terganggu, akan timbul
bencana atau sengkala. (Untuk teks Kidung Mantra Wedha lengkap dari bait 1 s/d 10, lihat di blog kami: www.catatanrenungan
Semua ritual dalam tradisi Jawa didasarkan pada prinsip ini: untuk menjaga atau
memulihkan harmoni. Misalnya: slametan, atau kenduri. Dengan kenduri orang
sekampung berkumpul dan berbagi makanan dari ambeng yang sama: sehingga hubungan
baik antar sesama dipulihkan dan harmoni kembali ditegakkan. Ketika ada seorang
yang sakit misalnya, bagi mereka yang masih menjalankan tradisi ini, akan
mengadakan slametan, dengan dipulihkannya hubungan baik dengan orang-orang di
sekitarnya, diharapkan si sakit dapat sembuh kembali.
Ilmu kedokteran modern pun meyakini bahwa hubungan (relationship) yang sehat dan
hormonis dengan orang-orang di sekitar kita sangat besar dampaknya pada
kesehatan kita. Orang-orang yang hubungannya dengan orang-orang di sekitarnya
tidak harmonis, selalu diwarnai percekcokan dan perang urat-saraf akan rentan
dengan penyakit stres dan serangan jantung. Orang Jawa telah menyadari hal ini
jauh hari sebelumnya, dengan ritual kenduri mereka mengharapkan pemulihan
hubungan yang harmonis dan sehat dengan para tetangga.
Orang Jawa bukan saja meyakini adanya alam yang kelihatan tapi juga alam yang
tidak kelihatan, yang tidak kasat mata. Dan hubungan yang harmoni dengan alam
yang tidak kasat mata itupun harus dijaga: maka diberikanlah sesaji di
tempat-tempat keramat. Mereka tidak bermaksud menyembah roh-roh gaib itu tapi
sekedar menjaga harmoni dengan mereka.
Demikian juga harmoni dengan alam: dengan sawah ladang, pepohonan, hewan-hewan
piaraan. Pada keluarga-keluarga tertentu yang masih sangat kuat tradisi Jawanya,
mereka akan mengadakan slametan bukan saja dalam setiap momen kehidupan seperti
kelahiran, sunatan, mantenan, atau kematian tapi juga dalam momen-momen yang
penting dalam hubungan manusia dengan alam: seperti saat panen, atau ketika sapi
mereka beranak... setiap momen adalah anugerah dan layak disyukuri.
Salam,
www.catatanrenungan
Choose the right car based on your needs. Check out Yahoo! Autos new Car Finder tool.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar