--- In vincentliong@
wrote:
Saya menulis tentang Grounded Theory dengan harapan bahwa orang tahu
ada begitu banyak metode penelitian di dunia ini yang tetap
validitasnya tinggi kalau dibandingkan dengan kwantitative dan
kwalitative.
Selama ini apa yang sudah saya kembangkan yang bernama kompatiologi
memiliki pola penelitian yang dekat dengan Grounded Theory tetapi
point di sini bukan berarti kompatiologi baru ada kalau diriset dengan
Grounded Theory ala pendidikan resmi. Masalahnya tidak tersedia ahli
Grounded Theory yang cukup netral tidak terbawa paradigma ilmiah
konfensional untuk mampu melakukan penelitian dengan metode semacam
Grounded Theory.
Re-Search dalam pendidikan ada untuk membuat sesuatu diakui entah
sesuatu itu seberapa efisien atau seberapa efektif tidak penting. Yang
dipentingkan kompatiologi adalah seberapa efisien dan efektif ilmu tsb
dapat bekerja bila diterapkan di masyakarakat, kalau soal ini khan
sudah ketahuan jelas.
Yang komplain khan selalu orang berpendidikan yang berbudaya
"Re-Search dalam pendidikan ada untuk membuat sesuatu diakui entah
sesuatu itu seberapa efisien atau seberapa efektif tidak penting."
Jadi kalau sampai Re-Search nya dibuat itu untuk kalangan pendidikan,
saya sendiri tidak begitu tertarik. Bukan masalah benci atau tidak
tetapi pendidikan itu seperti orang sombong dan cerewet, katanya mau
buat ilmu valid, ilmiah, dlsb tetapi udah ujiannya di masyarakat pun
masih salah gara-gara logikanya nga pakai ala mereka.
Adhi Purwono, coba jangan terlalu terbawa pada pendidikan teori VS
praktisi, nanti anda kehilangan pijakan lagi.
Ttd,
Vincent Liong
Email sebelumnya..
e-link: http://groups.
--- In vincentliong@
<ardiningtiyaspital
Halo Alex & Adhi,
Salam kenal u Alex. Sepertinya ada sedikit mis di pembahasan Adhi,
kalo saya baca tulisan Alex. Mungkin ini bisa menambahkan ya. Apa
yang ditulis saudara Alex memang benar. Tantangan dan daya tarik di
penelitian sosial adalah bagaimana data-data kualitatif itu
bisa 'dibaca' oleh statistik yang berupa angka dan angka. Maka
koding menjadi krusial di sini. Meski tidak sedikit pakar sosial
juga tetap ogah dengan analisa statistikd dalam ilmu sosial, seperti
Prof. Fuad Hasan, 'manusia kok di-angka kan,' begitu lah kira2 gaung
seloroh yang berkembang.
Namun, pertanyaan, bilamana manusianya banyak? Dus masyarakat, itu
bagaimana? mau tidak mau juga menuntut 'jawaban'. Saya sendiri
pernah bergaul dengan SEM yang aduhai... *pliss jangan minta u
aplikasinya^
mengakomodir idea utama dalam ilmu sosial. Di mana tidak ada
peristiwa atau kausalitas tunggal. Tidak bisa A,B,C mempengaruhi
G,E,H, kemudian digarap satu per satu. Lalu di mana keserentakannya?
Saya kira SEM bisa menjawab di sini, terlepas dari hal lain.
Kompatiologi, sangat menarik jika akan dicobakan pada grounded
research. Kembali, apa minat si peneliti? Apapun metode, serumit apa
pun, itu hanya alat bantu saja, instrumen saja, yang perlu
ditekankan apa yg ingin dilihat, bagaimana termasuk mengapanya. Juga
terbuka kemungkinan untuk diaalisa statistik, why not? Analisa
wacana juga sangat mungkin di sini, mengingat kompatiologi mengacu
pada diri individu.
Bayangan kemungkinan yang terlintas adalah suatu interview teman2 yg
telah di-dekon dan telah mendekon. Dari petikan wawancara itu bisa
dilakukan analisa wacana, ini bisa mengacu ke metode social
representation nya Moscovici (ini kebetulan yg saya tau, di mana ide
dasarnya adalah wacana itu terjadi secara dinamis di masyarakat)
Kebudayaan yang kini adalah budaya baca dan tulis, alias jugha
budaya 'merekam' Data ini akan sangat berguna bagi kita maupun ke
depan. Sekali lagi, bukan berarti finalitas, dan tak menjadi soal
jika harus terus merekam ini dan ini lagi, perkembangannya dsb.
Seperti juga pertanyaan Socrates yang kembali dipertanyakan, dan
mendapatkan jawaban sama atau beda.
Salam,
Piet
--- End forwarded message ---
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar