Dari: "Surianto" <akuang@cbn.net.
Namo Buddhaya,
Pak hudoyo, perkenalkan saya surianto, saya anggota milis pasif dan mulai tertarik dengan diskusi mengenai vipassana atau mmd.
Karena saya dangkal sekali dalam hal meditasi maupun praktik dharma, maka mohon maaf jika pertanyaan yang saya ajukan mungkin sudah pernah dijawab.
Pertama, apakah saya sebagai karyawan yang sibuk dan juga sebagai orang tua 1 anak usia 2,5 tahun, sebelum rutin meditasi lebih baik memperbaiki sila dahulu? Terus terang ucapan, pikiran dan perbuatan saya masih jauh dari pancasila buddhis.
Kedua, bisa tolong jelaskan langkah demi langkah untuk pemula bodoh seperti saya apa yang harus dilakukan atau diamati ketika vipassana? Yang bisa saya tangkap dari diskusi di milis adalah hanya perhatikan sang aku yang muncul dalam pikiran, apakah ini benar? Jika benar, apakah juga berarti saya biarkan pikiran ke mana saja tanpa harus dikekang?
Saya masih bingung untuk mengamati sang aku, jika bukan pakai sang aku juga, pakai apa ya?
Mudah²an pak hudoyo bisa memberikan jawaban yang sesuai untuk pemula seperti saya.
Namaste,
Surianto
============
HUDOYO:
Rekan Surianto yg baik,
Terima kasih atas perkenalan Anda. Jawaban saya atas beberapa pertanyaan Anda adalah sebagai berikut:
>Pertama, apakah saya sebagai karyawan yang sibuk dan juga sebagai orang tua 1 anak usia 2,5 tahun, sebelum rutin meditasi lebih baik memperbaiki sila dahulu? Terus terang ucapan, pikiran dan perbuatan saya masih jauh dari pancasila buddhis.
---------
Meditasi sama sekali tidak ada hubungannya dengan sibuk-tidaknya seseorang. Meditasi didorong oleh kesadaran bahwa masalah penderitaan, konflik dsb sesungguhnya terletak di dalam batin sendiri, bukan di luar. Tanpa adanya kesadaran & dorongan untuk membenahi batin sendiri, orang tidak akan tertarik kepada meditasi. Alasan kesibukan adalah alasan yang sering diajukan, tapi di balik itu sesungguhnya tidak atau belum ada minat untuk bermeditasi sama sekali. Saya kenal beberapa orang-orang yang jauh lebih sibuk daripada Anda dalam kehidupan sehari-hari (mereka termasuk konglomerat)
"Mau memperbaiki sila lebih dulu" adalah juga alasan yang sering diajukan oleh mereka yang sesungguhnya tidak berminat sama sekali untuk bermeditasi. Sampai kapan, sampai pada titik mana Anda, akan memutuskan bahwa sila Anda "cukup baik" untuk mulai bermeditasi? Itu tidak pernah akan terjadi, kalau Anda tidak memutuskan untuk bermeditasi sekarang!
Pandangan seperti ini juga menunjukkan ketidakmengertian akan kaitan sila dan meditasi. Banyak orang mengira bahwa sila harus cukup baik dulu sebelum mulai bermeditasi, bahwa meditasi akan terhambat kalau sila kurang baik. Padahal sila dan meditasi seharusnya berjalan bersama-sama, bukan sila dulu baru meditasi. Sila tidak akan pernah sempurna kalau tidak didukung oleh kesadaran, dan kesadaran adalah meditasi. Kalau orang bemeditasi setiap kali ada waktu luang dalam hidupnya, maka dengan sendirinya silanya akan berkembang, tanpa sengaja dikembangkan. -- Umat Buddha yang cuma menjalankan sila tapi tidak bermeditasi (bukan meditasi 5 menit dalam kebaktian seminggu sekali) adalah umat Buddha setengah-setengah. Sang Buddha kan mengajarkan sila, samadhi, dan pannya, seutuhnya.
***
>Kedua, bisa tolong jelaskan langkah demi langkah untuk pemula bodoh seperti saya apa yang harus dilakukan atau diamati ketika vipassana? Yang bisa saya tangkap dari diskusi di milis adalah hanya perhatikan sang aku yang muncul dalam pikiran, apakah ini benar? Jika benar, apakah juga berarti saya biarkan pikiran ke mana saja tanpa harus dikekang?
------------
Ketika Anda tengah berkhayal, melamunkan sesuatu hal yang nikmat, lalu ada orang datang menepuk punggung Anda, apa yang terjadi? Ke mana lamunan Anda? Coba renungkan itu. .... Lamunan itu berhenti dengan sendirinya, tanpa Anda tekan atau paksa untuk berhenti, bukan? (Sekalipun sebentar lagi mungkin Anda akan melamun lagi.) ... Nah, 'tepukan di punggung' itulah ibarat dari 'sadar' atau 'eling'. Eling itu terjadi sesaat, tapi bisa dilatih dalam meditasi agar bisa lebih lama berlangsung. Itu saja meditasi, sangat sederhana; Anda cukup menyadari/eling terhadap segala sesuatu yang muncul dalam batin Anda, tanpa menekannya, dan tanpa terhanyut olehnya. Tapi kenapa orang tidak suka bermeditasi? Karena kebanyakan orang lebih suka melamun daripada eling, karena melamun itu rasanya enak, seperti putauw.
Anda hanya menangkap sedikit sekali dari diskusi tentang meditasi di milis ini, karena Anda sendiri tidak bermeditasi, dan hanya mencoba memahaminya secara teoretis, secara intelektual belaka. Bila Anda mengembangkan meditasi, Anda akan jauh lebih memahami apa yang dibicarakan.
***
>Saya masih bingung untuk mengamati sang aku, jika bukan pakai sang aku juga, pakai apa ya?
------------
Anda jangan MENGAMATI sang aku ('mengamati' dalam arti aktif, dengan sengaja)! Kalau itu Anda lakukan dengan aktif, jelas Anda akan bingung; bukankah yang mengamati itu aku juga? -- Sadar yang sesungguhnya bukan datang dari si aku; kalau Anda mencoba sadar, pada saat itu Anda tidak sadar bahwa Anda sedang mencoba sadar. Maka pikiran Anda akan berputar terus, seperti seekor anak anjing yang berputar-putar mengejar ekornya sendiri. ... Tapi, begitu Anda sadar akan semua itu, semua itu akan berhenti dengan sendirinya (sekalipun mula-mula hanya berlangsung untuk sesaat, kemudian pikiran/aku berjalan lagi). Sadar itu muncul KETIKA si aku itu berhenti.
***
Nah, Rekan Surianto, setelah pertanyaan-pertanya
Salam,
Hudoyo
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar