Tergantung apa makna "author" dalam benak Anda. Kaum posmois, termasuk Barthes,
bisa jadi punya bayangan berbeda di benak mereka ketika bicara tentang matinya
sang "author" daripada yang ada dalam bayangan Anda.
Kedua, juga tergantung bagaimana Anda memaknai statement "the author is dead"
atau frasa "the death of the author." Jangan-jangan para posmois itu
memaksudkan ungkapan itu sebagai metafora. Bisa jadi, artinya adalah
bahwa "author" tak lagi punya kuasa atas tulisan yang dihasilkannya setelah
dilepas ke publik. Publik pembaca bisa memaknainya semau-maunya, seperti yang
sekarng kita sedang lakukan dengan memaknai "author" dan "the death of the
author" dengan semau kita?
Salam kenal...
manneke
Quoting ayodolan <ayodolan@yahoo.
> Salam Kenal Mas2 dan Mba2,
> Saya baru di sini. Semoga berkenan dan mohon restunya.
>
> Untuk perkenalan ijinkan saya mencantumkan postingan pertama saya di
> sini. Maafkan kalau jadinya tampak seperti 'ngrusuhi'. Ini milis
> memang transformatif. Saya baru liat-liat sedikit sudah merasa
> bertransformasi (walau saya tak tahu pasti apa artinya itu..). Paling
> tidak, sekarang saya jadi semakin yakin kalau Barthes itu salah waktu
> dia menyimpulkan bahwa kita sekarang hidup di dunia di mana 'The
> Author Is Dead'. Melihat begitu sepenuh hatinya argumentasi2 yang
> saling melayang antara Vincent dan Audifax, saya jadi yakin kalau
> sebenarnya 'The Author' is not really dead. Dying, perhaps, but
> certainly not dead.
>
> Saya jadi teringat Derrida dan Searle, kalo melihat apa yang terjadi
> di sini antara Vincent dan Audifax: bukan isi perdebatannya, tapi
> tingkat kegetolannya dalam mempertahankan argumentasi masing-masing.
> Sungguh, The Author is not Dead! Coz, somebody got hurt there, and
> isn't hurt, or pain, a sign of life?
>
> Saya jadi mikir: kalau 'the Author Is Not Dead', kenapa ada saja
> pribadi-pribadi yang bilang dan bahkan percaya banget kalau 'the
> Author Is Dead' (seperti Barthes dan sedikit Kristeva dan kaum
> postmodern/poststru
> semacam gejala 'scizophrenia' di sini? Mungkin.
>
> Mungkin mereka bilang "the Author Is Dead" sebagai semacam proklamasi
> kemerdekaan. Kemerdekaan dari apa? Ya..ngga tahu juga saya. Mungkin
> kemerdekaan dari sesuatu yang selama itu membuat mereka merasa tidak
> merdeka, tidak bebas. Proklamasi the Death of the Author menandai
> mulainya sebuah pesta, sebuah perayaan, yang di dalamnya menyusul
> pula seruan-seruan seperti the Death of the Signified, the Death of
> the Meaning, dan akhirnya the Death of Man. Sebuah perayaan kebebasan
> dari kebebasan, hari jadi tekstualitas, intertekstualitas, writing,
> signifiers-signifie
> more and more!)
>
> Tapi...gimana ya, manusia itu ya manusia, walau mau dibilang apa, dan
> walau manusia itu sendiri mau bilang apa tentang dirinya sendiri.
> Sakit hati ya tetep sakit hati dan ya tetap sakit rasanya. Waktu
> Searle bilang sama Derrida 'lu ngaco', ya sakitlah hati Derrida
> sehingga dia bales bilang ama si Searle 'lu yang salah baca tulisan
> gua' dan sampai segitu sajalah makna 'the Author Is Dead' buat
> Derrida (The Author is Dead, but not Derrida!!)
>
> Buat saya sendiri, apa yang terjadi antara Vincent dan Audifax
> (sejauh yang saya tahu lewat milis ini) memberi saya pencerahan
> tentang sejauh apa keabsahan beberapa prinsip postmodernisme.
> Postmodernism is not that post- enough.
>
> Salut untuk Vincent dan Audifax karena mereka pribadi-pribadi yang
> jelas, tegas, dan berada tanpa tedeng aling-aling. 'Perseteruan' yang
> ada sekarang, bagi saya, adalah sebuah komunikasi yang manusiawi,
> sebuah perjalanan yang seru dan adventurous menuju kebenaran di sana.
> Sip! Top! Dan, sekali lagi, salut!!
>
> Salam Kenal dan Damai untuk Semua
>
> Ivan.
>
> NB: ijinkan saya mencantumkan imannuelivan.
> yang mau kenal lebih jauh dengan saya.
>
> --- In psikologi_transform
> <nalaratih@.
> >
> > Nala ikut....
> > Nala ikut.....
> > jadi pengembira aja tapi...karena suka semyum
> >
> > smile with me forever
> > nala
> >
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <lusimayangsari@
> > >
> > > Hayoo siapa lagi yang mo ngipasin?
> > > Ayooo.. ada lagi yang mo nyemplung dikubangan nafsu?
> > > Ayoooo.. Siapa lagi yang ngerasa paling benar?
> > > Ada lagi? ayo mas, ayo mbak, dikipasin biar tambah panas..
> > >
> > >
> > > --- In psikologi_transform
> > > wrote:
> > > >
> > > > Vincent, menurut saya Audifax dan Leo itu lulusan terbaik
> > > > Kompatiologi, mereka berhasil dgn baik meng-copy paste ilmu
> > kamu,
> > > yg
> > > > gak pake moral dan etika itu dan yg bisa di-customize sesuai
> > > > kepentingan dari pemakainya. Nah sekarang ilmu itu dipakai
> untuk
> > > > hadapin kamu. Coba deh, kalo gak percaya, bandingkan tulisan2
> > > mereka
> > > > sebelum dan sesudah didekon.
> > > >
> > > > Bagi saya "Penghianatan" mereka sekedar memenuhi keinginan kamu
> > > > sendiri. Kamu ingat gak, pernah menghimbau murid2 kamu untuk
> > > > meghianati kamu, yg kamu sampaikan di milis ini sekitar 1 thn
> yg
> > > > lalu. Pada saat itu Mang Iyus merespon dengan tulisan "Kill And
> > > > Destroy Kim Il Sen !"
> > > >
> > http://groups.
> > > > tulisan yg terasa dibuat2. Sekarang ada 2 murid anda yg menulis
> > dgn
> > > > tajam, kamu kelabakkan sendiri. Seharusnya kamu itu bangga sama
> > > > mereka, mereka mampu menyerap ilmu kamu dgn sempurna. Dari ilmu
> > > > menjelek2an ilmu orang lain sampai ilmu muka badak hati beku
> > alias
> > > > ilmu si Raja Tega, biar uda tinggal 2 x 2 minggu dirumah plus
> > uang
> > > > saku dari ngajar kompatiologi masih tega juga berhianat.
> > > >
> > > > Nah sekarang rasain deh lo, ini namanya senjata makan tuan...
> > > >
> > > > Akhir kata semoga kamu bisa belajar dari kejadian ini. Nasehat
> > > saya,
> > > > bubarin Kompatiologi sebelum semakin banyak menelurkan orang2
> > yg
> > > > mempunyai hati SI RAJA TEGA!
> > > >
> > > > salam,
> > > > tan
> > >
> >
>
>
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar