Kita ambil beberapa contoh saja seperti :
Yoko, pendekar pedang yang tangannya dipotong, kan berarti nasibnya sdh finish. Tapi selalu ada jalan keluar yang muncul dengan sendirinya. Ketika jatuh ke jurang , dia bertemu dengan seekor rajawali dan dituntun ke makam jago tua yang meninggalkan kitab, pedang buntung ....dan setelah dipelajari, justeru ilmunya bertambah hebat sehingga dengan pedang buntung, tangan kiri, bisa come back lagi malahan lebih hebat. dalam ilmu manajemen dikatakan "threat diubah menjadi opportunity"
Inilah cara sastrawan menafsirkan ajaran Konfusius, bahwa " saya tidak menemukan ajaran baru, tapi ajaran lama dan meneruskannya saja "
======
Kita juga saksikan bagaimana si Hakim Roda Emas Kim Lun Hoat Ong, yang lebih mementingkan kesinambungan ilmu sehingga mengankat Kwee Siang, anak musuh bebuyutannya Kwee Tjeng, menjadi muridnya karena mempunyai bakat untuk menguasai ilmunya.
Demikan pula dalam kisah Crouching Tiger - Hidden dragon, Chou Yun Fat mengajari si pencuri pedang pusakanya, karena bisa menggunakan jurus Butong, tapi masih banyak kekurangannya.
=====
Huah ada banyak sekali yang bisa diceriterakan.
Salam,
Jusuf Sutanto
Dari: sinagahp <sinagahp@yahoo.
Kepada: psikologi_transform
Terkirim: Selasa, 2 Oktober, 2007 10:18:26
Topik: Hal: Hal: [psikologi_transfor
--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Mas Harez :
> Memang supaya nilai edukatifnya mencuat, setiap ceritera silat sebaiknya diulas oleh
> orang yang mempunyai kompetensi.
harez:
Persoalannya, orang mau/tertarik tidak untuk membaca/mendengar ulasan tersebut.
JS:
> Tidak semua ceritera silat bermutu karena sering sudah menjadi fabrikasi.
>Tapi yang klasik seperti karangan Chin Yung, sungguh patut disimak,
> misalnya Sia Tiaw Eng Hiong, Sin Tiaw Hiap Lu, To Ling To.
>
> Memang terang baru kelihatan signifikan setelah sebelumnya kita mengalami gelap.
> Dan gelapnya juga yang sungguh2 gelap melalui aspek kekerasan yang memang diekspose.
> Karena itu yang penting, setelah mendekati endingnya seharusnya ada yang mengulas.
> Ini penting karena biasanya ending nya dilewati oleh penonton.
harez:
Versi sinetron/TV saya kurang mengikuti jadi tidak bisa komentar banyak. Waktu versi buku dulu, seingat saya, karya Chin Yung yang lebih banyak beredar di Indonesia adalah sadurannya Gan KL. Pola pemaparan dan gaya bahasanya Gan KL relatif "lebih sulit" untuk dicerna, dibanding Kho Ping Hoo. Boleh jadi, itulah yang menjadi penyebab mengapa "karya bermutu" tersebut relatif kurang populer. Suma Han, Cheng Tian Sin, Cia Sin Liong, plus bumbu-bumbu "seks"nya menjadi lebih menarik untuk disimak.
JS:
> Karena itu yang penting, setelah mendekati endingnya seharusnya ada yang mengulas.
> Ini penting karena biasanya ending nya dilewati oleh penonton.
harez:
Gagasan bagus itu Pak, apakah sudah pernah diusulkan? Namun, seperti yang saya kemukakan di atas, perlu diperhatikan bagaimana mengupayakan agar ulasan tersebut diperhatikan pemirsa.
Bisa juga dilengkapi satu pesan (tertulis / dibacakan pada saat pembukaan) yang berisi inti pesan dari serial tersebut. Penayangannya dilakukan setiap seri penayangan. Mungkin ini dapat mengimbangi sekaligus meminimalkan pesan/kesan negatif sebagai efek dari pembiasaan.
efek
JS:
> Hidup ini terus mengalir dan karena itu tidak ada suatu kata selesai dari beginningless past menuju endless future.
> Karena itu semua orang berada dalam proses eternal becoming seperti dikatakan Fuad Hassan
> Bukankah ini yang disebut Psikologi Transformatif ?
> Pengertian basic ini perlu terus dihidupkan di millis ini supaya semua orang selalu diingatkan akan tujuan millis.
>Kalau hanya labelnya Psikologi Transformatif dan Transpersonal, tapiisinya jadi seperti keranjang sampah, maka lama-lama kata psikologiTransforma tif dan Transpersonal menjadi berarti sampah.
harez:
Kalau terkait dengan posting yang berisi "caci maki", mungkin kita perlu melihatnya dari "eagle's view" Pak, jangan terfragmentasi. Seperti juga ulasan Bapak tentang pentingnya memahami "ending" dari sebuah serial bersambung, demikian juga untuk memahami secara utuh yang terjadi di milis ini. Bisa bapak bayangkan, kalau ada yang hanya menonton beberapa buah fragmen keberhasilan dan kepuasan membalas dendam, tanpa melihat secara utuh dan terutama pesan di endingnya.
Sejauh pengamatan saya, caci maki yang paling banyak "mengisi" milis ini adalah yang terjadi beberapa bulan terakhir ini. Yakni, antara "kubu" vcl dengan "kubu" pabrik_T. Dari pengamatan saya, apa yang dilakukan oleh "kubu" pabrik_T pada dasarnya dilandasi niatan baik, malah dapat dikatakan ingin "mentransformasi atau mungkin juga me retransfromasi" vcl dkk. Ada sejumlah hal yang mendasarinya. Hanya saja, entah karena caranya atau entah karena pada dasarnya vcl selalu merasa benar, vcl dkk. merasa bahwa apa yang dilakukan oleh pabrik dkk, adalah usaha peperangan dan penghancuran vcl. Dari kubu pabrik sendiri, menganggap bahwa cara yang paling tepat untuk "mentransformasi atau mungkin juga me retransfromasi" vcl dkk, adalah dengan cara "memaki-maki" tersebut, masukan secara logis dan santun yang pernah dicoba dilakukan oleh beberapa anggota milis ini dianggap sudah tidak efektif (apalagi efisien).
Posting-posting yang berisi rayu-rayuan, gombal-gombalan, maupun berbagai macam isi lainnya, menurut pengamatan saya secara sadar dan sengaja dilakukan oleh beberapa member lain milis ini untuk menetralisir situasi "peperangan" .
Melihat dengan "eagle's view" akan lebih memperjelas Pak. Tapi, kalau jadi rajawali, jangan sampai "terpanah" ya Pak.... :)
Sama-sama kita nantikan "pesan inti" pada ending dari kekisruhan dan peperangan di milis ini.
Selamat berpusing-pusing ria .... :)
salam,
harez
--- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto <jusuf_sw@...> wrote:
>
> Mas Harez :
> Memang supaya nilai edukatifnya mencuat, setiap ceritera silat sebaiknya diulas oleh orang yang mempunyai kompetensi.
> Tidak semua ceritera silat bermutu karena sering sudah menjadi fabrikasi.
> Tapi yang klasik seperti karangan Chin Yung, sungguh patut disimak, misalnya Sia Tiaw Eng Hiong, Sin Tiaw Hiap Lu, To Ling To.
> Memang terang baru kelihatan signifikan setelah sebelumnya kita mengalami gelap.
> Dan gelapnya juga yang sungguh2 gelap melalui aspek kekerasan yang memang diekspose.
> Karena itu yang penting, setelah mendekati endingnya seharusnya ada yang mengulas.
> Ini penting karena biasanya ending nya dilewati oleh penonton.
>
> Ambillah contoh Yok Ko setelah berhasil menjadi pendekar nomer satu, ketika mau dinobatkan, dia lebih memilih melanjutkan pengembaraannya bersama isterinya Siaw Liong Lie. Demikian juga Thio Bu Kie, lebih memilih terus mengembara bersama Thio Beng isterinya.
>
> Hidup ini terus mengalir dan karena itu tidak ada suatu kata selesai dari beginningless past menuju endless future.
> Karena itu semua orang berada dalam proses eternal becoming seperti dikatakan Fuad Hassan
> Bukankah ini yang disebut Psikologi Transformatif ?
> Pengertian basic ini perlu terus dihidupkan di millis ini supaya semua orang selalu diingatkan akan tujuan millis.
> Kalau hanya labelnya Psikologi Transformatif dan Transpersonal, tapi isinya jadi seperti keranjang sampah, maka lama-lama kata psikologi Transformatif dan Transpersonal menjadi berarti sampah.
> Suatu saat orang akan memasang label transformatif dan transpersonal pada tong sampah.
> Satu2 nya kosa kata bahasa Indonesia yang masuk kamus bahasa Inggris adalah " amok " karena begitu seringnya terjadi.
>
> salam,
> Jusuf Sutanto
>
> Salam,
> Jusuf Sutanto
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: sinagahp sinagahp@...
> Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> Terkirim: Selasa, 2 Oktober, 2007 5:27:08
> Topik: Hal: [psikologi_transfor matif] Bhikkhu berdemo? -- Re: Magabudhi gelar pujabhatt
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto jusuf_sw@ wrote:
> > Banyak orang yang tidak memahami intisari kisahnya sehingga
> melihat ceritera silat dari sisi kekerasannya saja dan tidak tahu bahwa
> klimaks nya justeru di endingnya.
> > Kekerasan yang dipertontonkan
> sebenarnya menggambarkan kenyataan hidup saat ini seperti yang bisa
> kita sakiskan sehari-hari, hanya bentuknya tidak menggunakan senjata,
> tapi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
>
> harez:
> Pak Jusuf, kalau ada kepentingan komersil sudah "masuk", "pesan sesungguhnya" mendapat porsi yang kecil. Kekejaman, balas dendam dieret-eret, supaya serialnya panjang. Itu tidak saja dalam film/tayangan TV, juga sudah ada sejak jamannya serial Kho Ping Hoo masih merajalela. Dendam turun-temurun diekspose habis-habisan. Tidak heran apabila "pesan sesungguhnya" cenderung terabaikan, "pesan dan kesan yang tidak diinginkan" justru menjadi fokus dan tertanam.
>
> Kalau dilihat dari teori behaviorisme, "pesan kesan" yang sudah dibiasakan selama berbulan-bulan, akan relatif sukar dihapus dengan "pesan inti" pada ending di minggu terakhir. Apalagi pemirsa umumnya bukan tipe kontemplatif ..... :)
>
> salam,
> harez
>
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto jusuf_sw@ wrote:
> >
> > Dalam dialog Zen antara Guru dan Murid mengenai kebahagiaan - kebebasan dan etos kerja, memang merupakan Tri Tunggal yang tdk bisa dipisahkan.Karena itulah maka ada lagu tersohor Born Free, yang lyriknya sbb. :
> > Born Free, as free as the wind blow -
> > As free as the grass grow -
> > Born free to follow your heart.
> >
> > Buku I Ching dan Tao Te Ching barangkali bisa menjelaskan hal ini yaitu :
> > Kehidupan in terus berubah seperti siang berganti malan, musim berganti, air laut pasang dan surut dan sebagainya dari beginningless past menuju endless future.
> > Setiap kali ada pertemuan, misalnya ikatan perkawinan, maka suatu saat pasti akan ada perpisahan karena salah satunya pasti akan meninggal dulu. Dikatakan " soon in the first meeting, there is also future separation "
> > Karena itu orang bijak zaman dahulu menasehati supaya kita jangan terlalu gembira pada saat pertemuan karena suatu saat akan ada perpisahan.
> > Juga jangan terlalu sedih ketika terjadi perpisahan, karena itulah Jalan Alam !
> > Mereka yang salah mempersepsikan dan mencoba bertahan, akan jebol.
> >
> > Yunta di Myanmar juga tidak terkecuali akan mengalami hal yang sama, waktunya bisa ditunda, tapi tidak bisa dihindarkan akan datang.
> > Kitab I Ching adalah satu-satunya kita yang memberitahukan tentang hukum - hukum perubahan ini sebagai akibat interaksi antara unsur YIN dan YANG.
> > Tercatat ada 64 konfigurasi dan dua titik yang penting yaitu : Titik Balik / Fu No. 24 dan Damai / T'ai No. 11.
> > Lebih lanjut bisa dibaca dalam buku " Kearifan Timur Dalam Etos Kerja dan Seni Memimpin ", Penerbit Buku Kompas.
> > ======
> > Dalam kisah silat biasanya selalu diawali dengan kawanan penjahat yang mencoba menghabisi musuhnya sampai ke akar-akarnya. Ketika proses pembantaian itu sedang berlangsung, kebetulan lewat seorang pendeta yang sedang berkelana untuk memperdalam pemahamannya tentang Jalan / Tao. Dialah yang menyelamatkan seorang bayi yang nyaris dihabisi, dan kemudian dibawa ke gunung atau kuil Shaolin dan dididik sehingga menjadi pendekar.
> > Karena selain diajar ilmu silat juga kearifan yang tinggi, maka akhirnya dia sendiri yang bisa memutus karma saling membunuh sehingga tercapailah damai di dunia.
> > Banyak orang yang tidak memahami intisari kisahnya sehingga melihat ceritera silat dari sisi kekerasannya saja dan tidak tahu bahwa klimaks nya justeru di endingnya.
> > Kekerasan yang dipertontonkan sebenarnya menggambarkan kenyataan hidup saat ini seperti yang bisa kita sakiskan sehari-hari, hanya bentuknya tidak menggunakan senjata, tapi dalam bentuk penyalahgunaan kekuasaan.
> > Orang bisa membunuh dengan kata-kata dan juga peraturan
> >
> > Semoga bermanfaat,
> > Jusuf Sutanto
> >
> >
> >
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> <!--
>
> #ygrp-mkp{
> border:1px solid #d8d8d8;font- family:Arial; margin:14px 0px;padding: 0px 14px;}
> #ygrp-mkp hr{
> border:1px solid #d8d8d8;}
> #ygrp-mkp #hd{
> color:#628c2a; font-size: 85%;font- weight:bold; line-height: 122%;margin: 10px 0px;}
> #ygrp-mkp #ads{
> margin-bottom: 10px;}
> #ygrp-mkp .ad{
> padding:0 0;}
> #ygrp-mkp .ad a{
> color:#0000ff; text-decoration: none;}
> -->
>
>
>
> <!--
>
> #ygrp-sponsor #ygrp-lc{
> font-family: Arial;}
> #ygrp-sponsor #ygrp-lc #hd{
> margin:10px 0px;font-weight: bold;font- size:78%; line-height: 122%;}
> #ygrp-sponsor #ygrp-lc .ad{
> margin-bottom: 10px;padding: 0 0;}
> -->
>
>
>
> <!--
>
> #ygrp-mlmsg {font-size:13px; font-family: arial, helvetica, clean, sans-serif;}
> #ygrp-mlmsg table {font-size:inherit; font:100% ;}
> #ygrp-mlmsg select, input, textarea {font:99% arial, helvetica, clean, sans-serif;}
> #ygrp-mlmsg pre, code {font:115% monospace;}
> #ygrp-mlmsg * {line-height: 1.22em;}
> #ygrp-text{
> font-family: Georgia;
> }
> #ygrp-text p{
> margin:0 0 1em 0;}
> #ygrp-tpmsgs{
> font-family: Arial;
> clear:both;}
> #ygrp-vitnav{
> padding-top: 10px;font- family:Verdana; font-size: 77%;margin: 0;}
> #ygrp-vitnav a{
> padding:0 1px;}
> #ygrp-actbar{
> clear:both;margin: 25px 0;white-space: nowrap;color: #666;text- align:right; }
> #ygrp-actbar .left{
> float:left;white- space:nowrap; }
> .bld{font-weight: bold;}
> #ygrp-grft{
> font-family: Verdana;font- size:77%; padding:15px 0;}
> #ygrp-ft{
> font-family: verdana;font- size:77%; border-top: 1px solid #666;
> padding:5px 0;
> }
> #ygrp-mlmsg #logo{
> padding-bottom: 10px;}
>
> #ygrp-vital{
> background-color: #e0ecee;margin- bottom:20px; padding:2px 0 8px 8px;}
> #ygrp-vital #vithd{
> font-size:77% ;font-family: Verdana;font- weight:bold; color:#333; text-transform: uppercase; }
> #ygrp-vital ul{
> padding:0;margin: 2px 0;}
> #ygrp-vital ul li{
> list-style-type: none;clear: both;border: 1px solid #e0ecee;
> }
> #ygrp-vital ul li .ct{
> font-weight: bold;color: #ff7900;float: right;width: 2em;text- align:right; padding-right: .5em;}
> #ygrp-vital ul li .cat{
> font-weight: bold;}
> #ygrp-vital a{
> text-decoration: none;}
>
> #ygrp-vital a:hover{
> text-decoration: underline; }
>
> #ygrp-sponsor #hd{
> color:#999;font- size:77%; }
> #ygrp-sponsor #ov{
> padding:6px 13px;background- color:#e0ecee; margin-bottom: 20px;}
> #ygrp-sponsor #ov ul{
> padding:0 0 0 8px;margin:0; }
> #ygrp-sponsor #ov li{
> list-style-type: square;padding: 6px 0;font-size: 77%;}
> #ygrp-sponsor #ov li a{
> text-decoration: none;font- size:130% ;}
> #ygrp-sponsor #nc{
> background-color: #eee;margin- bottom:20px; padding:0 8px;}
> #ygrp-sponsor .ad{
> padding:8px 0;}
> #ygrp-sponsor .ad #hd1{
> font-family: Arial;font- weight:bold; color:#628c2a; font-size: 100%;line- height:122% ;}
> #ygrp-sponsor .ad a{
> text-decoration: none;}
> #ygrp-sponsor .ad a:hover{
> text-decoration: underline; }
> #ygrp-sponsor .ad p{
> margin:0;}
> o{font-size: 0;}
> .MsoNormal{
> margin:0 0 0 0;}
> #ygrp-text tt{
> font-size:120% ;}
> blockquote{margin: 0 0 0 4px;}
> .replbq{margin: 4;}
> -->
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> ____________ _________ _________ _________ _________ ________
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
> http://id.yahoo. com/
>
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar