http://groups.
Sinaga Harez Posma wrote:
Dear Vincent,
Sesungguhnya aku trenyuh melihat perkembanganmu.
Tidak bisakah engkau melihat niat baik orang lain untuk dirimu?
Mengapa seakan-akan yang dilakukan oleh orang lain hampir selalu kau
hayati sebagai serangan terhadap dirimu?
Mengapa hampir selalu ukurannya "uang" Cent ?
Sebanyak apapun uangmu, itu bisa hilang dalam sekejap.
Sudahkah engkau berdoa hari ini ?
salam kasih yang tulus, (kalau empatimu jalan, pasti kau bisa
merasakannya)
harez
Vincent Liong answer:
Sdr Sinaga Harez Posma masih ingatkah diskusi di bawah ini:
* Re: Kompatiologi dan Grounded Theory > Vincent .... Vincent ......
http://groups.
http://groups.
Lalu anda jawab di elink:
http://groups.
Sinaga Harez Posma wrote:
Dear Vincent,
Saya tidak akan menanggapi lebih jauh diskusi dengan anda di topik
ini. Banyak tidak nyambungnya.
buang-buang waktu, pikiran dan tenaga untuk mencet tombol keyboard
(setidaknya bagi saya) he...he...he.
salam,
harez
Vincent Liong wrote:
Ini masalah yang sama seperti alasan awal kubu Pabrik_T menyerang
kompatiologi (sebelum ditambahi provokasi Audifax). Pabrik_T mengenal
pola asumsi dan pembuktian asumsi yang linear (satu garis lurus),
sedangkan kompatiologi memiliki system asumsi dan pembuktian asumsi
yang ada alat kalibrasinya sehingga tidak se-linear pola pembuktian
ala ilmuan berbasis filsafat barat. Ketika Pabrik_T mentok karena
ngotot memaksakan pakai pola asumsi & pembuktian versinya untuk
menghadapi kompatiologi lalu tidak nyambung, maka jalankeluarnya hanya
permainan cacimaki pribadi karena frustrasi tidak terpikirkan jalan
lain. Kalau anda belum belajar hal ini juga sampaikapanpun anda tidak
akan mampu meski hanya meneliti kompatiologi dari luar saja.
Peneliti baru kami yang dokter (spesialisasi psikiatri dan penyakit
orang tua) yang umurnya sudah berkepala 6 dan sedang mengurus gelar
professor tsb, ketika mulai bergabung tidak cepat-cepat bermain dengan
pembuktian asumsi. Ada proses mengenal system penelitian yang saya
pakai dulu sebelum sok meneliti
* Awal pertama kali datang ke rumah hanya ngomong bla-bla-bla sekedar
perkenalan agar dekat (satu minggu sebelum ketemu berikutnya).
* Ke dua kali (rabu, 26 September 2007) mengajak saya dan Cornelia
Istiani makan sambil cerita point-point yang ada kemiripan di
kedokteran dan psikiatri untuk memancing komentar saya.
* Ketiga kali ketemu (Minggu, 30 September 2007), nonton acara dekon
sebagai pengamat dan mencatat tiap proses yang terjadi dan
mewawancarai baik terdekon, pendekon tandem (yang mantan terdekon juga).
* Keempat kali ketemu (rabu, 3 Oktober 2007), mengajak saya makan di
rumahmakan vegetarian dan mampir ke kantornya summa cing hai untuk
mencari perbandingan posisi peran ilmu antara ilmu kompatiologi dan
ilmunya aliran summa cing hai lalu ngobrol dengan saya untuk mereview
perbedaan dan persamaan soal peran ilmunya bagi si pengguna.
Nah, bung Sinaga Harez Posma, anda perlu belajar dulu bahwa dalam
penelitian tentang kebenaran suatu ilmu sebelum membahas asumsi dan
pembuktian kebenaran, yang perlu dibahas adalah:
1* Pola penelitian yang digunakan peneliti dalam membangun ilmu tsb.
Ilmu yang eksperimen based murni beda dengan ilmu yang dibangun dengan
analisis ilmu yang literaturnya sudah ada sebelumnya.
2* Posisi ilmu itu sendiri sehingga tahu kegunaan spesifiknya.
3* Aturan main ilmu itu seperti apa.
Makanya bung Sinaga Harez Posma pusing khan dengan kompatiologi ini.
Sudah berusaha dijatuhkan kok masih saja laku. Mengapa saya menghayati
sikap anda sebagai serangan? Karena anda tidak mau tahu point-point di
atas lalu sok membuat pembuktian, memangnya siapa anda itu.
Soal uang, kalau saya benar-benar matre seperti kata orang-orang maka
mana tahan saya mengerjakan kompatiologi selama sekian tahun dengan
modal menyisihkan uang jajan saya sendiri ditambah tekanan saya sini.
Baru akhir-akhir ini modal dan uang saku bisa diperoleh dari berjualan
kompatiologi.
Ngomong-ngomong tesis bung Sinaga Harez Posma kalau tidak salah
mengenai pembuktian dukun asli atau palsu. Dalam pembuktian itu bisa
ada tiga titik tolak: 1. reasoningnya si dukun, 2. Reasoningnya bung
Sinaga Harez Posma, 3. Keberhasilan dari sudutpandang masyarakat awam
yang jadi pengguna. Dalam penelitian ilmupengetahuan di ruang sekolah
resmi yang sering jadi masalah adalah si peneliti pembikin ilmu dan si
penguji berada di reasoning yang sama, maka dari itu belum tentu bisa
terbukti dalam reasoningnya masyarakat awam atau orang di luar lembaga
sekolah resmi ybs. Jadi ilmiah atau tidak belum tentu menjamin ilmu
tsb bisa terpakai atau tidak. Pada akhirnya tergantung masyarakat sang
user.
Ttd,
Vincent Liong
Kamis, 4 Oktober 2007
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar