Being Twenty - Something is Hard
Penulis Dewi Pravitasari
Penerbit Diwanteen [http://diwanpublish
Saraswati Senotono (Sara) adalah seorang psikolog cantik yang cukup
sukses lewat klinik ngetop yang didirikan bersama rekan-rekan
seniornya. Profesi yang dijalaninya menuntut Sara untuk dapat selalu
objektif dalam membantu memecahkan masalah klien-kliennya.
Setelah dapat menghindar selama 4 tahun lamanya, suatu hari Sara harus
dihadapkan pada kenyataan akan kembalinya sang Mantan Pacar (Zani)
yang pernah menggoreskan sejarah kelam bagi dirinya. Di sini Sara
harus dapat memisahkan masalah profesionalisme dengan masalah
pribadinya, mengingat Zani adalah seorang klien yang harus tetap
dilayani dengan baik.
Tidak hanya itu, di hari yang sama Sara pun tak sengaja bertemu dengan
kakak tiri Zani (Radit) yang pernah juga menjadi seseorang yang
spesial dalam hidupnya. Pertemuan dengan mereka berdua membawa Sara
pada kenangan masa lalu, dengan sejarah kelam di pertengahan umur
20-an., masa di mana ia tidak bisa memecahkan masalahnya sendiri.
" Being Twenty-Something is Hard " menceritakan tentang beratnya hidup
yang dijalani oleh orang dalam fase umur 20 hingga 29 tahun, dan
sebagian orang di awal umur 30-an. Semua orang muda ingin hidup ideal,
hidup yang bahagia dan sesuai dengan yang diinginkannya, tanpa harus
bersusah payah atau bersyukur atas apa yang telah dimilikinya. Hal itu
wajar, karena di fase ini mereka masih memiliki ambisi yang besar,
mimpi setinggi langit serta energi yang luar biasa besar. Padahal
hidup itu tidak selalu ideal, bahkan lebih sering terasa pahit. Pada
akhirnya yang timbul adalah stress, khawatir dan kegelisahan karena
tak bisa menerima kenyataan.
Hal itu pun dirasakan Saraswati. Pergantian dari fase remaja menjadi
dewasa, dengan segala idealisme pribadi, belum lagi tuntutan orang
tua, menceburkan Saraswati dalam sebuah krisis umur 20-an, yang sering
disebut Quarter Life Crisis. Keinginan menikah yang tidak menjadi
kenyataan pernah menyebabkan dirinya stress berat dan bahkan menjadi
seorang alkoholik. Selain Saraswati, akan ada juga tokoh-tokoh lain
yang memiliki kekhawatiran yang sama tentang hidup, meski faktor yang
menyebabkannya tidak selalu sama.
Lewat rehabilitasi yang dijalaninya, Saraswati akhirnya sadar bahwa
masih banyak orang yang lebih tak beruntung dibanding dirinya.
Kesadaran itu membuatnya kuat dan mampu meneruskan hidup, serta dapat
menilai hidup dengan lebih bijaksana. Melalui perjalanan hidup ini,
pembaca akan turut merasakan bagaimana konflik demi konflik yang
dihadapi seseorang dapat membantu mendewasakan dirinya.
Klimaks cerita terjadi saat sang tokoh utama dihadapkan pada sebuah
kenyataan yang jauh lebih pahit, sesuatu yang tak pernah dibayangkan
oleh siapapun. Di sini pembaca akan melihat bahwa hidup itu bukan lagi
tentang mimpi. Manusia harus menerima realita takdirnya, dan juga
harus bersyukur atas hikmah yang ada di balik setiap kejadian.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar