lho kecerdasan itu bukannya hasil psiko tes?
heran aku.... ada orang ga lulus psiko tes, artinya apa? apa
menurut meteran psikologis orang itu gak qualified? dari hasil test
2 jam? ada-ada saja.
salam,
goen
--- In psikologi_transform
<alexanderkhoe@
>
> Untuk bisa berdiskusi yang baik perlu dijelaskan beberapa definisi
> pokok yang menjadi topik diskusi, disini mengenai berpikir.
Berikut
> beberapa PR yang harus dipahami bersama mengenai beberapa definisi
> dasar, yaitu:
> 1. Pikiran (Thought) ?
> 2. Batin (Mind) ?
> 3. Proses Kognitif (Cognition) ?
> 3. Berpikir (Thinking) ?
> 4. Bernalar (Rationing) ?
> 5. Kecerdasan (Intelligence) ?
>
> Tanpa menjelaskan hal-hal yang paling mendasar ini, diskusi hanya
> sekedar omdo.
>
> Salam,
> Alexander
>
> --- In psikologi_transform
> <audivacx@> wrote:
> >
> > 1
> > Berpikir dan Kecerdasan
> >
> > How many roads
> > must a man walk down
> > before you call him a man?
> > The answer my friend
> > is blowing in the wind
> > The answer is...blowing in the wind
> >
> > Bob Dylan
> > --Blowin ' in the Wind
> >
> > Apa yang membuat manusia menjadi manusia? Jawabannya
barangkali
> sama dengan apa yang diutarakan Bob Dylan: The asnwer is blowing
in
> the wind. Namun pencarian jawaban itu, meski tak pernah
menghasilkan
> suatu jawaban final, tak boleh berhenti. Dan salah satu rumpun
> pemikiran yang mencoba menjelaskan bagaimana manusia bisa menjadi
> manusia, adalah mereka yang menganggap pikiran sebagai kunci.
Rumpun
> pemikiran ini berdampingan dengan rumpun pemikiran lain seperti:
> Hati, Perasaan, Insting, Intuisi, Spiritual, dsb.
> >
> >
> > Bagaimana pikiran dianggap sebagai kunci yang memanusiakan
> manusia ini akan saya bahas dalam serangkaian esai. Saya akan
mulai
> dari apa yang oleh Aristoteles disebut Nous. Apa itu Nous? Secara
> sederhana Nous bosa diterjemahkan sebagai mind atau 'pikiran'.
> Aristoteles mendefinisikan Nous sebagai bagian dari jiwa yang
membuat
> manusia tahu dan memahami.
> >
> >
> > Filsuf lain, Rene Descartes, mencoba berangkat ke arah
pentingnya
> komponen 'pikiran' melalui bagaimana meragukan persepsi inderawi.
> Pancaindera kerap menipu dan karenanya Descartes mengandaikan
bahwa
> tak ada hal yang menampakkan diri sebagaimana adanya. Maka itu,
> ketika aku meragukan dan kemudian memikirkan ulang tentang Ada-ku
> maka di situlah Aku Ada. Descartes dipandang sebagai bapak
filsafat
> modern. Julukan ini tak berlebihan karena sejak Descartes, pikiran
> sebagai penentu kesadaran benar-benar digumuli lebih dalam.
> >
> >
> > Kecerdasan dan Berpikir
> > Ketika kita bicara tentang kecerdasan, maka tak bisa
dilepaskan
> dari berpikir dan apa yang telah diawali Descartes tentang
berpikir
> dan Ada. Ketika anda mencoba menjawab pertanyaan psikotes yang
> mengukur kecerdasan, seperti: "Apa yang anda lakukan ketika
tersesat
> di hutan pada siang hari?", maka saat anda berusaha menemukan
jawaban
> terbaik, saat itu jugalah anda melakukan apa yang disebut
berpikir.
> Bahkan bukan hanya berpikir, namun anda juga menempatkan 'Ada'-nya
> anda pada konteks seolah-olah andalah yang tengah tersesat di
hutan.
> >
> >
> > Ada kasus menarik di sini. Berkenan dengan pertanyaan tes IQ
> tersebut. Jawaban dengan nilai 'kecerdasan' tertinggi
adalah 'melihat
> matahari untuk memetakan arah'. Dalam buku panduan skoring, selain
> jawaban itu ada juga sejumlah jawaban lain yang telah
diidentifikasi
> dan dibobot kecerdasannya. Namun, pada sejumlah kasus yang benar-
> benar saya temui, ada jawaban-jawaban lain yang nyleneh dan tak
ada
> di buku panduan skoring, namun bisa jadi dalam konteks tertentu
> justru cerdas. Misal:
> > - Saya akan menemui tukang kebun di sekitar situ, karena
tukang
> kebun pasti tahu arah
> > - Saya akan mencari pohon kelapa tertinggi dan memanjat
> > Jawaban-jawaban itu tidak ada di buku panduan skoring dan bisa
> jadi bakal diskor nol. Tapi jelas jawaban-jawaban itu tak
menyalahi
> aturan karena di pertanyaannya tak disebutkan batasan situasi,
apakah
> ada tukang kebun atau tidak, apakah ada pohon kelapa atau tidak,
dsb.
> >
> >
> > Apa yang mau saya sampaikan di sini adalah bagaimana berpikir
itu
> berkaitan dengan 'Ada' di suatu kondisi dan sebuah pembacaan atas
> kondisi tersebut. Pembacaan ini ternyata begitu kompleks dengan
> berbagai kemungkinannya. Jika mau dikaitkan dengan pemahaman bahwa
> berpikir adalah Nous atau bagian jiwa yang membuat manusia tahu
dan
> memahami, maka di sini kita mesti mawas bahwa 'tahu dan memahami'
di
> sini bisa begitu plural.
> >
> >
> > Bagus Takwin (2005) dalam buku "Kesadaran Plural-Sintesis
antara
> Rasionalitas dan Kehendak Bebas" mengemukakan suatu pendapat
menarik:
> >
> >
> > "Kesadaran adalah sebuah fakultas mental pada diri manusia
yang
> memberikannya kemampuan memahami realitas dan berkehendak bebas
yang
> memungkinkan adanya pelbagai penafsiran tentang realitas" (hal.
238)
> >
> >
> > Lebih jauh, Takwin menjelaskan bahwa kesadaran analog dengan
> pengambilan keputusan. Dalam kesadaran yang analog dengan
pengambilan
> keputusan itu terdapat lima tahap"
> >
> > (1) Identifikasi
> > (2) Encoding
> > (3) Menemukan perbedaan implikasi
> > (4) Menyelesaikan perbedaan-perbedaan implikasi
> > (5) Penentuan keputusan
> >
> > Dijelaskan lebih jauh bahwa kelima tahap dalam dinamika
kesadaran
> tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara kesadaran manusia
> dengan peningkatan keterbukaan manusia. Jika masing-masing tahap
> dilakukan secara cermat, maka manusia dapat menampilkan
keterbukaan
> terhadap berbagai perbedaan.
> >
> >
> > Sampai di sini, saya melihat ada dua kata penting dalam
> kesadaran, yaitu Diferensialitas dan Referensialitas.
Referensialitas
> meliputi identifikasi dan encoding karena dalam dua hal tersebut
> terkandung referensi. Sedangkan dalam Diferensialitas terkait
> bagaimana keterbukaan terhadap kemungkinan penafsiran. Lalu, kita
> bisa melihat bahwa Diferensialitas dan Referensialitas adalah
kunci
> dari Dekonstruksi.
> >
> >
> > Dari pemahaman itu, saya mencoba berspekulasi dengan menarik
> Dekonstruksi pada pemahaman mengenai konsep kecerdasan dan
berpikir.
> Bagaimana orang mampu secara cerdas berpikir mengenai 'Ada'-nya di
> dunia, akan ditentukan oleh bagaimana ia mampu terbuka pada
perbedaan
> dan kemawasan bahwa segala sesuatunya selalu memiliki rujukan pada
> apa yang telah lebih dulu ada.
> >
> >
> > Ada pendapat lain?
> >
> >
> >
> >
> >
> > ------------
> > Be a better pen pal. Text or chat with friends inside Yahoo!
Mail.
> See how.
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar