Pak Jusuf,
Beliau memang "Pendekar Rajawali Sakti" dan toa suheng dari Psi Ko Pai. Saya mengaguminya. :)
salam,
harez
--- In psikologi_transform
>
> Pak Harez,
> Huah anda dokumentasinya lengkap juga ya !
> Anda ingat di UI ada Kampanye Dialogis Pemilu 2004. Brosur nya itu bersumber pada buku Fuad Hassan, mengapa ?
> Karena tujuan Pemilu bukan hanya membangun kelembagaan, tapi kesadaran bahwa kami - kalian - mereka hrs sadar akan adanya KITA atau Res-publica. Atas dasar itu maka Fakultas Psikologi diminta membuat brosurnya.
> Semua kontestan sebelum naik pentas, diberi briefing dulu mengenai hakikat Pemilu sebagai mass education.
> Tapi karena semua sibuk mengejar setoran, maka akhirnya jualan kecap aja.
> Yang bisa menangkap justeru komunitas diplomatik sehingga Pak Fuad diminta bicara di Deplu di hadapan para Dubes karena PBB sendiri sedang mencari modus operandi. Itulah sebabnya muncul buku Kami dan Kita edisi Inggris.
> Ketika diluncurkan di UI, saya hadir dan memberikan julukan beliau sebagai " Kembalinya Pendekar Rajawali Sakti "
>
> Salam,
> Jusuf Sutanto
>
> ----- Pesan Asli ----
> Dari: sinagahp sinagahp@...
> Kepada: psikologi_transform
> Terkirim: Rabu, 7 November, 2007 10:32:23
> Topik: [psikologi_transfor
>
>
> Pak Jusuf,
>
> Terima kasih atas kisah Kakek Bodoh Memindahkan Gunungnya. :)
>
> Ijinkan saya mengutip tulisan pak Fuad yang berjudul "Pokok-pokok Bahasan Mengenai Budaya Nusantara Indonesia", yang terkait dengan Kongres Kebudayaan V pada bulan Oktober 2003 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Pada butir 5, pak Fuad antara lain mengemukakan sebagai berikut:
>
> 5)
> Demikianlah gambaran mengenai penjelmaan pluralime budaya Nusantara dan
> transsendensinya sebagai kebudayaan nasional Indonesia. Kebhinekaan budaya Nusantara
> Indonesia adalah kenyataan yang justru mengukuhkan identitas Indonesia sebagai
> satuan budaya yang khas. Kebhinnekaan tersebut merupakan kekayaan budaya yang
> unsur-unsurnya seharusnya saling dipersandingkan, dan sekali-kali
> bukan saling dipertandingkan. Dalam persandingan, setiap unsur mungkin
> memiliki aspek-aspek yang memperkaya unsur-unsur budaya lainnya. Karena kebudayaan
> juga merupakan manifestasi berbagai gagasan dan nilai-nilai, maka dalam persandingan
> itu terjadilah proses saling-mengenal
> yang dapat meningkatkan wawasan (insight promoting), dan pada
> gilirannya menumbuhkan saling-apresiasi. Kebhinnekaan itu juga bisa menjadi
> bahan perbandingan, antara lain untuk menemukan berbagai persamaan pandangan
> hidup yang erat kaitannya dengan nilai kebijakan dan kebajikan (wisdom and
> virtue). Studi komparatif itu bisa dilakukan antara lain melalui perbandingan
> peribahasa, pepatah, petuah, legenda, mitos, adat-istiadat, dsb.
> Sumber: http://www.kongresb ud.budpar. go.id/Pokok_ pokok_bahasan. htm
>
> salam,
> harez
>
>
> --- In psikologi_transform atif@yahoogroups .com, Jusuf Sutanto jusuf_sw@ wrote:
> >
> > ----- Pesan Asli ----
> > Dari: sinagahp sinagahp@
> > Kepada: psikologi_transform atif@yahoogroups .com
> > Terkirim: Selasa, 6 November, 2007 10:00:17
> > Topik: [psikologi_transfor matif] Peribahasa Indonesia (East way of thinking vs East wisdom)
> >
> >
> >
> > WK:
> > Saya ingin mengatakan bahwa 'kata- kata mutiara ketimuran' dan 'nasihat-nasihat ketimuran' tidaklah terlalu menarik untuk dimunculkan dalam wacana ilmu pengetahuan. Yang lebih utama untuk digali adalah cara atau metode berpikir "timur". "Timur" sebagai nasihat-nasihat tidaklah terlalu penting.
> >
> > Yang menurut teman tersebut yang istimewa adalah Timur sebagai disiplin
> > berpikir alternatif. Cara berpikir timur : holistik, melihat interkoneksi antara bagian-bagian, melihat baik Yin maupun Yang, non- linier. (catatan :umumnya yang diartikan timur adalah China, Jepang dan India; Jawa lain lagi : mengutamakan kehalusan rasa).Mari kita gali terus Cara Berpikir Timur !
> > ============ =======
> > Dunia pendidikan Kepemimpinan mengenal VISIONARY LEADERSHIP. Banyak buku tebal ditulis pakar Barat dan Sekolah Management membahas soal ini. Tapi hanya dengan seketika orang dicerahkan oleh dongeng sbb.
> >
> > Inilah jurus Bu Tong Pai " 4 tael melawan 1000 kati "
> >
> >
> >
> >
> >
> > Kakek Bodoh
> > Memindahkan Gunung
> >
> >
> >
> >
> >
> > Alkisah hiduplah seorang
> > kakek bersama dengan anak, mantu dan cucu-cucunya di sebuah dusun. Ia dikenal
> > dengan nama Kakek Bodoh karena kesederhanaannya dalam dalam cara berpikir dan
> > bergaul dengan lingkungannya. Rumahnya berhadapan dengan 2 (dua) gunung yang
> > harus dilaluinya setiap pagi untuk pergi ke pasar menjual hasil pertaniannya
> > dan kembali lagi membawa barang-barang kebutuhan hidupnya, sehingga jarak yang
> > seharusnya dekat, menjadi jauh dan baru bisa kembali ke rumahnya pada petang
> > hari. Pada suatu hari ia memanggil seluruh keluarganya dan mengadakan rapat
> > untuk membahas dan akhirnya sepakat untuk menyetujui usulnya untuk menggali dan
> > memindahkan gunung. Keesokan harinya mereka semua mulai bekerja !
> >
> >
> > Khabar itu terdengar sampai ke
> > kampung-kampung di sekitarnya sehingga datanglah seorang kakek yang karena
> > pintarnya dikenal sebagai Kakek Pintar. Ia menggeleng-gelengka n kepalanya
> > mendengar berita itu, lalu bergegas menemui Kakek Bodoh dan menegur : ââ¬Å" Bagaimana kamu bisa memindahkan gunung
> > dengan hanya beberapa orang saja ? Kamu melakukan hal yang sia-sia saja dan
> > sampai matipun tidak akan bisa menyelesaikannya
> > ! ââ¬Å". Kakek Bodoh itu dengan enteng menjawab : ââ¬Å" Meski gunung itu besar,
> > ia tidak bisa tumbuh. Digali sedikit, akan berkurang sedikit. Memang lama
> > sekali, tapi keluargaku akan turun temurun tinggal di sini. Kalau anak-anak
> > saya mati, masih ada cucu-cucu yang meneruskannya, demikian seterusnya ââ¬Â¦dan
> > setelah melalui beberapa generasi, pasti gunung itu akan habis digali. Kalau
> > gunung itu bisa dipindahkan, maka bukan hanya keluarga kami saja yang merasakan
> > manfaatnya, juga dusun-dusun di sekitarnya karena mereka tidak perlu lagi
> > bersusah payah naik ââ¬" turun gunung yang memerlukan waktu lama ââ¬Å".
> >
> >
> >
> >
> > Kabar itu tersebar ke seluruh
> > dusun di sekitarnya sehingga penduduknya
> > datang berbondong-bondong untuk membantu. Dalam waktu yang tak terlalu
> > lama kedua gunung itu bisa dipindahkan dan disaksikan oleh Kakek Bodoh itu. ( Jusuf Sutanto, "Spiritual Wisdom ", Hikmah / Mizan )
> >
> >
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar