Cobalah tanya sama diri sendiri kapankah Anda terakhir kalinya
menerima surat yang masih ditulis dengan tulisan tangan? Boro-boro
surat yang ditulis dengan tulisan tangan, surat pribadi atau pesan
pribadi azah Ora Ono dan ini udah bertahun-tahun kagak pernah kita
terima lagi, terkecuali kartu Natal atau Lebaran, sedangkah di hari-
hari lainnya kotak pos kita hanya di isi oleh surat-surat yang
bersifat komersil, brosur reklame, tagihan, laporan bank dsb-nya.
Ketika jamannya mang Ucup masih muda ialah pada jamannya Sampek
Engtai, kita itu sudah terbiasakan menulis surat cinta dengan
tulisan tangan, bahkan disekolahpun diajarkan bagaimana caranya
menulis dengan tulisan tangan yang bagus, agar tulisannya rata,
bahkan diatur cara tebal tipisnya huruf yang ditulis, mirip
kaligrafi begitu. Terkadang untuk menulis satu surat saja, kita
menyediakan waktu berjam-jam, sebagai imbalannya kita merasa bangga,
apabila surat cinta kita di koleksi oleh sang pacar dengan di ikat
oleh pita merah.
Maklum pada zaman sekarang ini, kita sudah tidak punya waktu lagi
untuk berkomunikasi satu dengan yang lain, boro-boro untuk nulis
surat untuk ngomong azah udah kagak ada waktu lagi, sebagai gantinya
kita di bom oleh puluhan SMS yang masuk dalam sehari, lihat saja -
dimana saja, kapan saja -Anda akan selalu menemukan orang yang
sedang mengirim atau membaca SMS, manusia jaman sekarang sudah tidak
mungkin bisa hidup tanpa HP lagi. Tidak ada kontak, tidak ada lagi
dialog yang hidup, tidak ada lagi pertemuan antara dua pembicara. Ah
mungkin, karena mereka sedang sibuk dengan pekerjaannya se-hari-
hari, tetapi apakah dirumahnya beda?
Dirumah pun sama, tidak ada waktu lagi untuk berbicara, walaupun
rumah sebenarnya adalah oase atau tempat untuk istirahat, tetapi
lihatlah wajah-wajah mereka seketika mereka pulang kantor; wajah-
wajah yang tidak lagi menampilkan keinginan atau daya tarik untuk
berkomunikasi lagi, karena pikiran mereka udah capai oleh macet dan
stress di kantor maupun di perjalanan, disamping itu kehidupan saat
sekarang ini sudah begitu menjemukan untuk dijadikan topik
pembicaraan yang menarik, maklum hidup kita ini udah mirip robot.
Setelah makan malam dan sekedar basa-basi beberapa patah kata untuk
membuat perencanaan apa yang harus dilakukan esok, langsung tangan
kita menyentuh tombol remote control TV atau tuts komputer atau HP.
Komunikasi bukanlah hanya sekadar sepatah atau dua patah kata saja,
tetapi tatapan mata, senyuman, jabat tangan, pelukan maupun belaian.
Kita sudah tidak memiliki waktu lagi untuk berdialog, tanyalah sama
diri sendiri, berapa kali dalam sehari Anda menyentuh alat2 atau
benda2 mati tsb diatas, tetapi kebalikannya berapa kali Anda telah
dan mo menyentuh atau membelai orang-orang yang Anda kasihi entah
itu pasangan hidup Anda maupun anak2 Anda. Ber-jam2 kita bisa
nangkring dan memusatkan seluruh perhatian dan pikiran kita di
hadapan TV atau komputer, tetapi kebalikannya bisakah Anda beberapa
menit saja, meluangkan waktu untuk ngobrol santai dengan orang-orang
yang Anda kasihi, boro-boro meluangkan waktu santai, bahkan pada
saat ngobrol azah TV harus tetap jalan terus dan HP pun tidak pernah
OFF 24 hrs dan 7 hari seminggu, sehingga dirumah ibadah sekalipun HP
tidak pernah OFF.
Dulu berbelanja merupakan suatu kegiatan sosial, pemilik toko atau
warung mengenal dengan baik nama kita, bahkan selalu menyapa dengan
hangat saat kita mau berbelanja ditempatnya, terkadang disitu
merupakan bursa gosip sekampung.
Tetapi sekarang ini semuanya udah diganti oleh supermarket ala Hero
atau Care4, yang kita dengar hanya bunyi suara roda kereta dorong
kita atau bunyi kas register nya, dan jangan harap Anda akan bisa
ngobrol di kasir walaupun hanya sejenak waktu saja, sebab langganan
berikutnya sudah menunggu gilirannya.
Pergi ke Bank pun kita sudah tidak perlu lagi, manusianya udah
diganti dengan ATM atau Telebanking, bahkan di airport Amsterdam pun
sekarang ini stewardes nya udah mulai diganti dengan mesin. Kita
sudah mulai memasuki era iRobot yang menggantikan the real world.
Keika masa kecilnya Mang Ucup ini termasuk anak Ndableg yang nakal
sekali, oleh sebab itu kalau ayah saya udah benar-benar bohoat alias
kewalahan, maka ia akan menghukum saya, dengan tidak menyapa saya
selama ber-hari-hari dan ini merupakan hukuman yang terberat bagi
saya, lebih baik digebukin atau digaplok ampe bengep, daripada tidak
disapa olehnya.
Mengabaikan orang lain berarti memperlakukan mereka seperti juga
sebuah benda, atau objek atau mesin yang tidak memiliki perasaan
ataupun kepribadian.
Tidak bisa dipungkiri kita merindukan kehadiran orang-orang
disekitar kita, kita mendambakan perhatian mereka. "Cintai atau
bencilah diriku, tetapi jangan sekali-kali mengabaikan diriku".
Itulah jeritan hati kebanyakan orang, meskipun terkadang kita
berusaha untuk memungkirinya, namum ini sudah merupakan kebutuhan
sejati dan napas dari kehidupan kita. Bila kita diabaikan, kita akan
mati. Untuk tidak diabaikan, kita tidak boleh mengabaikan orang lain.
Seorang wanita yang terbiasa untuk memberikan bantuan kepada
pengemis di depan rumah ibadah, pada suatu saat terkejut ketika
menyadari dompetnya tertinggal dirumah. Ia baru menyadari hal ini,
ketika tangan si pengemis sudah terulur keatas untuk menerima
bantuan dari dia. Tetapi karena pada saat tsb ia tidak memiliki uang
dan dan tidak ingin mengecewakan tangan yang telah terulur tsb, maka
dengan ramahnya ia mengatakan; "Saya tidak dapat memberikan sesuatu
hari ini, tetapi setidaknya saya ingin menjabat tangan Anda, to say
good morning!" Ia melakukan ini dengan penuh ikhlas dan ketulusan.
Pengemis itu segera bangkit dan menjabat tangannya sambil
berkata: "Anda hari ini telah memberikan sesuatu yang jauh lebih
bernilai daripada yang pernah Anda berikan pada hari-hari
sebelumnya."
Sentuhan hati manusia adalah pemberian yang paling berharga yang
dapat kita berikan kepada sesama.
Marilah kita belajar untuk membuat orang lain merasakan kehadiran
kita, bukan karena pengaruh atau wibawa yang kita miliki, melainkan
karena keinginan untuk membawa hidup dan membagi kegembiran pada
saat pertemuan tsb. Oleh sebab itulah di tahun mendatang 2008, mang
Ucup akan berusaha untuk lebih banyak meluangkan waktu dan juga
sesering mungkin menelpon orang-orang yang saya kasihi maupun sobat-
sobat saya, begitu juga untuk mengunjungi mereka dirumahnya, bukan
hanya sekedar untuk bisnis atau pada saat kalau lagi butuh azah,
sebab ini juga merupakan tanda kasih terhadap sesama manusia. Bahkan
saya akan belajar untuk mulai mengirim surat lagi dengan tulisan
tangan.
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.
Homepage: www.mangucup.
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Fed Lowers Rates Again - $270,000 Mortgage for $1,498/Mo. No Credit Check Needed No Credit Check Needed - Estimate New Payment.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar