Manusia jaman sekarang, kalau pakai pakaian, sepatu, tas yang tidak
bermerek, rasanya seperti ada sesuatu yang kurang alias tidak
komplit. Oleh sebab itulah setiap weekend mereka berbondong-bondong
ke Bandung mencari Outlet yang menjual pakaian, tas, sepatu yang
bermerek, entah itu merek oringinal ataupun kloningan podo wae yang
penting baju Gw ada Brand nya. Dengan harapan kalau pakai tas, baju
yang ada brand nya kita mendapatkan predikat nilai tambah dimata
orang lain sebagai Wong Sugih ato Wong Kaya !
Perbedaan harga T-shirt cap Cabe dan T-Shirt merek Polo bisa puluhan
kali lipat bedanya, oleh sebab itulah banyak sekali orang yang
merasa senang dan bangga menjadi "Papan Reklame Berjalan" dimana
turut mempromosikan gambar kuda di belakang T-shirtnya.
Kata Brand itu sendiri diserap dari bahasa Inggris kuno "brond" yang
berarti musnah kebakar atau dalam bahasa Inggris modern Burn dan
dalam bahasa Jerman Brennen. Awalnya dari kata "Branding" ini ialah
membakar merek atau cap pada tubuh hewan ataupun manusia untuk
membuktikan hak kepemilikannya misalnya pada kuda ataupun sapi.
Para budak jaman dahulu dibakar (branding) dengan cap lambang
Segitiga yang berarti huruf Delta dalam bahasa Yunani, atau awal
dari kata Doulos = Budak. Sedangkan para budak yang pernah melarikan
diri ketika jaman Rumawi diberikan branding huruf F = Fugitivus.
Para napi diberikan juga merek dengan dirajah (tato) ditangannya
misalnya para korban Holocaust orang-orang Yahudi yang ditawan di
kamp konsetrasi Jerman Auschwitz.
Jadi sebenarnya hanya hewan, budak dan napi saja ketika jaman
dahulu mendapatkan branding, tetapi entah kenapa manusia jaman
sekarang pun ingin sekali diperlakukan sebagai hewan maupun napi
untuk bisa mendapatkan merek.
Bukan hanya sekedar pakaian, tas dan sepatu saja yang harus
bermerek, bahkan makanan dan minuman pun harus ada mereknya, seakan-
akan kopi merek Starbuck jauh lebih enak daripada kopi tanpa merek!
Sedangkan bagi saya; kenyataannya tidaklah demikian, tetapi yang
sudah pasti harga kopi Starbuck berkali lipat jauh lebih mahal
daripada diwarung kopi lainnya. Maka tidaklah heran ada orang yang
menharapkan bisa mendapatkan rejeki yang sama dengan menjual
Martabak dengan merek Marta-Buck atau Buck-So Sapi
Mang Ucup sendiri mengakui bahwa saya pribadi pun dahulu pernah jadi
budaknya pakaian bermerek, tetapi sekarang saya lebih bahagia pakai
T-Shirt Cap Cabe atau yang no-name daripada merek Polo.
Branding itu ada dua macam, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan
yang tidak kelihatan adalah label atau brand yang diberikan orang
kepada kita. Misalnya mang Ucup sudah memiliki berbagai macam Brand,
mulai dari sebutan Buronan, Bangsat, Tukang Tipu, Pemerkosa,
Pembunuh, Tukang Bohong, Pemabok, Koruptor, Buaya, Bajingan,
Penjahat, Napi dan 1001 macam brand-brand negativ lainnya. Begitu
juga brand positiv pun ada, dimana mereka menilai saya sebagai wong
sugih, wong pinter, wong lucu dan sebagainya, tetapi pada umumnya
yang nempel melekat paling erat adalah brand negative.
Hanya perlu diketahui entah label apapun diberikan kepada mang Ucup,
saya pribadi tidak pernah pusing alias cuek bebek. Semua brand yang
ditempelkan ke jidatnya mang Ucup hanya sekedar "kata orang" dan
pada umumnya usianya tidak pernah lama, walaupun demikian aneh bin
nyata banyak sekali orang yang akan tersinggung berat bahkan bisa
bermusuhan hingga tujuh turunan, karena telah mendapatkan brand yang
tidak di inginkan.
Lihat saja diberbagai macam milis, berapa banyak penulis yang merasa
tersinggung berat karena dinilai sebagai wong Go-Block atau Dunguk
seperti Kecoak. Maka dari itu tidaklah apabila mereka siap tempur
berhari-hari, bahkan mati-matian hanya untuk memperbaiki image nya
atau mengembalikan brand negative menjadi positive. Menurut mang
Ucup semuanya ini hanya sekedar buang-buang waktu dan tenaga saja.
Bagi saya entah saya diberi label, Go-block, Go-Song, ataupun Go-kil
sama saja. I am happy !
Brand yang ada dipakaian ataupun yang diberikan orang kepada kita,
nilainya sama saja ialah hanya sesaat saja, orang tahu hari ini saya
pakai baju merek Christian Dior, tetapi kalau besok pakai baju merek
Sogo Jongkok, apakah diri pribadinya mang Ucup jadi berubah ?
Tidak !
Entah merek pakaian apapun juga yang ada pakai, ini tidak akan
merubah jati diri anda sendiri, seperti juga pepatah monyet pakai
pakaian merek Christian Dior atau merek Giorgio Armani tetap saja
monyet. Hanya babi dan sapi yang mau disembelih saja mutlak dan
wajib pakai cap baca branding.
Mang Ucup
Email: mang.ucup@gmail.
Homepage: www.mangucup.
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar