Pendahuluan
dari Vincent Liong / Liong Vincent Christian Pendiri
Kompatiologi
Buku yang akan anda baca ini berjudul; Catatan Harian
Seorang 'Pendekon' (pengajar) Kompatiologi
Tinta_Negatif@
buku ini pembaca bisa turut merasakan bagaimana
perjalanan Andy Ferdiansyah sebagai Tinta_Negatif
seorang pendekon kompatiologi dengan sudutpandang
orang pertama.
Kondisi penulisan buku ini yang dibuat secara tidak
disengaja, sangat mendukung untuk menghasilkan catatan
harian seorang 'praktisi' (peneliti, pengajar dan
pelaku) ilmu kompatiologi yang original tanpa pretensi
ingin tampak lebih atau kurang baik dari yang apa
adanya. Sifat Andy Ferdiansyah yang lugu, polos,
jujur, atau lebih kasarnya telanjang sebagai seorang
pelaku penulisan catatan harian sangat tampak di tiap
tulisan yang dirangkum secara urut ;selama perjalanan
waktu, dengan berbagai prosesnya yang tidak terputus.
dari ketika bertemu dengan Vincent Liong sekedar
sebagai tugas reportase dari stasiun televisi
tempatnya bekerja ; meliput Vincent Liong sebagai anak
indigo dan pendiri kompatiologi
hingga tanpa sengaja
sering ikut acara dekon-kompatiologi
menjadi
pendekon-tandem kompatiologi
menjadi
pendekon-independen
harus keluar dari komunitas mainstream kompatiologi
dan memulai petualangan baru
menggunakan dan
menyebarluaskan kompatiologi sebagai Andy Ferdiansyah,
bukan lagi murid Vincent Liong
menerapkannya dalam
dunia kerja sesuai bidang yang dipilih untuk dijalani
dirinya sendiri.
dari mentalitas seniman yang pemberontak anti
kemapanan dengan banyak menganut idealisme
menjadi
agak religius
menjadi suka bicara hal religius
secara lebih terbuka
jadi semakin realis
shock
ketika menghadapi masalah double personality-
bertemu satu sama lain
hingga menjadi manusia yang
sedikit lebih diam pada dirinya sendiri
Semuanya
terrekam tanpa manipulasi di dan dibahas secara
terbuka dalam buku ini.
Dalam buku ini sangat terjelaskan posisi kompatiologi
sebagai ilmu di luar lembaga pendidikan resmi dan di
luar budaya pendidikan di ruangan tertutup tanpa noice
(proses pendidikan kompatiologi selalu dilakukan di
ruangan terbuka seperti mall, pasar, dlsb yang
berisik). Perjalanan proses pemahaman ilmu melalui
dilemma kepercayaan vs skeptisisme yang dibicarakan
secara terbuka berlangsung sepanjang cerita. Tidak
seperti ilmu kebanyakan yang tidak melampirkan proses
kontemplasi praktisinya, yang dilampirkan hanya hasil
kesimpulan akhir yang dianggap mutlak dan tidak perlu
dipertanyakan lagi.
---
Bicara tentang ilmu kita biasa menemukan penjelasan
dan kesimpulan akhir yang tertulis di berbagai buku
atau dipresentasikan melalui pengajaran dengan metode
percaya, yakin dan hafalkan. Paradigma ilmu itu
sendiri, terutama ilmu ilmiah tidak lepas dari dilema
antara kepercayaan (idealisme untuk terus mencari),
keyakinan (believe system / kebenaran yang
dipertahankan dan dikejar / intuisi) dan skeptisisme
(pengukuran subjective maupun objective) yang
silih-berganti.
Tidak ada ilmu ilmiah yang bisa tumbuh hanya dengan
kepercayaan dan keyakinan saja tanpa skeptisisme,
sebab tanpa skeptisisme ilmu hanyalah sebuah
'keyakinan' (tanpa perlu pembuktian) ;agama yang
diwariskan turun temurun tanpa pengujian ulang
sepanjang keberadaan sebuah ilmu. Bila ini terjadi
maka ilmu yang ada hanyalah ilmiah semu yang berisi
kegiatan sebagai murid, kelulusan dan lalu menjadi
pengajar tanpa perlu pengujian di luar dunia akademis
(ruang penelitian yang dibuat, dikondisikan dan
diteliti oleh pendukung materi teori keilmian, bukan
pasar pengguna / masyarakat awam yang tidak ideal).
Sebaliknya, tidak ada ilmu ilmiah yang bisa tumbuh
hanya dengan skeptisisme saja. Tanpa kepercayaan,
setidaknya keterbukaan untuk mengujicoba, atau membuka
kemungkinan pada hal baru di luar materi teori
keyakinan ilmiah ;yang mungkin saja di masa yang akan
datang akan menjadi kebenaran ilmiah. Bila hal ini
terjadi, maka ilmu yang ada hanyalah ilmiah semu.
Sebab alasan ilmu ilmiah dibuat, sekedar untuk
mempertahankan konstruksi kekuasaan (menara gading)
diri sendiri dan kelompok dengan menggunakan materi
teori atas apa yang telah dianggap kebenaran ilmiah.
Kompatiologi sebagai ilmu di luar lembaga pendidikan
resmi (menara gading) sempat menghadapi
masalah-masalah semacam ini yang lahir dari para
ilmiahwan semu bergelar dan berijasah mulai dari S1,
S2, S3, dlsb yang dengan segala cara melegalkan teror
pribadi kepada para praktisi kompatiologi dan
keluarganya, selama setengah tahun terakhir mulai 20
Mei 2007 sampai awal Desember 2007 (+/- setengah
tahun) demi menutup 'kemungkinan lain' di luar menara
gading yang telah dibangun secara turun-temurun selama
berpuluh-puluh tahun.
---
Lalu apa sich Kompatiologi yang fenomenal itu?
Bicara tentang ilmu apapun maka selalu ada dua point
yang perlu disimak; Keyakinan (believe sistem) dan
Pengukuran (subjective maupun objective). Keyakinan
seperti materi teori yang selalu melampirkan
kesimpulan akhir entah itu di ilmupengetahuan ilmiah,
metafisika, agama dan spiritual.
Pengukuran seperti;
* Pengukuran objective yang menghasilkan kesimpulan
akhir seperti yang kita pelajari di pelajaran
matematika yang lalu diterapkan di berbagai ilmu
ilmiah. Proses pencarian kebenarannya (berfilsafatnya)
menggunakan kegiatan Tanya-jawab.
* Pengukuran subjective yang menghasilkan data saat
ini (yang terus berubah seiring berjalannya waktu)
seperti alat ukur mekanis yang memiliki; 'sampler'
(alat pengambilan sample data) berupa gradasi, kadar
(0 100%) yang memiliki range dari minimum, berbagai
skala, sampai maksimum. Dengan konteks (translater)
yaitu nama masing-masing kegiatan pengukuran seperti
misalnya di mobil ada; speedometer, pengukur putaran
mesin, pengukur panas mesin, pengukur tekanan oli
mesin, pengukur isi tangki bahan bakar, dlsb yang
semuanya sama-sama meteran dari minimum, berbagai
skala, sampai maksimum. Proses pencarian kebenarannya
(berfilsafatnya) dengan cara mempetakan posisi titik
koordinat dalam hubungan antara satu hal dengan yang
lain.
Kompatiologi melalui ritual dekon-kompatiologi adalah
kegiatan menginstalasi mekanisme pengukuran subjective
pada manusia, sehingga manusia tsb mampu memiliki
kemampuan pengukuran subjective ;seperti berbagai alat
ukur mekanis yang memiliki sampler berupa alat ukur
biologis (minimum, skala-skala, maksimum) dengan nama
masing-masing kegiatan pengukuran yang bersifat
asosiatif sehingga ada hubungan dua arah antara
pemerosesan informasi instingtif (pengukuran indrawi)
dan intuitif (perjalanan mengejar kebenaran yang
dianut).
Pada manusia yang menggunakan kompatiologi hubungan
dua arah antara proses instingtif dan intuitif
menyebabkan timbulnya adaptasi antara kedua fungsi ini
sehingga bisa saling menyesuaikan satu sama lain
seiring perjalanan waktu dengan keadaan yang terus
berubah-ubah; seperti ketika mengendarai mobil antara
informasi yang diterima melalui alat ukur mekanis dan
pilihan bebas manusianya untuk bertindak saling
mempengaruhi.
Setiap hewan (termasuk manusia) memiliki mekanisme
pengukuran materi-materi di sekitar tempat hidupnya
yang mempengaruhi kehidupannya. Informasi itu
dipetakan polanya sehingga menghasilkan suatu konsep
pencapaian tujuan / kebenaran yang dianut si hewan itu
sendiri. Kemudian hewan itu mengejar kebenaran sesuai
konsep yang ia petakan sendiri.
---
Selamat menikmati perjalanan Andi Ferdiansyah sebagai
Tinta_Negatif dalam halaman demi halaman buku ini
Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Senin, 10 Desember 2007
Send instant messages to your online friends http://au.messenger
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar