Psikologi Transformatif: [psikologi_transformatif] Re: MAKNA

Rabu, 19 Desember 2007

[psikologi_transformatif] Re: MAKNA

Hidup itu sangat berharga, aku telah belajar bahwa aku bukanlah orang
yang tak terkalahkan, dan pengalaman itu mengajarkan itulah gunanya
teman, .... you've got a friend ^_^

--- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Asas Asas
<asas2004asas@...> wrote:
>
> Ah, sisc
> tersenyumlah
> napa menyerah
> gak ada di kamus sisc kata menyerah
> napa kecewa sisc
> kecewa hanya kaos kotor
> bisa buka lemari
> dan ambil yang bersih
> kecewa pun akan sembunyi
> masuk ke mesin cuci
> wuuuuush, jadi bersih
> setrika sebentar, kasih molto
> dah harum
> gak ada lagi kekecewaan
> semua gembira
> sekarang
> hihihi
> hohoho
> hehehe
> huahaha
> dan terimalah permohonan maafku, sisc
>
> kneeling As as
>
> non_sisca <non_sisca@...> wrote:
> Terima kasih ya as,
> Terima dan Kasih,
> Selamat merayakan hari Idul Adha ya
>
> And your heart yang membuat diri mampu tersenyum, walaupun
menangis,
> untuk bertahan ketika merasa hendak menyerah,
> untuk duduk dengan tenang ketika merasa menyerah kepada
kekecewaan,
> untuk terus mengerti ketika tak satupun yang kelihatan memberi
arti;
>
> terima kasih
>
> --- In psikologi_transformatif@yahoogroups.com, Asas Asas
> <asas2004asas@> wrote:
> >
> > dan menguaplah semua kesombongan
> > dan hinggaplah kasih yang memeluk
> > dan membahanalah irama kebahagiaan
> > mengisi relung-relung kalbu yang tulus
> > mendorong ke kebaikan bersama
> > n, merry christmast, sisc
> > n to everybody who celebrates
> > with love
> > from the bottom of my deepest heart
> >
> > non_sisca <non_sisca@> wrote:
> > Sekali waktu pada malam Natal yang dingin, seorang lelaki duduk
> > hening dalam permenungan di depan cahaya yang berkelap-kelip,
> > merenungkan makna Natal.
> >
> > "Tidak ada alasan bagi seorang Allah untuk menjadi manusia,"
> pikirnya.
> >
> > Mengapa seorang Allah yang Mahakuasa mau berbagi, bahkan salah
> satu
> > dari waktu-Nya yang berharga dengan orang2 semacam kita ?
> >
> > Dan sekalipun itu terjadi, mengapa Allah memilih untuk
dilahirkan
> di
> > kandang ?
> > Tidak bisa !
> > Semua mustahil !
> > Saya yakin bahwa jika Allah sungguh ingin turun ke dunia, Dia
> > seharusnya memilih cara lain."
> >
> > Tiba2, orang itu terkejut dari lamunannya oleh suara aneh di
luar.
> > Dia bergegas menuju jendela dan menyandarkan badannya pada
kusen
> > jendela.
> > Di luar sana ia melihat sekelompok angsa putih yang tampak liar
> dan
> > galak, mengepakkan sayap di tengah2 salju yang dingin dan
membeku.
> > Mereka tampak pusing dan bingung.
> >
> > Ternyata, karena kelelahan, mereka terpisah dari kawanan besar
> yang
> > sedang bermigrasi ke daerah yang beriklim lebih panas.
> >
> > Tergerak oleh belas kasihan, orang itu bergegas keluar, dia
> > mencoba 'menghalau' angsa2 yang kedinginan itu ke garasi yang
> hangat,
> > tetapi semakin dia 'menghalau', semakin angsa2 itu menjadi
panik.
> >
> > "Jika saja mereka mengetahui bahwa saya mau menyelamatkan
mereka,
> > pasti mereka menurutiku," katanya dalam hati, "Bagaimana saya
> dapat
> > membuat mereka mengerti bahwa saya peduli terhadap keselamatan
> > mereka ?"
> >
> > Kemudian muncul pikiran dalam hati, "Jika untuk semenit saja
saya
> > dapat menjadi salah satu dari mereka, menjadi seekor angsa
putih,
> dan
> > berkomunikasi dengan mereka dalam bahasa mereka, mereka pasti
akan
> > tahu apa yang sedang saya lakukan."
> >
> > Dalam percikan inspirasi ini, dia teringat bahwa malam itu
adalah
> > malam Natal.
> >
> > Dia mulai mengerti jawaban terhadap pertanyaan mengenai makna
> Natal :
> > Allah menjadi sama seperti kita, dan menyapa kita dalam bahasa
> > manusia, agar kita dapat mengerti bahwa Dia mencintai kita,
bahwa
> Dia
> > mencintai kita saat ini, dan bahwa dia memperhatikan
keselamatan
> kita.
>
>
>
>
>
>
>
> ---------------------------------
> Sent from Yahoo! - a smarter inbox.
>