[MMD Seminggu di Vihara Mendut dari tgl 24 Desember '07 s.d. 1 Januari '08 diikuti oleh 35 orang. Berikut ini secara bersambung saya sampaikan kesan-kesan peserta yang menarik./Hudoyo]
============
*** Ibu JEANNY HARDONO, 54 th., Kristen Protestan, swasta, peserta baru:
"Pengalaman langka! Meditasi di Vihara Mendut yang cantik dan alami. Mendengarkan pengarahan Pak Hudoyo, seorang Buddhist yang fasih dengan isi Alkitab. Sementara teman-teman Muslim sholat di sebelah Buddha. Wow!
Rasa bosan, ditambah sakit yang merongrong badan sering 'menjerat'. Namun instruksi Pak Hud, yang sederhana namun 'dalam' terus terngiang. Jadi segala 'trick' saya pakai untuk bisa menjaga ketekunan.
Hari pertama, saya merasa ada semut tengah merambat di kuping kiri. Geli luar biasa, dan snot ... gugur pertahanan saya, semut saya kremes!
Hari kedua, semut datang lagi, di tempat yang sama. Saya ajak ngobrol -- minta jangan masuk ke kuping, dan berhasil.
Hari ketiga, semut datang lagi, geli luar biasa, saya panik ... namun tiba-tiba ingat, 'amati dengan pasif!', dan woala ... geli hanya sedikit. Saya baru sadar, tadi mengamati dengan emosi. Eling!
Menjelang hari terakhir, saya mendapat kabar yang mengecewakan dari anak. Emosi naik, pikiran mulai sibuk menyusun strategi marah yang mantap. Namun setelah merenung sejenak, tiba-tiba kesadaran datang 'out of nowhere', dan saya menjadi tenang kembali.
Ooo ... ini toh yang saya dapat.
Terima kasih, Pak Hudoyo, Pak Waluyo, teman-teman yang mengajak saya kemari: Hani & Fiona.
Terima kasih, Vihara Mendut."
============
*** AGNAN KUSMARYANTO, 32 th., Islam, Kutowinangun (Kebumen), peserta lama:
"Bismillah, alhamdulillah.
Namo tassa bhagavato arahato samma-sambuddhassa.
Ini kesempatan yang kedua kali saya mengikuti program 7 hari MMD yang dibimbing oleh Bpk Hudoyo; yang pertama pada Desember 2005.
Kesan saya mengikuti MMD ini sejak yang pertama adalah sangat luar biasa, sekaligus biasa-biasa saja!
Sangat luar biasa, karena Pak Hudoyo mengajarkan, membimbing saya untuk melampaui semua konsep tanpa konsep. Semua konsep apa pun! ... termasuk Tuhan!
Saya mengikuti MMD (vipassana-bhavana dalam terminologi Buddhis) bukanlah karena ikut-ikutan para selebriti atau Dunia Barat yang sedang gencar-gencarnya mengkaji Buddhisme. Saya telah mengenal meditasi vipassana sejak 1966 dari harian Suara Merdeka: tentang retret vipassana yang diadakan di Vihara Watugong, Semarang.
Setelah membaca dalam harian tersebut, secara intelektual dan hati nurani berkata: ini adalah cara yang benar untuk dapat mengetahui, memahami diri, kehidupan & Tuhan. Tapi, kok dari institusi agama Buddha, yang nota bene berlainan dengan agama saya? ... Saya seorang Muslim yang taat & fanatik sebelum ini.
Saya mencoba mencari meditasi ini dari institusi yang tidak bersifat ritual/keagamaan. Tahun 2000 sampai 2002 saya belajar/mencari pada aliran kerohanian S.D., Yogyakarta, yang mempunyai cara-cara mirip dengan vipassana. Namun pada akhirnya, secara intelektual & pengalaman--
Pada th 2004 bulan Juni saya belajar reiki sampai tingkat Master Pribadi pada PJ yang berpusat di Jakarta, yang mana pada program-program selanjutnya juga menawarkan pencerahan sempurna/yoga. Namun pada angkatan kesekian saya juga tidak yakin, belum menemukan apa yang saya 'cari'.
Apalagi dalam organisasi yang paling lama saya geluti, MP, selama 4 tahun 11 bulan, terakhir pada tingkatan Kombinasi II, juga tidak menemukan, memenuhi 'pencarian' saya. Malah saya hanya merasa ego saya lebih menonjol, saya merasa lebih 'hebat' dari pada orang lain.
Sampailah saya pada puncak kelelahan 'pencarian' saya. Pada akhir 2005 saya mengikuti MMD ini. Entah pada hari ketiga atau keempat, saya merasa yakin seyakin-yakinnya ... inilah 'jalan' saya! Terpenuhilah pencarian, kebutuhan intelek dan spiritual saya.
Masih juga secara intelektual saya penasaran dengan meditasi vipassana dengan metode/cara yang lain. Pada akhir 2006, selama 11 hari saya mengikuti retret vipassana metode Goenka di Klaten. Pada Januari-Februari 2007, selama 11 hari saya mengikuti retret vipassana metode Mahasi Sayadaw di Vihara Watugong, Semarang. Terakhir, pada November-Desember 2007, selama 11 hari saya mengikuti retret vipassana dengan metode yang sama di tempat yang sama, Vihara Watugong, Semarang.
Dari sekian lama 'pencarian' saya, saya berkesimpulan dengan MMD inilah saya melampaui semua konsep tanpa konsep! Segala sesuatu sangat luar biasa, setelah disadari lepas, terurai, dan ternyata hanya biasa-biasa saja.
MMD ini menuntun saya untuk benar-benar BERSYAHADAT; 'bersaksi' tidak hanya secara lisan, namun mengalami sendiri SYAHADAT itu: 'La illaha il Allah' -- 'Tiada tuhan selain Tuhan', dan saya akan kembali kepada Tuhan, bukan surga maupun neraka."
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar