| Hari ini aku sowan ke rumah Ibu Sulistina Sutomo, istri almarhum Bung Tomo. Ini adalah pertemuan kami yang ke sekian kali dalam rangka penerbitan buku "Menembus Kabut Gelap: Bung Tomo Menggugat" karya Bung Tomo dan "Bung Tomo Suamiku" karya Ibu Sulistina. Alhamdulillah, kedua buku itu telah selesai cetak dan mulai beredar di pasaran (seluruh toko buku besar d Tanah Air).
Bu Sulistina atau Ibu Sutomo ini sekarang berusia 83 tahun. Namun, beliau masih tampak muda, sehat, dan penuh vitalitas. Jika ngobrol dengan beliau, ibaratnya aku sedang menimba ilmu di sumur sejarah yang bening dan dalam. Laksana memungut mutiara di lautan cinta. Ya lautan cinta. Seperti halnya Bung Tomo, Ibu Sulis juga manusia yang sarat cinta: cinta suami, cinta keluarga, cinta rakyat, cinta Indonesia.
Sebuah kebahagian tak terhingga bagiku bisa bertemu dengan istri tokoh besar, Bung Tomo, yang menggerakkan rakyat untuk bangkit dan melawan penjajah selama Revolusi Kemerdekaan (45-49). Saat berbincang dengan Ibu Sulis, aku bisa merasakan kejujuran, ketulusan, kepolosan, kecintaan, dan konsistensi Bung Tomo sebagai seorang pejuang (yang hingga detik ini belum/tidak dianugerahi gelar pahlawan oleh pemerintah).
Hatiku bergetar ketika mendengar cerita Ibu Sulis bahwa setiap selesai salat, Bung Tomo selalu berdoa lirih, "Ya Alloh, tolonglah rakyatku agar hidupnya tidak sengsara, seperti yang kami cita-citakan dalam merebut kemerdekaan dulu."
Tak terasa, ketika menulis buletin pendek ini air mataku meleleh, "Ya Rabb, ya Khalik, lahirkan kembali dua, 10, 1.000, atau kalau boleh sejuta Bung Tomo di bumi Indonesiaku ini."
Semoga
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar