--- In psikologi_transform
<sinagahp@..
>
>
> --- In psikologi_transform
> <gotholoco@> wrote:
> >
Namanya juga makhluk halus, artinya ia tidak mempunyai massa atau
kandungan benda/zat. "sesuatu" apapun itu bila tidak mempunyai massa
maka ia akan "bergerak" seperti cahaya(kecepatannya setara dengan
kecepatan cahaya), pasti tidak akan tampak dengan kasat mata.
>
> harez:
Tidak punya massa atau massa nya sangat-sangat teramat kecil sekali?
Jika massanya tidak ada (nol), sementara energi adalah massa dikalikan
kwadrat kecepatan cahaya (einstein punya teori), maka hasilnya sama
dengan tidak ada (nol). Berdasarkan hal itu, maka pernyataan/pendapat
bahwa makhluk halus adalah energi, sangat patut dipertanyakan.
************
gl:
Betul, bukan energi lebih tepatnya bisa disebut sebagai muatan(+ -)
(charge).
> gotholoco:
Jadi mengukur "makhluk halus" sepertinya tidak mungkin, yang mungkin
adalah mengukur dampaknya. Seperti pergerakan suatu benda(botol)
tanpa ada gaya yang deberikan terhadap benda(botol) tersebut, atau
gerakan-gerakan lainnya yang menyalahi hukum newton I, II, dan III.
(kelebaman, aksi dan reaksi, Gerak lurus beraturan)
Harez:
Walaupun belum tentu sepenuhnya tepat, tapi saat ini mungkin kondisi
saat ini memang dapat dikatakan demikian. Sukar untuk mengukur makhluk
halus. Tidak tahu kalau di masa-masa yang akan datang.
Keterbatasan indera manusia merupakan kendala untuk melakukan
pengukuran di luar jangkauan kemampuan panca indera. Sebagai contoh,
pada umumnya manusia tidak dapat melihat pada keadaan gelap (cahaya 0
lux). Namun, keterbatasan tersebut dapat dikurangi dengan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagai contoh, sekarang
sudah banyak
dijual kamera video dengan harga yang relatif terjangkau (mulai dari 2
jutaan), yang dilengkapi dengan feature night vision. Dengan feature
tersebut, melalui lensa maupun layar pada kamera, kita dapat melihat
dalam kegelapan (cahaya 0 lux).
************
gl:
kegelapan (cahaya 0 lux) bukan berarti tidak ada cahaya. Gelap yang
sebenar-benarnya gelap itu tidak ada, hanya sebatas konsep.(konsep
"black box", cahaya yang "terserap" oleh suatu benda dan "tidak lepas"
dari kotak itu)
Proses melihat adalah kemampuan mata untuk "menangkap" pantulan cahaya
terhadap suatu objek. Jadi "gambar" yang dikirim ke mata oleh cahaya
itulah yang dimaksud melihat.
************
Harez:
Bahkan pada awalnya (sekitar akhir 1990-an), perusahaan SONY pernah
teledor menjual kamera night vision yang ternyata dapat "menembus",
sehingga obyek foto manusia seolah-olah telanjang atau setidaknya
seakan memakai baju yang transparan. Hal ini dapat terjadi karena
adanya spektrum warna yang disaring oleh lensa dan atau filter pada
kamera. Spektrum baju disaring, sementara spektrum kulit dilanjutkan.
Prinsipnya agak mirip dengan foto rontgen. Dengan memperhatikan
prinsip-prinsip tersebut, penggemar fotografi (termasuk di Indonesia),
dapat memodifikasi kamera biasa menjadi kamera "tembus pandang".
Beberapa orang malah menjadikannya sebagai mata pencaharian. Hasil
modifikasi bahkan dinilai lebih bagus daripada penggunaan filter x-ray
infra red buatan pabrik yang sudah mulai banyak diperjual belikan.
>
Panjang gelombang cahaya yang dapat dilihat manusia berkisar sekitar
400-700 nanometer (nm). Urutannya adalah urutan terbalik dari
mejikuhibiniu. Merah adalah cahaya yang memiliki gelombang paling
panjang (sekitar 700 nm), sementara ungu paling pendek (sekitar 400
nm). Cahaya yang panjang gelombangnya lebih dari 700 nm sering disebut
dengan istilah "lebih merah dari merah (redder than red)", makanya
disebut sinar infra merah. Sebaliknya, cahaya yang lebih pendek dari
400 nm dikatakan "bluer than blue", dan dinamakan sinar ultra violet/
Kenapa bukan "lebih ungu dari ungu ya" .... ?
Sejauh pengetahuan saya, kamera-kamera yang telah banyak berkembang
sekarang adalah kamera yang dapat menjangkau cahaya dengan panjang
gelombang 250-1000 nanometer. Bahkan sebenarnya sudah ada yang lebih
besar lagi jangkauannya. Artinya adalah bahwa teknologi dapat membantu
manusia mengatasi keterbatasan panca inderanya.
************
gl:
Wah, kamera tembus pandang buat ngeliat wanita yang berenang di
pantai, jangan dikasihkan ke Om Leo tuh, bahaya karena dia masih
"Bujangan ting ting...tong gung gong".
Harez:
Secara awam, infra maupun cahaya yang gelombangnya lebih tinggi lagi
adalah keadaan gelap, sebaliknya ultra violet adalah dalam keadaan
terang. Kalau dikaitkan dengan makhluk halus, salah satu "dugaan" atau
hipotesa saya dalah bahwa "setan, genderuwo, dan kerabatnya" yang
sering dikatakan sebagai energi negatif, memiliki panjang gelombang
yang tinggi (sangat gelap). Sebaliknya, malaikat, dan sebagainya yang
sering disebut sebagai energi positif, memiliki panjang gelombang yang
pendek (sangat terang). Hipotesa ini sangat terbuka untuk diuji
kebenarannya, termasuk dengan paradigma agama maupun kearifan lokal.
Orang kampung bilang, jangan ke tempat gelap-gelap, banyak setannya
... :) Setan itu keluar kalau hari mulai gelap ..., dan sebagainya.
************
gl:
Nah, ini juga kekeliruan alias salah kaprah mengenai istilah sebutan
energi positif ataupun energi negatif, udah kadung, padahal ENERGI ITU
SELALU POSITIF. Artinya energi itu tidak mungkin hilang, tidak mungkin
diciptakan, tidak mungkin berkurang, energi itu kekal/tetap, ia hanya
BERUBAH BENTUK dari satu bentuk energi ke bentuk energi lainnya.
Misal dari gerak ke panas atau sebaliknya, panas jadi listrik dan
sebaliknya, atau listik jadi gerak dst.
Jadi kalau ada Dukun ngomong bahwa di daerah tertentu itu banyak
mengandung energi negatif, yang sebetulnya yang dimaksud adalah banyak
mengandung "muatan negatif".
Jadi kalau setan dan malaikat itu berupa gelombang cahaya(secara
fisikal) yang berbeda karena gelombangnya atau frekwensinya.
hmmm ...logikanya dengan alat teknologi canggih maka dapat "menangkap"
citra atau gambarya. Hal ini bisa terjadi kalau makhluk tersebut
mempunyai massa dan kecepatan bergeraknya jauh dibawah kecepatan cahaya.
Seperti sudah saya tuliskan di atas, sesuatu yang tidak bermassa itu
tidak akan tampak oleh kamera atau alat canggih apapun sebab ia
bergerak dengan kecepatan setara cahaya. Contohnya: kamera secanggih
apapun tidak akan mampu menangkap muatan-muatan yang muncul dan
tertarik dari suatu magnet ketika terjadi gaya tarik/dorong suatu
magnet(tukar menukar muatan). Atau gambaran logika sederhananya kamera
jaman urdu tak mungkin menangkap gambar balapan mobil formula-1
(kecuali kalau kebetulan).
Untuk melihat dibutuhkan cahaya yang digunakan sebagai pemantul citra
objek. Selanjutnya yang disebut warna hitam/gelap total absolut itu
sejatinya tidak ada, ini hanya konsep di atas kertas saja, sedang di
alam nyata/fisikalnya tidak ada. "Black Hole" itupun sebagai sesuatu
massa benda yang mempunyai gaya Gravitasi yang suangat besar sehingga
cahaya pun terperangkap kedalam tarikannya, jadi beda ruang gelap
total dengan gelap/hitam absolut.
Harez:
Sementara itu, gambaran malaikat dengan cahaya yang menyilaukan dapat
dilihat di Al Quran maupun Alkitab. Pengakuan orang-orang yang pernah
"mati suri" dalam studi-studi "near death experience" juga
menggambarkan hal yang senada.
************
gl: kalau "nde" yang saya alami memang serasa gelap total, terus
"terbang melayang" dengan "warna" hijau kegelapan.
Harez:
Penjelasan/uraian yang sama sebenarnya juga dapat diberikan untuk
berbagai indera lainnya. Intinya adalah bahwa di masa yang akan
datang, yang sekarang tidak terindera sehingga sukar diukur, di masa
yang akan datang.
************
gl:
ini sama dengan mimpi atau khayalan manusia bahwa suatu ketika akan
tercipta kendaraan/wahana yang dapat bergerak setara dengan kecepatan
cahaya(sesuatu yang kontradiktif menurut perhitungan saat ini).
harez:
Pendekatan studi seperti ini sudah cukup banyak dilakukan. Poltergeist
nama studinya. Prinsipnya mirip dengan studi tentang psikokinesis
(mind over matter). Bedanya psikokinesis "sumber"nya manusia,
sementara poltergeist sumbernya dianggap "makhluk halus" yang tak
terindera.
Di dalam psikologi, dikenal studi-studi psikofisika yang berkaitan
dengan hukum-hukum fisika lama. Dimasa fisika kuantum sudah sangat
berkembang seperti saat ini, maka menurut saya studi-studi psikofisika
yang perlu dikembangkan adalah studi-studi psikofisika kuantum. Kisah
radiasi benda hitamnya Max Planck (yang sering dianggap sebagai awal
dari fisika kuantum) dapat dilihat kaitannya dengan pembahasan tentang
keterbatasan indera penglihatan yang telah saya kemukakan di atas.
************
gl:
Setuju, gambaran psyche dan physic tetep kena/berlaku hukum yang sama,
persoalannya adalah hukum(baru) itu belum didapatkan atau ditemukan
rumusannya.
Ini penting untuk menjawab pertanyaan seperti "Apakah jiwa itu ada?".
Sesuatu paradox ilmu psikologi, mempelajari sesuatu yang tidak ada
juntrungnya eh wujudnya.
<<< khek..khekk.
cemburu berat kalau ada dukun yang nyoba-nyoba make istilah-istilah
ilmu psikologi untuk praktek perdukunannya, sebab dua-duanya sama
menggarap lahan yang sama: jiwa, yang "tidak ada" itu./ maklum lah
sopir angkot aja sewot kalau jalur trayeknya ada yang nyelonong >>>>
salam,
gl
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar