Lagi wae tulisane mbah'e iki apene tak search Te...lha kok awakmu wis
entuk dhisikan...he.
--- In psikologi_transform
<hautesurveilance@
>
> jadi ingat tulisan pabrik yang ini, bagaimana gat, aud:
>
> "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda?"
> Oleh nuruddin asyhadie
>
>
> Moira, Moira Esperanda lengkapnya, merasa ada sesuatu yang sedang
> menggunting dalam lipatan, atau sudah. Sesuatu itu adalah wajahnya
> sendiri. Bermula semenjak ia mulai bekerja sebagai customer service
> di Hasselbrook Bank, ketika nasabah-nasabah yang ditemuinya selalu
> bertanya santun, "Maaf sepertinya saya mengenal Anda? Apakah Anda
> Bella Porizkova? Atau mungkin Anda memiliki hubungan darah dengannya?"
> Pertanyaan yang pada awalnya cukup menggembungkan hatinya. Siapa yang
> tak senang dipadankan dengan Bella, perempuan cantik, pemimpin redaksi
> Contemporeanos, majalah gaya hidup metropolitan terkemuka, "fun
> fearless female" Cosmo, pengulas topik-topik aktual sosial budaya yang
> terkenal dan tajam. Siapa yang tak bersemu rautnya disamakan dengan
> impian dan inspirasi setiap gadis belia, lulusan S2 Antropologi
> Harvard. Lama kelamaan, Moira merasa risih, atau lebih genting lagi
> identifikasi itu menaikan asam lambungnya, membuatnya mual dan
> muntah-muntah.
>
> Bella Porizkova telah menghapus jati dirinya, Moira Esperanda, yang
> betapapun tak bergunanya, tetaplah sebuah pribadi mandiri, unik,
> sampai-sampai ia ngebet memasang iklan besar-besar di koran, bahwa
> dirinya tak ada hubungan sama sekali dengan Bella dan penyebutan nama
> Bella terhadap Moira adalah pelanggaran hak asasi manusia. Entah
> mengapa Moira tak melakukannya. Mungkin tak cukup uang di kantong.
> Mungkin ia masih terkatung antara fetishisme dan ego
> eksistensialisnya, sebab bahkan dalam gagasan yang relatif sederhana
> seperti memotong rambut, gagasan yang tak disetujui Manolo, pacarnya,
> ia masih menimbang seribu kali, dan ketika ia benar-benar mengubah
> penampilannya, Moira pun tak berani menemui pacarnya. Bisa jadi pula
> pada dasarnya ia seorang peragu, eksistensialis Gemini. Pada masa cuti
> yang diberikan oleh sang atasan agar dia memikirkan baik-baik
> keputusannya untuk hengkang dari Hasselbrook, ia akhirnya menganulir
> keputusan tersebut. Sebelum memotong rambutnya, ia terlebih dahulu
> membolak-balik majalah-majalah mode, keluar-masuk butik dan toko
> pakaian. Watak yang cukup aneh bagi seorang eksistensialis yang
> biasanya didefinisikan sebagai teguh pendirian dan kepala batu, tak
> peduli mata dan mulut orang lain.
>
> Pagi pertama kembalinya bekerja, Moira berpikir dandanan
> barunya akan membikin surprise teman-teman di kantor. Yang lebih
> penting, tak akan ada lagi yang menyamakannya dengan si Jahanam Bella.
> Pikiran pertama Moira tak meleset. Orang-orang kantor banyak memuji
> penampilan anyarnya. Pikiran kedua, gagal total. Memang ia tak
> disamakan lagi dengan Bella. Buktinya seorang nasabah lama yang ingin
> membuka rekening baru, tak lagi mengenalinya sebagai Bella, namun
> bukan berarti duri kehidupannya telah tercabut. Nasabah itu bertanya
> padanya, "Apakah Anda masih ada hubungan saudara dengan Catherina Zeta
> Jones?..."
>
> Demikianlah "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda", kisah
> terakhir dalam kumpulan cerpen Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan
> Cerita-Cerita Lainnya (2004). Secara terpilah, cerpen ini bisa dikunya
> sebagai narasi Kafkan, perjuangan sebuah individu dalam melepaskan
> diri dari uniformitas, atau dongeng "there is nothing new under the
> sun," tempat apapun yang kita (per)buat tak pernah menjadi sesuatu
> yang tertutup dan berdiri sendiri, selalu tereferensi dan mereferensi
> pada eksterioritas, yang kemudian bersama dirinya menyusun biografinya
> sendiri serta biografi-biografi lainnya, baik yang telah lalu, maupun
> yang akan datang.
>
> Membaca cerpen bersama seluruh rangkaian gerbong kumpulan
> cerpen ini, kita mendapatkan teks yang lebih kompleks. Memanfaatkan
> peristiwa penarikan cerpen "Olan" Donny dari antologi Kota yang
> Bernama dan Tak Bernama (2004) atas tuduhan plagiarisme terhadap
> cerpen "Sialan" Putu Setia, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita
> Lainnya telah dipolitisir, dikomoditifikasi sedemikian rupa, hingga
> melebihi batas-batasnya sendiri sebagai kumpulan cerpen, menjadi
> sebuah pembelaan, atau dengan sedikit mulut besar, menjadi pertanyaan
> terhadap orisinalitas, representasi, moralitas. Di bawah ketegangan
> representasional inilah, "Maaf, Sepertinya Saya Mengenal Anda" menjadi
> sebuah kunci penting untuk menapaki gang-gang kelinci kumpulan ini.
>
>
> Seperti para nasabah, pacar, teman, dan bos Moira, menghadapi 11
> cerpen Donny, saya selalu tergoda untuk mengatakan, "Maaf, sepertinya
> saya mengenal Anda?"
>
> Pada masyarakat di mana kondisi-kondisi modern dari produksi berlaku,
> seluruh kehidupan mempresentasikan dirinya sebagai akumulasi tontonan
> yang luar biasa. Segala hal yang benar-benar hidup meluncur ke dalam
> sebuah representasi
>
> Sebagai anggota masyarakat modern tentu saya mengkonsumsi, sekaligus
> memproduksi citra. Ketika citra yang memiliki kekuatan luar biasa
> menentukan kebutuhan kita terhadap realitas dan merupakan pengganti
> pengalaman tangan pertama, maka ia menjadi sepenting minum susu.
>
> Pertanyaan "Maaf, sepertinya saya mengenal Anda?" merupakan
> manifestasi dari proses internalisasi dan eksternalisasi diri terhadap
> citraan-citraan di sekeliling saya. Ia keluar demikian saja, tanpa
> tendensi-tendensi sinisme moralitas tertentu. Saya tak memiliki
> masalah dengan kemiripan atau kemungkinan peniruan Moira, terhadap
> Bella, Catherina, atau entah siapa, bahkan ketika saya menemui
> peniruan itu dilakukan se-artificial penggambaran apartemen
> Hasselbrook dan sepak terjang penghuninya dalam "Lelaki Itu", yang
> hampir-hampir murni copy--paste pelukisan Tuliptree dalam cerpen
> Keluarga M, Budi Darma.
>
>
>
> ....Apartemen Hasselbrook adalah sebuah gedung raksasa yang memuat
> sekitar dua ratus apartemen.
>
> Di antara penghuni lainnya hanya Miquel hidup sendirian saja tanpa
> anak dan istri. Meskipun Miquel belum mempunyai cita-cita mempunyai
> anak, bukan berarti ia tidak berkeberatan meliaht anak-anak
> menghabiskan waktunya di lapangan bermain yang letakanya di sebelah
> utara gedung. Lepangan ini dapat Miquel lihat dari jendala. Apartemen
> Miquel berada di tingkat tujuh. Jumlah mereka banyak sekali. Karena
> banyak orang tua yang tinggal di apartemen Hasselbrook hanya beberapa
> bulan, anak-anak di sini pun bayak yang cepat datang dan pergi.
>
> Miquel sendiri sesungguhnya heran mengapa banyak penghuni apartemen
> tidak mau berlama-lama tinggal di sini. Miquel sering mendengar
> keluhan gedung ini terlalu jauh jaraknya dari sekolah anak-anak mereka
> meskipun sebenarnya nyaman untuk tempat tinggal. Apartemen Hasselbrook
> tenang dan udaranya sejuk. Ada juga yang mengatakan gedung ini terlalu
> jauh dari tempat-tempat umum. Ada yang jengkel karena di sini banyak
> anak-anak kecil sehingga suasananya menjadi bising. Ada yang mengeluh
> tempatnya terlalu sunyi, macam-macam. Biar bagaimanapun Miquel tetap
> merasa kerasan dan beruntung tinggal di apartemen ini....
>
> (Donny Anggoro, donny anggoro [...] dan Cerita-Cerita Lainnya, 2004:
> 25-26)
>
>
>
>
>
> Sudah lama saya tinggal di gedung raksasa yang memuat dua ratus
> apartemen ini, dan mungkin sayalah satu-satunya yang hidup sendirian
> tanpa anak dan istri. Selama ini sya tidak pernah terganggu. Meskipun
> saya tidak pernah mempunyai cita-cita untuk mempunyai anak, daya tidak
> berkeberatan melihat anak-anak menghabiskan waktunya di lapangan
> bermain di sebelah utara gedung. Lapangan ini dapat saya lihat dari
> jendela apartemen saya di tingkat delapan. Banyak benar jumlah mereka.
> Dan karena banyak orang tua yang hanya tinggal beberapa bulan saja,
> anak-anak di gedung ini pun banyak yang datang dan pergi.
>
> Kadang-kadang saya heran mengapa banyak orang tidak krasan
> tinggal di sini. Ada yang mengeluh gedung ini jauh dari sekolah
> anak-anak mereka, ada yang menyatakan penyeslannya mengapa gedung ini
> dulu dibangun dekat jalan raya federal, dengan demikian lalu lintas
> bising dan membahayakan anak-anak, dan ada juga yang jengkel karena di
> sini terlalu banyak anak, dan karena itu suasana menjadi gaduh, ada
> juga yang mengeluh karena anak-anak di sini nakal, sering berkelahi,
> dan merugikan anak mereka sendiri. Bahwa gedung ini jauh dari tempat
> umum, tokh semua yang tinggal di sini mempunyai mobil...
>
> (Budi Darma, Orang-orang Blomington, 1980: 41)
>
>
>
>
>
> Pembukaan itu tak berpretensi menghakimi Donny, tapi saya
> juga tak bisa berpura-pura menutup mata atau menganggapnya tiada.
> Dalam dunia amoral, bukan berarti kata "kejahatan" dihapuskan dari
> kamus seperti Clementis dari potret-potret sejarah Ceko dalam Kitab
> Lupa dan Gelak Tawa Milan Kundera. Demikian pula dengan
> "plagiarisme"
> penggelandangan ke kursi pesakitan, dunia amoral saya lebih memilih
> untuk menyelaminya, apa, mengapa, dan bagaimana semua itu bisa
> terjadi? Adakah motif-motif tertentu, atau mungkin sebuah mekanisme
> tak sadar? Dan sebagainya, dan sebagainya.
>
> Pada prinsipnya karya seni selalu direproduksi. Artifak ciptaan
> manusia misalnya selalu akan bisa ditiru oleh orang lain. Orisinalitas
> yang merupakan syarat otentisitas hanyalah omong kosong "spesialisi
> diri" seniman-seniman Romantik Abad Pencerahan untuk menghapus
> jerat-jerat patronase dan bereksperimentasi dengan diri mereka
> sendiri, jenius yang karyanya mengekspresikan sensibilitas superior
> mereka.
>
> Gagasan pengekspresian dan pengembangan diri bagi kita sampai kini
> sungguh-sungguh tampak sebagai sesuatu yang baik, sehingga kita dapat
> melihat kekuatan citra ini masih tersisa. Kita masih terkejut
> mendengar seniman-seniman pra-Romantik seperti Michelangelo atau
> Rembrandt secara rutin memanfaatkan murid-murid dan pembantunya untuk
> menyelesaikan karya mereka, atau Picasso yang menyerahkan
> potongan-potongan lukisannya pada berbagai murid-muridnya: "Di sini
> kau kasih warna merah, beri sedikit warna abu-abu, Kau juga dapat
> mengambar sedikit garis lengkung di bawah sini." Kita masih merasa
> tertipu terhadap curahan otentik seniman jenius tersebut sebab kita
> sangat terikat pada gagasan romantik mengenai seniman.
>
> Kenyataan bahwa hal semacam ini dapat diterima dan normal sebelum masa
> Romantik menunjukan teori ekspresi bukan sesuatu yang absolut dan
> alamiah. seorang jenius sama naturalnya dengan oven atau microwave
> dalam kehidupan sehari-hari. (Collin Campbell, "Romanticism and The
> Consumer Ethic: Intimations of a Weber style Thesis" dalam
> Sociological Analysis,1983: 288). Citra keterlepasan dari segala aspek
> kehidupan yang lebur dalam common stream tak dapat dihidupkan kembali.
> Realitas telah tercerai berai, menjadi kepingan-kepingan dalam
> unitasnya yang amat general, sebagai suatu bagian dunia yang palsu.
> Citra-citra kekhususan, spesial, unik, terkubur dalam dunia citra
> swatantra, di mana sang pembohong menipu dirinya sendiri.
>
> Itulah yang terjadi pada Moira, pada Donny . Moira tak mau disamakan
> dengan siapapun, ia merasa dirinya adalah sebuah individu yang unik,
> tunggal, namun seberapa unik dirinya? Ketika akan memotong rambut, ia
> harus membuka-buka majalah mode, keluar masuk butik dan toko pakaian,
> bukan tidak mungkin pada saat itu ia menemukan gambar Chaterina,
> meminta tukang salon untuk memotong rambutnya seperti sang aktris. Hal
> yang sama bisa terjadi sebelumnya, saat ia masih berpenampilan seperti
> Bella. Ia tak pernah merasa meniru Bella atau Chaterina, sebab citra
> keduanya telah menjadi milik umum, prototype, tulis Donny, yang
> artinya adalah juga milik Moira, diri Moira. Pada Donny relasi ini
> tampak pada pengambilan kalimat-kalimat Budi Darma, atau Putu Setia
> dalam kasus Olan, yang alpa tak diberinya catatan kaki.
>
> Penipuan diri itu menciptakan paradoks-paradoks antara The same dan
> The one yang tak mudah didamaikan atau direduksi oleh prinsip-prinsip
> kesatuan dan self-same. Moira amat mengerti akan hal ini. Juga Donny.
> Itulah sebabnya Moira memotong rambutnya, mengganti penampilannya,
> agar orang tak lagi mengenalinya sebagai Bella, sebuah pengalihan
> jejak sekaligus pemaafan diri atas segala kejahatannya, penipuannya,
> pengingkarannya. Tapi kita tahu, bagaimanapun hal ini tak akan
> berhasil. Ia memasuki citraan-citraan lain, baik yang ia pilih maupun
> dipaksakan orang lain. Tidak ada jalan keluar, kecuali, mungkin,
> membunuh diri sendiri.
>
> ***
>
>
>
>
>
> --- In psikologi_transform
> <audivacx@> wrote:
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <gotholoco@> wrote:
> >
> > > Ya ada lah, itu wajah -2 kita masing-masing. Emang ada gitu
> yang sama
> > > di dunia ini?
> > > Coba aja keliling seluruh dunia. Emang hapal wajah sendiri
dan ada
> > > yang persis sama?
> > > Kalau klaim paling ganteng itu seh HAM.
> > >
> >
> > Audifax:
> > Yup. Tetapi benarkah tidak ada 'differance' dalam wajah kita? Seberapa
> > orisinil hingga orang tidak pernah mengatakan wajah kita mirip si anu
> > atau si itu.
> >
> > bahkan dalam 'mengolah' wajah pun orang melakukan referensialitas.
> > Misalnya: ketika memilih gaya rambut. Pada saat yang sama seseorang
> > ingin tampil beda sesuai identitas dirinya, ia juga melakukan
> > referensialitas pada sesuatu yang membuatnya sama dengan seseorang
> >
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <gotholoco@> wrote:
> >
> > > Soal temuan(invention) atau discovery("pengungk
> > > bisa nggak yah disebut disebut karya orsinil?
> > > Emang sudah ada seh dari "sonoh"nya hanya saja manusia baru 'ngeh'
> > > begini atau begitu. Ibarat ditemukan benua amerika, padahal benua
> > > amerika udah ada terlebih dahulu dari jaman indian.
> > > Jadi kalau begitu HAKI (hak kekayaan atas intelektual) sebetulnya
> > > adalah "klaim" kekekuasaan tertentu atas sesuatu oleh seseorang
> dengan
> > > atas nama hukum UUD (ujung-ujungnya duit).
> >
> >
> > Audifax;
> > Ya..ujung-ujungnya duit. Contohnya tidak usah jauh-jauh.
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar