Dear
thanks again for your qoestions
>
> Alexander: Perhatikan kalimat selanjutnya dari Anton, yang dimaksud
> berhubungan
> dengan agama tradisional dimana manusia sebenarnya telah menciptakan
> pola-pola tertentu berdasarkan pengamalaman hidup sehari-hari dan
> relasinya satu dengan yang lain....
>
> Tuhantu: Justru itu, mengapa bagi sebagian besar orang, ternyata
tidak
> mudah?... Toh, pola-pola itu telah tersedia secara GRATIS?... Hanya
> dalam Industri Pendidikan saja, pola-pola itu TIDAK menjadi gratis,
> alias mbuayar... Jika Dire Strait bersadba dalam surah ½Money for
> Nothing½ sebagai sindiran atas penyanyi - penyanyi MTV, maka
bukankah
> lagu yg sama bisa kita nyanyikan kepada Industri Pendidikan kita?...
> Anyway, bukankah sangat menarik, jika setiap manusia punya ½agama½
> yg dianutnya dan dibuatnya sendiri, sesuai dengan manfaat,
efektifitas
> dan keperluannya masing-masing?
------------
Alexander:
Tidak semua orang bisa melihat Pola tersebut. Pendidikan (yang BAIK)
memberikan alat dasar untuk mengenali pola ini. Inti dari pendidikan
yang baik adalah akronim 3 R ('rite, 'riting and 'rithmetics) dan 2 P
(purpose and Programming)
serta merta manusia dapat menguasainya, minimal perlu orang tua yang
membimbing melalui pendidikan dasar ini. Industri Pendidikan
sebenarnya tidak selalu berhubungan dengan Pendidikan yang baik ini.
Jika apa yang anda katakan sebagai agama adalah "believe system",
saya sependapat dengan anda. Tetapi saya rasa agama (yang benar?) itu
lebih dari sekedar believe system thok.
> Alexander: ini terjadi secara otomatis dengan menggunakan penalaran
> induktif (Inductive reasoning is the easy side of
> our thinking style). Dalam bernalar induktif ini, kita tidak
dibebani
> untuk mempertanggungjawab
>
> Tuhantu: Bukankah apa yang Anda katakan di atas (khususnya yg saya
> pertebal) PERSIS seperti para akademisi (khususnya sosial dan
budaya)
> memperlakukan masyarakat diluar institusinya sebagai ½OBJEK½
> sekaligus ½PROYEK½ bukan?...
------------
Alexander:
Disini anda melakukan Generalisasi yang berlebihan, keadaan di
Indonesia yang (memang) mempunyai mentalitas proyek tidak seluruhnya
bisa diterapkan pada kalangan Akademisi apalagi di seluruh dunia.
Ilmu Sosial lebih mudah dipelintir karena memang sifatnya yang kurang
terukur sehingga mudah dimanipulasi.
Bila berbicara secara ideal, sains itu berbicara untuk mencocokkan
apa yang ada di dunia nyata (yang berarti sensory experiences) dengan
dunia konseptual yang dikembangkan oleh rasio manusia. Sains
digunakan oleh manusia untuk memprediksikan masa depan berdasarkan
Pola-pola yang dikenali tersebut.
>
> Alexander: Kemudian pola yang dikenali oleh satu atau beberapa orang
> menyebar dengan cepat ke dalam komunitasnya dengan berbagai macam
media
> seperti mitos, gosip etc....
>
> Tuhantu: Saya ada dua pertanyaan:
>
> 1. Apa komentar Anda tentang tulisan dan film tentang ½The
> Secret½?...
------------
Saya spendapat dengan Pak Hudoyo tentang hal ini, buka saja posting
beliau. Kurang lebih buku dan film ini, hanya menyebarkan meme purba
yaitu kerakusan manusia.
>
> 2. Apa komentar Anda tentang ilmu ½Planologi½ dan fenomena
> sosial-kemasyarakat
------------
ndak tahu, saya tidak punya basis pengetahuan tentang hal ini.
Sekarang anda yang mempunyai pengetahuan tentang bidang ini apa
pendapatnya?
>
> Alexander: Pola-pola seperti ini telah terakumulasi dalam suatu
budaya
> tertentu DAN secara otomatis akan membentuk suatu
> Pandangan Hidup tertentu, yang bisa disebut juga "agama
tradisional"
>
> Tuhantu: Bagaimana pandangan anda tentang point-point yg ada dalam
> Pancasila?..
disana
> ketemu Om Anton yang bilang begini:
>
> The Five Commandments of Catism are: (1) Don't run, if you can walk.
> (2) Don't walk, if you can stand. (3) Don't stand, if you can
> sit. (4) Don't sit, if you can lie down, and (5) Don't stay
> awake, if you can take a nap.
>
> Kalau nggak salah, tulisan tersebut mirip atau sama dengan apa yang
Anda
> kutip, sebelumnya. Nah, sekarang bandingkan kelima ½Five
Commandement
> of Catism½ di atas dengan point-point yg ada dalam
> ½Pancasila½...
------------
Alexander:
Kelima sila dalam Catism bisa dirangkum menjadi satu prinsip
yaitu "selalu menggunakan energi terendah dalam menghadapi segala
sesuatu", saya pikir ini adalah pola yang dikenali dari hukum alam.
Kalau Pancasila sendiri, saya tidak akan berkomentar panjang lebar
karena jelas sila pertama saja sudah merupakan pola buatan manusia
yang sebenarnya 'import'.
itu dulu saja, saya harus mengerjakan yang lain
salam,
alexander
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar