Tapi resikonya yang akan muncul penulis2 seperti Osho ini yang mau potong kompas, berimprovisasi dengan kata-kata tanpa menjalaninya sendiri. Mengapa ?
Sebab barangsiapa telah menjalaninya, maka bila ditanya, dia akan mengatakan " saya tidak tahu " atau '" apakah kamu mendengar suara bambu ditiup angin ?".
Siddharta meninggalkan istana, berguru pada filosof sampai bisa mengalahkan ilmunya, tapi belum juga mendapatkan pencerahan, lalu dia berganti haluan dengan mati raga / ascetism juga belum mendapatkannya.
Baru setelah kembali hidup normal, maka setelah mengadakan meditasi, ia memperolehnya.
Apakah pengalaman yang demikian dahsyat bisa dengan begitu saja dijelaskan oleh Osho ?
Tapi ya apa boleh buat, tanpa adanya masukan seperti ini, saya tidak bisa ujug2 menjelaskan apa itu zen, karena memang tdk bisa dijelaskan.
Yang bisa saya lakukan adalah terbatas menerangkan apa yang bukan zen saja.
Salam,
Jusuf Sutanto
Dari: Angga Wijaya <anggaji@yahoo.
Kepada: antrokita@yahoogrou
Terkirim: Senin, 10 Desember, 2007 9:11:45
Topik: [psikologi_transfor
'WHEN two lovers are making love, and if they are both no-selves, nothingness, then a spontaneous pleasurable sensation happens. Then their body energy, their whole being, loses all identity; they are no more themselves - they have fallen into abyss. But this can happen only for a moment: again they regain, again they start clinging. That's why people become afraid in love.'
Osho
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo! Answers
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar