skeptis and faith on Love?
atau sex on dekon?
salam,
goen
--- In psikologi_transform
<vincentliong@
>
> KATA PENGANTAR
> Skepticism and Faith on Love
> oleh: Cornelia Istiani
>
>
> 1. "Halo, Mba", begitu sapa mu dalam chating tengah
> malam ditengah kesibukanku bekerja.
> "Ya", begitu kusapa balik.
> "Ini mba Isti yang tulisannya aku ndak bisa ngerti",
> begitu kamu bertanya dan protes sekaligus kepadaku.
> "Yup. Kenapa Tinta?", kubalik bertanya mencoba
> mengerti apa maksudnya.
> "Kenapa bikin tulisan kok aku ndak bisa ngerti",
> pertanyaanmu berlanjut.
> "Ya ngga usah dibaca Tinta", jawabku sambil
> melanjutkan pekerjaan.
> "Tapi penasaran pingin baca", jawabmu Tinta
> "Mba, bagaimana komentar mba terhadap tulisanku?",
> akhirnya kamu bertanya hal itu.
> "Aku belum baca, maaf Tinta saat ini belum bisa kasi
> komentar", begitu jawabku.
> Dan karena aku sedang punya kesibukan akhirnya chating
> tidak berlanjut, mungkin Tinta merasakan bahwa aku
> sedang tidak konsentrasi menanggapi nya. Sekarang
> komentar itu ku tulisakan dalam kepingan-kepingan
> berikut ini:
>
> 2. Apa yang kulihat dalam tulisan-tulisan Tinta?
> Mengamati Tinta Negatif pada titik tertentu, pada saat
> dia menyusun minuman sebagai awal kegiatan dekon
> dimulai dan nantinya berakhir dalam tulisan-tulisan
> yang mengalir. Sudah kudeteksi dalam sinyal-sinyal
> sederhana yang mengungkapkan suatu kesiap-siagaan
> dalam menerima apapun sebagai bukti yang tidak
> terbantahkan. Ia sempurna menanggapinya dengan santai
> dan penuh pertanyaan..
> kamitku dalam hati.
> What did I see in his? Skepticism and faith.
> .
> 3. Skepticism tentang segala hal seperti layaknya
> seorang filsuf yang shows a relentless concern with
> the discrepancy between appearance and reality. Kata
> kunci dari filosof adalah keraguan. Keraguan sebuah
> eksistensi dari gelas, kursi, misalnya. Tetapi ketika
> pertanyaan diperluas tentang apa dan siapa yang
> berarti buat kita, sebagai contoh mencintai. Akan ada
> kemungkinan yang menyakitkan dengan mengetahui bahwa
> yang dicintai adalah ilusi semata dari bagian yang
> terdalam diri, dan hanya sedikit terhubung dengan
> realitas objektif.
>
> 4. Ragu itu mudah sepanjang tidak berkaitan dengan
> survival. Kita sama sama bisa meragukan diri kita
> sendiri dalam rangka mengada, dan itu adalah hal
> paling mudah untuk menjadi skeptis tentang segala hal
> yang tidak mendukung usaha kita. Sangat mudah
> meragukan keberadaan gelas, tapi akan menjadi sebuah
> "neraka" ketika meragukan keberadaan sebuah cinta.
>
> 5. Nyambung tentang Value; dalam Beyond Good and Evil,
> Nietzsche bertanya tentang value sebagai berikut:
> "what in us really wants "Truth"?we asked the value
> of this will. Suppose we want truth: why not rather
> untruth? and uncertainty? even ignorance?--
> falseness of a judgement is to us not necessarily an
> objection to a judgementthe questions is to what
> extent it is life-advancing, life-preserving,
> species-preserving, perhaps even species breeding; and
> our fundamentally tendency is to assert that the
> falsest judgements--
> usthat to renounce false judgements would be to
> renounce life, would be to deny life."
>
> 6. Misalkan dalam kisah berikut ini, ada seorang yang
> hidup dibawah khayalan bahwa dirinya adalah sebuah
> telor. Tidak ada yang tahu bagaimana ide ini bisa
> masuk dalam pikiran orang tersebut, tak seorangpun
> tahu dan mengenalnya. Sekarang dia menolak untuk duduk
> karena takut akan memecahkan kuning telornya. Segala
> macam cara dicoba untuk mengatasi ketakutan-ketakutan
> tersebut tapi tidak berhasil. Akhirnya seorang dokter
> berhasil masuk dalam pikiran dan kehidupannya, lalu
> mengusulkan pada pasien tersebut untuk selalu membawa
> sepotong roti panggang setiap kali datang ke tempat
> praktek dokterdan menuliskan dalam buku pikirannya
> tentang bangku pilihan yang akan di dudukinya setiap
> kali dia datang berkunjung. Roti panggang mempunyai
> makna sebagai penampung telor jika nanti dia akan
> duduk sehingga kuning telornya tidak akan pecah.
> Akhirnya sampai saat tertentu orang tersebut tidak
> pernah lagi membawa sepotong roti panggang dan kurang
> lebih menjalani kehidupan normal.
>
> 7. Apa inti dari cerita itu? Tulisan-tulisan Tinta
> Negatif yang merupakan kisah perjalanan menjadi diri
> sendiri setelah `berkenalan' dengan Kompatiologi,
> memperlihatkan bahwa skeptis dan faith menjadi warna
> pelangi perjalanannya. Dalam skeptis and faith on Love
> Tinta berjalan menuju titik kehidupan normalnya
> sendiri, dengan tetap dalam khayalan dan kepercayaan
> dalam Cinta.
>
>
> Jakarta, 9 Desember 2007
>
> Send instant messages to your online friends
http://au.messenger
>
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar