Dari: "Yudhi" <yudhi@cbn.net.
Temans,
Ada seorang teman guru yoga dan pilates, Sinta namanya (bukan nama
sebenarnya) yang membawa2 buku "The Secret" dan convinced saya untuk membaca
buku itu. Dia bilang dengan membaca buku itu, kita bisa mendapatkan apa saja
yang kita inginkan. Waktu itu dia juga mengajak saya untuk ikut pelatihan
menjadi instruktur pilates, tapi karena saya tidak cukup duit saya tidak
bisa mengikutinya, kemudian saya bilang pada Shinta, apakah kalau saya
membaca buku itu saya bisa ikut pelatihan itu tanpa harus bayar?. Dia diam,
mungin terkejut dengan pertanyaan saya....dan permbicaraan pun berganti ke
topik lain....Di studio tempat saya mengajar, Rumah Yoga banyak peserta yang
berlatih yoga menenteng2 buku itu, dan mengatakan kalau buku itu bagus dan
penting untuk dibaca.... Voila!
Ada kawan lain yang ikut pelatihan sales bercerita bahwa buku "The Secret"
itu menjadi anjuran yang wajib bagi ornag2 sales, kata trainernya..
Demikian juga yang terjadi pada training2 hipnoterapi dan motivasi. Para
trainier "yang telah terlihat sukses" sepertinya selalu bercerita bahwa
dengan kekeuatan pikiran, apapun yang kita inginkan akan bisa kita dapatkan,
terutama dalam hal kepemilikan kebendaan, materi, rumah dan mobil mewah,
jabatan dan penghasilan besar, dsb, dsb... Pada acara2 training2 itu, semua
nampaknya serba indah dan mudah, tapi jarang sekali para trainer bercerita
bahwa Aburizal Bakrie, orang paling kaya di Indonesia untuk sampai seperti
sekarang adalah karena kerajaan bisnisnya sudah dibagun bapaknya lebih dari
50thn lalu, dan juga kepintaran Ical sendiri memilih SDM untuk menjalakan
roda bisnisnya (seperti dalam kajian ekonomi dan bisnis) dan membina relasi
bisnis dengan penentu kebijakan negeri ini ( langkah2 politis). Kalau toh
dia waktu kecil melakukan seperti yang diceritakan dalam buku itu dan
sekarna sepertinya terwujud, itu terjadi tidak segera, ada rentang waktu
yang luamaaa... Nampaknya buku "The Secret" itu mengandung potensi
mengajarkan orang untuk melupakan "proses", melemahkan ethos kerja,
menyuburkan budaya "mental trabas"... Seperti dalam talkshow Larry King yang
mempertanyakan, kalau sudah punya "The Secret" kenapa masih ada kemiskinan,
kematian...
Pertanyaan Larry King, hampir mirip dengan premis para penganjur Teori
Ketergantungan awal 70'an yang kemudian dikembangkan bahwa keterbelakangan
dan kemiskinan di negara2 dunia ketiga terjadi karena para pemimpinnya
menjadi komprador, kerjasama korupsi dengan perusahaan2 MNC dari negara2
superpower, jadi kekacauan di negara dunia ketiga adalah karena struktur,
para penentu kebijakan, atau pemimpin2nya, bukan karena "kutukan Tuhan" atau
mithos kemalasan penduduknya.
dalam kajiannya mamakai kasus di Amerika Latin dimana agama Katholik menjadi
mayoritas dan mereka relatif religius. Bagaimana mngkin Tuhan yang katanya
Maha Adil dan Bijaksana menyengsarakan ummatnya yang rajin beribadah?
Artinya, apa yang ditulis di "The Secret" itu berpotensi menumpulkan
kepekaan sosial kita, bahwa bisa jadi, sumber kekacauan dan kesengsaraan
seperti korupsi, pelanggrana Hak Asasi dsb ada di sekitar kita...
Kalau dari pengalaman gue meditasi, yoga, model2 pelatihan motivasi, sales
seperti di atas malah memperbesar ego kita, pikiran jadi berkutat,
mengorientasikan selalu "ke depan", yang sangat berpotensi jadi sumber
konflik sendiri, jika "harapan" itu yang dituruh di depan dengan kenyataan..
atau selalu berusaha keras mengingat masa lalu untuk dieliminasi pengaruh
buruknya...(
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar