hahahhaha....hahahahh.....hahahah..... memang nabi Muhammad SAWW adalah nabi terakhir dan imam husain as (cucunya sendiri) adalah org yg pertama yg melakukan perjuangan untuk meminpin perlawanan kepada kaum munafik yg ingin menodai ajaran islam...
hahahah...hahahah.....hahahah..... kalau imam husain as adalah "kebangkitan" melawan kedzaliman/penindasan/kebatilan,dll... sedangkan "kebangkitan" yesus bagi kristen adalah "bangkit dari kubur".... mengingatkan kita pada judul film "beranak dalam kubur"....... hahahahah ........ hahahaha......hahah.........
jadi sekali lagi perbedaan imam husain as dengan yesus adalah :
- imam husain : "bangkit melawan penindasan" sedangkan
- yesus bagi kristen : " bangkit/bangun dari kubur"
buktinya :
-. kematian yesus ditiang salib adalah anugrah terbesar bagi umat manusia (seperti preman sadis atau pembunuh berantai yg ditembak polisi).... jadi org kristen yg mempercai penebusan dosa dengan kematian yesus tetapi "menangis" adalah org yg bodoh dan tidak tau hakikat dari "penebusan dosa".....
-"jika kamu ditanpar pipi kanan maka berikan pipi kirimu" dan "kerajaaan saya bukan disini" ini artinya kalau yesus itu bangkit dari "kubur" aja" dan bukan bangkit untuk melawan penindasan... betul kagak....????????????
hahahahah......hahahahaha........hahahahah.......hahahaha........
"menjadi kristen saat ini, bukanlah sesuatu yg pantas" ( nietzsche)
pradita@telus.
Lho, bukankah Qur'an bilang bahwa Muhammad SAW adalah nabi yang paling final?
Kok mendadak ada Imam Husain AS yang entah bangkit dari mana (dan muncul dari
mana)? Wuahahahahaha, ketauan akhirnya ujungnya si hendrik ini mau ke mana. Ati-
ati ketauan MUI lho! Ntar kamu dibilang Islam "sesat". Kok niru-niru Kristen
sih pakai bangkit-bangkitan segala? Wuahahahaha...hahahahaha. ..hahahahaha. ...
Hendrik, hendrik, ternyata kamu tak lebih dari "tukang obat" pinggiran jalan
juga. Ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...ha ha ha...
manneke
Quoting hendrik bakrie <henrik12syiah@yahoo.com >:
> dari salah satu web site islam...
>
> Mengapa Asyura Begitu Sakral? Tuesday, 15 January
> 2008 Oleh: Murtadha Muthahari ra
>
> Mengapa Imam Husain as. bangkit? motif apa saja yang mendorong
> kebangkitannya? Ada tiga penjelasan mengenai hal ini
>
> Pertama: kebangkitan Imam Husain as. adalah kebangkitan biasa yang
> naudzubillah- yang dilatarbelakangi oleh tujuan dan kepentingan peribadi
> saja. Penjelasan seperti ini tidak hanya akan ditolak oleh seorang muslim,
> tetapi bahkan bukti-bukti sejarah yang kuat tidak membenarkan alasan itu.
>
> Kedua: seperti yang ada di benak masyarakat awam, bahwa Imam Husain as.
> syahid demi pengampunan dosa umat manusia, sama dengan yang diyakini
> orang-orang kristen tentang Isa Al-Masih. Pola pikir semacam ini sungguh
> menyesatkan.
> Ketiga: situasi dan kondisi dunia Islam pada waktu itu sudah sampai pada
> titik kritis yang mengharuskan Imam Husain as. untuk bangkit, karena beliau
> melihat bahwa Islam akan terjaga hanya dengan kebangkitannya. Kebangkitan
> beliau adalah kebangkitan di jalan haq dan hakikat. Peperangan beliau adalah
> peperangan akidah dan ideologi, peperangan antara kebenaran dan kebatilan.
>
> Dalam kapasitasnya sebagai pribadi, Imam Husain as. tidaklah begitu berarti
> dalam peperangan antara kebenaran dan kebatilan. Saat menuju Karbala, beliau
> berkata di salah satu ceramahnya: "Tidakkah kalian saksikan bahwa kebenaran
> tidak lagi ditaati, dan kebatilan tidak lagi dilarang, maka merupakan
> keharusan bagi seorang mukmin yang berada di tengah situasi dan kondisi
> semacam ini untuk bersimbah darah syahadah di jalan Allah swt"
>
> Dalam rangka itu, Imam Husain as. mengoptimalkan kesempatan berkumpulnya
> jemaah haji di Mina dan Arafah. Di sana beliau menerangkan tujuan-tujuan
> universal Islam secara singkat. Beliau mengatakan: "Ya Allah! Sesungguhnya
> Engkaulah Yang Maha Tahu bahwa gerakan, kebangkitan, protes, perlawanan dan
> peperangan, semua ini bukanlah untuk memperebutkan kekuasaan seseorang, bukan
> untuk meraup harta dan perolehan duniawi, bukan pula atas dasar kerakusan
> dunia, melainkan untuk mengembalikan ajaran-ajaran agama-Mu, untuk mewujudkan
> perbaikan di bumi-Mu, agar hamba-hamba-Mu yang tertindas merasa aman dan
> supaya ditegakkan kembali hukum-hukum-Mu yang terabaikan".
>
> Pada peristiwa bersejarah Asyura, ada sebab dan motif, ada pula tujuan dan
> harapan. Kita, orang-orang muslim dan pengikut Al-Husain bin Ali, telah
> memutarbalikkan fakta sejarah ini, sebagaimana Muawiyah bin Abu Sufyan telah
> mendistorsi sabda Rasul saww. tentang Ammar bin Yasir; bahwasanya "Kelompok
> yang menyimpang dan dzalim akan membunuhmu".
>
> Imam Husain as. membawa motif dan tujuan tertentu dalam kebangkitannya.
> Berikutnya tiba giliran kita mengarang dan merekayasa sebab serta harapan
> yang berbeda untuk kebangkitan tersebut?! Abu Abdillah Al-Husain as. telah
> melahirkan kebangkitan yang luar biasa besar dan suci. Semua syarat-syarat
> kesucian sebuah kebangkitan terdapat di dalamnya, sehingga tidak ada lagi
> kebangkitan yang dapat mengunggulinya. Apakah syarat-syarat itu?
>
> 1. Tujuan yang berkemanusiaan dan universal. Syarat pertama dari sebuah
> kebangkitan yang suci adalah tujuan kebangkitan tersebut tidak bersifat
> subjektif, tetapi manusiawi dan universal. Yakni demi sosial, kemanusiaan,
> hakekat, kebenaran, tauhid, keadilan dan kesejajaran, bukan karena
> kepentingan pribadi.
>
> 2. Pandangan dan kesadaran yang kuat. Syarat kedua dari sebuah kebangkitan
> yang suci ialah bahwa kebangkitan itu hendaknya dilandasi pandangan dan
> kesadaran yang kuat. Artinya, terkadang masyarakat lalai atau tidak mengerti,
> di saat yang sama ada orang yang betul-betul sadar dan memiliki pandangan
> yang tajam, sehingga dapat merasakan luka masyarakat seratus kali lipat lebih
> dari yang mereka rasakan. Apa yang tidak disaksikan masyarakat dalam sebuah
> cermin dapat disaksikan oleh orang itu dalam batu bata yang masih basah. Dua
> puluh, tiga puluh atau lima puluh tahun berlalu, masyarakat baru menyadari
> kenapa orang tersebut bangkit, mereka mulai mengerti apa tujuan-tujuan suci
> di balik kebangkitan itu. Seperti yang terjadi pada Sayyid Jamaludin Asad
> Abady (Jamaluddin Afghani, peny.).
>
> 3. Kesendirian. Syarat ketiga dari sebuah kebangkitan yang suci yaitu bahwa
> kebangkitan itu merupakan satu-satunya kebangkitan yang tidak ada duanya.
> Artinya, di saat kondisi mencekik dan suasana mencekam, tak seorang pun
> berani angkat suara, selain kegelapan mutlak, putus asa mutlak, diam mutlak
> dan hening mutlak. Tiba-tiba muncul seseorang memecah keheningan dan
> meneriakkan suara, bergerak dan menyulut obor menyapu kegelapan, yang
> kemudian diikuti oleh orang-orang lain.[afh]
>
>
>
> --------------------- --------- ---
> Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Be a better friend, newshound, and know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
MARKETPLACE
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar