Ya memang kalau kita bisa memberi pelajaran (guru) dan menerima
pelajaran (murid) atas kekurangan dan kelebihan diri sendiri, barulah
hal yg sama bisa diberlakukan kpd pihak lain. Semua berawal dari diri
sendiri, dari lubuk hati kita yg terdalam.
Namun perlu diingat pula antara diri kita dan pihak lain sesungguhnya
tidak ada keterpisahan. Tiada keberadaan selain Dia.
Salam,
Jusuf Achmad
Website: http://www.going-
--- In psikologi_transform
>
> dear mas Jusuf ,,,,,,
>
> hal yang terpenting lagi bagi kita adalah bagaimana kita menyadari
kalau sebenarnya inti dari diri kita untuk menjadi guru sekaligus
murid adalah berada pada hati kita sendiri ...
> walau hanya hasil dari mengcopas saja ...
>
> salam hangat dan salam kenal buat anda
> /Lu2
>
>
> Jusuf Achmad <jachmad@...
> Dalam mengajar kita belajar, dalam belajar kita mengajar. Kita
> semua adalah guru sekaligus murid. Seorang guru adalah pihak yang
> memberi pelajaran dan sang murid adalah yang menerima pelajaran. Kalau
> kita mendapatkan suatu pelajaran dari perjalanan hidup seorang
> penjahat, pemerkosa, atau sejenisnya artinya mereka adalah guru
kita. Tentunya ini pandangan Unity, semua sebagai Satu adanya. Bukan
pandangan dualitas - keterpisahan - hirarkis.
>
> Lengkapnya di: http://www.going-
>
> Salam,
>
> Jusuf Achmad
>
> ____________
> Never miss a thing. Make Yahoo your home page.
> http://www.yahoo.
>
>
>
>
>
> ------------
> Kunjungi halaman depan Yahoo! Indonesia yang baru!
>
Earn your degree in as few as 2 years - Advance your career with an AS, BS, MS degree - College-Finder.net.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar