menurut saya sih, Tuhan tidak punya jenis kelamin.
penempelan jenis kelamin, karakter, sifat, kebiasaan, sampai hobi Tuhan itu pada dasarnya lantaran kita membutuhkan personifikasi Tuhan, supaya tidak terlalu abstrak dan super ekstra maha dahsyat sampai di luar kapasitas kemampuan kita menalar Tuhan....
itu kata saya.
boleh2 aja kan?
agama?
ya dulu mungkin saja karena yang posisinya lebih superior kebetulan lelaki...
sekarang?
apa ya iya masih demikian, pada realitanya sih saya ga yakin masih tetap begitu...
kalaupun di 'beberapa' tempat masih lelaki bertengger di posisi superior,
sekali lagi menurut saya,
itu karena didasarkan pada kepentingan ipoleksosbudhankam, yang ........tidak hanya oleh lelaki, tetapi juga oleh perempuan...
tapi ngapain pusing amat sih?
bukankah pada hakekatnya agama cuma salah satu sarana untuk menuju Tuhan.????
dan bukankah Tuhan ya yang itu-itu juga?
sama kan?
*ngomong2, ada yang pernah ngeliat Tuhan?*
2008/3/4 Yayak Heriyanto <mesfo96@yahoo.com >:
agama-agama besar dunia sekarang ini semuanya tentang laki-laki. pendirinya laki-laki, nabinya laki-laki, ulamanya laki-laki, dan para penafsirnyapun laki-laki. meskipun demikian, sebagian besar penganut agama-agama ini yang taat dan aktif adalah perempuan. laki-laki tampaknya menjadi produsen dan perempuan adalah konsumen. faktor lain yang dihadapi oleh agama adalah bahwa pusat historis agama menjadi tempat dimana marginalisasi kaum perempuan di bidang ekonomi, sosial dan budaya masih terjadi.
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar