Non Sisca, koreksi sedikit, Nyimas Ontosoroh itu beda dengan KangMas
Gotholoco, dua "pribadi" yang berbeda tapi manunggal (kayak abri
manunggal dengan rakyat).
Kalau Nyimas Ontosoroh itu sukanya ngaji rasa, sedangkan Kangmas
Gotholoco itu sukanya ngaji otak(loco otak)
(beda dengan kang Tomy Guanteng Gigolo sukanya ngaji otot..he.he.
maklum masih "bujangan", masih level "pandangan hidup")
Seperti sebelumnya dalam catatan (teroris) "one liner", sudah saya
tuliskan dalam suatu bentuk pertanyaan terhadap tulisan pertama Mang
Ucup, "apa arti agama", pertanyaannya adalah : "apakah hewan itu
mempunyai agama(beragama) atau tidak ?"
Ternyata jawabnya adalah TIDAK. (sudah begitu saja darisonohnya)
contohnya semut, sebagai makhluk yang hidupnya bersosial(tidak
soliter), ada pembagian organisasi, ada pembedaan gender, ada wilayah
dan ada kehidupan, TIDAK ADA POLITIK(semut pekerja tidak mau jadi
semut ratu) sudah begitu saja komposisi dan aransemennya, dari tahun
firaun pake sarung tanpa kolor sampai SBY atau Leonardi Rimba pake
kopeah. Gitu aja terus. (teori evolusi??, simpan dulu kejauhan !!).
Jadi ngapain manusia beragama atau berpolitik?
Manusia beragama (yang bener!?) bertemu dengan Sang Khalik dan
Manunggal lalu jadi manusia lagi.
Manusia berpolitik(yang sering salah) meraih kekuasaan dan menjadi
Penguasa dan pengen terus berkuasa(udah duduk lupa berdiri).
Ha.ha..ha.. ayo non sisca mana argumen politik mu???
Salam co janco ta iya.
dikiro janco taunya cino.
--- In psikologi_transform
<non_sisca@.
>
>
> Halo, nah ini dia satu lagi, Kyai Ontosoroh Gotholoco.
> Tapi boleh juga ditunggu penjelasannya dulu. Ber-argumen kan juga
> harus ber-politik. Hahahaha....
> Salam, sisc
>
>
> --- In psikologi_transform
> <gotholoco@> wrote:
> >
> > Begitulah agama dan politik itu hampir-2 nyaris identik.
> > sebab kedua-duanya berbicara masalah "kedepan" atau "masa depan" ,
> > masalah bagaimana seharusnya(what it should be), tentang sesuatu
> > dimasa datang.
> > di kancah politik ada kampanye, dalam agama ada daw'ah
> > di kancah politik ada ideologi, dalam agama ada dogma dan ajaran
> > di kancah politik ada jurkam, di agama ada pendeta atau ulama/biksu
> >
> > Kalau agama itu pembawa kehancuran, dan politik itu kejam, benar apa
> > kata temen saya yang atheis, mendingan jalani hidup aja menjadi
> > seperti chimpanse cerdas, daripada menjadi politikus busuk maupun
> juru
> > dakwah penipu.
> >
> > Jadi apa bedanya politik dengan agama ? Ada.
> >
> > Apa coba? (tunggu penjelasannya dalam metodologi nyai ontosoroh)
> > :)
> >
> > --- In psikologi_transform
> > <mangucup88@
> > >
> > > Menurut Friederich Nietzsche maupun Mao Tze Dong: Agama itu
> > > Racun !" Sedangkan berdasarkan ajaran agama Judaisme agama itu
> > > pembawa Damai, oleh sebab itulah adanya ucapan "Salam" dlm bhs
> Arab
> > > = Damai sedangkan dlm bhs Ibrani Shalom. Walaupun demikian mang
> Ucup
> > > mendukung sepenuhnya pendapat Nietzsche maupun Mao Tze Dong !
> > > Kenapa ?
> > >
> > > Masalahnya satu hal yang gombal dan nonsen besar, bahwa agama
> dapat
> > > memberikan kedamaian di dunia ini ! Bahkan kenyataannya hal yang
> > > kebalikannya yang terjadi, begitu kita menganut sesuatu agama
> kita
> > > akan berbalik menjadi Kaum Rasist !
> > >
> > > Memang benar semua agama didunia ini menganut fasafah yang sama
> > > ialah: Kasihilah sesamamu seperti dirimu !" yang beda hanya
> > > definisi Sesamamu", sebab antara teori dan praktek kenyataannya
> > > beda seperti bumi dan langit. Secara teori; sesamamu berarti
> sesama
> > > manusia, maklum kita dilahirkan dengan warna darah merah yang
> sama
> > > maupun warna putih tulang yang sama.
> > >
> > > Di dalam praktek kehidupan kita, orang yang tidak menganut agama
> dan
> > > aliran yang sama denganku bukanlah sesamaku". Bagaimana aku bisa
> > > sama dengan dia dimana Tuhan-Mu adalah Hantu-Ku". Menurut agama-
> mu
> > > illahku adalah berhala, tetapi diagama-ku ia adalah illah kudus
> suci
> > > yang kusembah.
> > >
> > > Menurut agama-mu itu haram tapi menurut agama-ku itu halal. Di
> > > agamaku ia adalah nabi sedang menurut agamamu nabiku adalah
> setan.
> > > Menurut agamaku ini adalah mukjizat, sedangkan menurut agama-mu
> ini
> > > adalah takhayul. Menurut agamaku rumah ibadahku adalah tempat
> yang
> > > kudus, sedangkan menurut agama-mu ini rumah najis orang kafir.
> Jadi
> > > boro-boro bisa dan boleh beribadah disana, menginjakkan kaki
> masuk
> > > kesitu pun sudah amit-amit ! Masalahnya bisa langsung dapat One
> > > Ticket Go to Hell !
> > >
> > > Lucu tapi nyata, apabila kita ingin merealisasikan
> ajaran kasihilah
> > > sesamamu, bahkan sampai kebelet ingin kawin" terkadang kita harus
> > > menerima kenyataan pahit, bahwa ini dilarang dengan alasan beda
> > > agama" alias tidak sesamamu githu !
> > >
> > > Disamping itu kenyataan pahit yang tidak bisa dipungkiri, mereka
> > > menilai sesamaku bukan hanya sekedar dari penganut agama dan
> aliran
> > > yang sama saja, bahkan harus dari etnis dan suku yang sama pula.
> > > Jadi walaupun dari penganut agama dan aliran yang sama sekalipun,
> > > kalau tidak memiliki etnis yang sama seakan-akan ada jurang
> pemisah
> > > antar sesama umat.
> > >
> > > Kagak percaya lihat saja diberbagai macam rumah ibadah yang
> > > dikhususkan hanya untuk etnis dan golongan tertentu saja, orang
> bule
> > > hanya mau kumpul dengan bule, orang hitam dengan orang hitam.
> Orang
> > > Batak hanya mau kumpul dengan orang Batak, Jawa dengan Jawa,
> > > Tionghoa dengan Tionghoa, sehingga timbul pertanyaan apakah kalau
> > > tidak sesama etnis berarti bukan sesamaku ???
> > >
> > > Jadi tepatlah apa yang diucapan oleh Mao Tze Dong, bahwa agama
> itu
> > > racun yang bisa meracuni otak kita menjadi rasis. Agama itu
> bukannya
> > > pembawa perdamaian melainkan pemecah belah. Bahkan telah
> terbuktikan
> > > agama bisa jadi pemicu perang saudara misalnya di Irlandia antar
> > > sesama umat Kristen (Katolik vs Protestan) atau di Irak antar
> sesama
> > > umat Muslim (Sunni vs Syiah).
> > >
> > > Kalau masih tidak percaya juga, cobalah usulkan, dimana mulai
> besok
> > > kita praktekan umat Muslim menyalurkan zakat ke panti asuhan
> > > Kristen, sedangkan umat Kristen memberikan persembahan umatnya
> ke
> > > panti asuhan Muslim. Bukankah mereka itu sesamamu yang sama-sama
> > > membutuhkan bantuan, jadi seharusnya tidak ada perbedaan ???
> > >
> > > Kita dicekoki oleh racun berbagai macam dogma, sehingga otak kita
> > > jadi kotor. Orang baik bisa jadi sadis, orang sopan dan damai
> bisa
> > > jadi biadab, bahkan mengeluarkan kata-kata kasar dan keras, hanya
> > > untuk membela agama dan kepercayaannya masing-masing. Bahkan kita
> > > suka turut menjadi heran, kok orang beragama bisa mengeluarkan
> kata-
> > > kata yang sedemikian kotor dan kerasnya ? !
> > >
> > > Seharusnya orang beragama itu mencerminkan kelembutan, kearifan
> > > maupun kesabaran dan bersedia untuk mengalah
> > >
> > > Begitu juga sama gombalnya, apabila orang mendengungkan agar kita
> > > harus bisa saling menghormati agamanya masing-masing, sebab ini
> > > hanya sekedar dongeng khyalan dan ilusi saja !
> > >
> > > Bagaimana saya bisa menghormati agama lainnya, apabila saya sudah
> di
> > > brain washing sajak brol lahir, bahwa hanya agama saya saja satu-
> > > satunya; yang suci, baik dan benar, sedangkan agama-agama lainnya
> > > adalah sesat dan penganut aliran setan. Mereka itu kafir semua !
> > > Jadi boro-boro bisa menghormati agama sesat, untuk menghormati
> orang
> > > kafir saja sudah sulit banget !
> > >
> > > Jadi tidaklah heran kalau banyak milis umum melarang adanya
> diskusi
> > > atau artikel yang bernafaskan agama, karena ini hanya akan jadi
> > > pemicu perdebatan kusir tiada akhir maupun perselisihan antar
> sesama
> > > membernya. Maka dari itu renungkanlah sendiri, apakah anda masih
> > > tetap berkeyakinan, bahwa agama itu pembawa kedamaian ?
> > >
> > > Saya yakin banyak orang yang tidak senang,bahkan mungkin
> tersinggung
> > > membaca tulisan ini, sebab saya membukakan kedok kemunafikan yang
> > > ada di dalam diri kita masing-masing, termasuk di dalam dirinya
> mang
> > > Ucup sendiri.
> > >
> > > Mang Ucup
> > > Email: mang.ucup@
> > > Homepage: www.mangucup.
> > >
> >
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar