hendrik..... masak elo diaku sama gotholoco, ayo ngaku yang bener,
masak sih?
salam,
goen
[asli, bukan gotholoco]
--- In psikologi_transform
<henrik12syiah@
>
> dari salah satu web site islam....
>
> Salman Rushdie dan Permusuhan Barat terhadap Islam
>
> Salman Rushdie adalah nama yang selalu mengingatkan peristiwa
pahit bagi umat Islam sedunia. Tahun 1988, novelis asal berdarah
India itu menerbitkan buku "The Satanic Verses" atau Ayat-ayat
Setan, yang berisi penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabat serta kitab suci al-Qur'an. Penerbitan buku itu
membangkitkan amarah umat Islam sedunia. Pemimpin Besar Revolusi
Islam Iran, Imam Khomeini mengeluarkan fatwa murtad dan vonis mati
atas Salman Rushdie. Satu bulan berikutnya, para menteri luar
negeri Organisasi Konferensi Islam (OKI) menggelar sidang dan
mendukung fatwa tersebut. Seiring dengan gelombang protes dunia
Islam, para penulis muslim menulis puluhan buku untuk menjawab novel
tulisan Rushdie.
> Di saat umat Islam di seluruh dunia meneriakkan protes, kecaman
dan kutukan kepada Salman Rushdie, dunia Barat khususnya Kerajaan
Inggris justeru mengumumkan dukungan kepada novelis murtad tersebut.
Dunia Barat bahkan memberikan berbagai hadiah dan penghargaan
diberikan kepadanya. Setelah berlalu 18 tahun sejak dijatuhkannya
vonis hukuman mati oleh Imam Khomeini kepada Salman Rushdie, kaum
muslimin kembali dikejutkan oleh langkah Ratu Elizabeth II yang
memberikan gelar kesatriaan atau knighthood kepada Rushdie, dengan
alasan perannya dalam mengembangkan kesusasteraan.
> Tak syak bahwa apa yang dilakukan pemerintah Inggris itu adalah
sebuah kesengajaan dan skenario yang telah dirancang untuk
mempermainkan perasaan kaum muslim dan melecehkan Islam. Sebab, para
pengamat pakar kesusasteraan menilai tidak ada keistimewaan seni
dalam karya-karya Rushdie. Pengalaman selama ini juga menunjukkan
bahwa Barat memiliki standar ganda dalam banyak hal seperti
kebebasan berpendapat dan berkreasi. Jika dituntut kepentingannya,
Barat akan memberikan lampu hijau kepada siapa saja untuk menulis
semaunya meski tulisan itu melanggar kode etik dan melukai perasaan
satu setengah milyar muslim.
> Tak dipungkiri bahwa kebebasan berpendapat adalah salah satu hak
yang paling asasi bagi manusia. Akan tetapi tidak ada kebebasan
tanpa batas dan aturan. Jika sebuah kebebasan berbenturan dengan
kesucian dan meniscayakan pelecehan terhadap nilai-nilai kebenaran,
maka tidak ada lagi kebebasan yang harus dipertahankan. Sayangnya,
banyak pihak yang dalam hal ini negara-negara adidaya dan Barat, tak
segan mengorbankan kesucian dan kebenaran untuk kepentingannya,
dengan menggunakan kedok kebebasan berpendapat.
> Dukungan dan pembelaan Barat kepada Salman Rushdie dapat dilihat
dari sudut pandang ini. Dengan mendukung Salman Rushdie, dunia Barat
praktis telah menistakan kesucian agama ilahi dan melecehkan
kebebasan itu sendiri. Media massa, para politikus dan pejabat
pemerintahan di Barat tak jarang melakukan aksi pelecehan dan
penistaan terhadap kesucian Islam, al-Qur'an dan Nabi Muhammad SAW.
Ketika aksi tersebut direaksi keras oleh dunia Islam, mereka
bersembunyi di balik kedok kebebasan berpendapat.
> September 2005, Koran Denmark, Jyllan Posten memuat karikatur
penghinaan terhadap Nabi SAW, tindakan yang lantas direaksi luas dan
keras oleh umat muslim dunia. Saat belum ada permintaan maaf,
berbagai media eletronik dan cetak di sejumlah negara Barat memuat
karikatur yang sama dan menambah luka hati kaum muslimin. Rezim-
rezim Barat memberikan dukungan kepada aksi media tersebut dengan
memberinya label kebebasan berpendapat. Kesamaan karikatur ini dan
buku ayat-ayat setan tulisan Salman Rushdie adalah pelecehan tanpa
dalil. Padahal Islam adalah agama yang logis. Sementara pelecehan
adalah tindakan yang dilakukan oleh mereka yang tidak memiliki
argumen.
> Penghinaan kepada agama khususnya Islam, biasanya dibarengi
dengan penghinaan terhadap para Nabi. Dalam skenario Salman Rushdie
dan ayat-ayat setannya, masalah ini nampak dengan jelas. Rushdie
memperolok dan mempermainkan keagungan Nabi Muhammad SAW dan
mengalamatkan berbagai tuduhan kepada beliau. Penghinaan kepada para
Nabi sudah biasa dilakukan oleh para penentang kebenaran dan ajaran
ilahi sejak dahulu kala. Karena itu apa yang terjadi di zaman ini
adalah kelanjutan dari peristiwa di masa lalu.
> Para Nabi adalah poros kebenaran dan spiritual. Karena itu, para
musuh Allah berharap dapat menodai dan melemahkan agama yang dibawa
para Nabi dengan merusak kesucian insan-insan pilihan Allah ini.
Akan tetapi para nabi khususnya Nabi Muhammad SAW adalan wujud suci
yang cahayanya tak mungkin redup hanya dengan olok-olok dan
penghinaan para musuh Allah. Tak hanya para pengikut agama ilahi,
orang-orang yang berpandangan bebas dan jujur akan mengakui para
utusan Allah itu sebagai insan-insan yang menjadi kebanggaan sejarah
dan pembimbing umat manusia. Mereka mengajarkan kebenaran,
kejujuran, keadilan, persaudaraan, dan nilai-nilai kemanusiaan.
> Sayangnya, di tengah masyarakat barat, muncul berbagai kelompok
yang menutup mata mereka dari fakta tadi. Kemanusiaan dan spiritual
diremehkan dan dilecehkan, sementara gerakan anti agama dan
spiritualitas didukung dan dibesarkan. Salman Rushdie dijadikan
pahlawan dan disemati berbagai penghargaan dan penghormatan, hanya
lantaran karya-karyanya yang melecehkan agama.
> Pemberian penghargaan dan gelar kehormatan terbaru kepada
Rushdie oleh Kerajaan Inggris, setelah hampir dua dekade berlalu
sejak ia dijatuhi vonis mati oleh almarhum Imam Khomeini,
menunjukkan episode baru atau, mungkin, babak kelanjutan dari
permusuhan barat terhadap agama ilahi terutama Islam. Rushdie, figur
yang paling dibenci oleh umat Islam sedunia, diberi gelar
kebangsawanan 'Sir' oleh Ratu Inggris. Akibatnya, dunia dibakar oleh
demo serta gerakan protes dan kutukan. Dengan langkah ini, London
harus bersiap-siap menghadapi perlawanan dari dunia Islam.
> Di Inggris sendiri, sekitar dua juta warga muslim di negara itu
tak mampu menahan rasa sakit hati. Warga muslim Inggris selama ini
selalu berusaha hidup secara damai dan menghormati agama-agama yang
lain. Namun yang mereka dapat adalah penistaan terhadap agama Islam.
Reaksi keras mereka terhadap pemberian gelar kehormatan kepada
Salman Rushdie melahirkan gelombang protes di dalam pemerintahan
Inggris. Gencarnya protes tersebut memaksa sejumlah menteri di
kabinet Tony Blair termasuk Menteri Luar Negeri Inggris dan beberapa
anggota parlemen untuk memkritik langkah pemerintah dan Ratu
Elizabeth II dalam memberikan gelar ksatria kepada Rushdie, langkah
yang hanya menjadikan Inggris sebagai negara paling dibenci oleh
umat Islam.
> Saat memberikan gelar kehormatan tersebut, pemerintah Inggris
memberikan alasan peran Rushdie dalam kesusasteraan dan kebebasan
berpendapat yang dianut di Inggris. Namun tak ada satupun yang dapat
mempercayai alasan itu. Bahkan tidak sedikit yang menilai sebagai
tindakan pelecehan baru Tony Blair terhadap Islam menjelang
kepergiannya dari kursi pemerintahan. Sebelum ini, Blair telah ikut
membantu invasi dan pendudukan atas Irak, sebuah negeri muslim.
> Penganugerahan gelar kehormatan kepada Salman Rushdie yang
menghina dunia Islam lewat the Satanic Verses, menunjukkan langkah
terprogram Barat dalam memusuhi dan memerangi Islam. Rezim-rezim di
Eropa tak mampu menyembunyikan kekecewaan dan kekhawatiran mereka
terhadap perkembangan Islam di sana. Mereka beranggapan bahwa dengan
mencoreng nama baik Islam dan mengesankan kaum muslimin sebagai
orang-orang yang bengis dan tak berperadaban, perkembangan Islam di
Eropa dapat ditekan.
> Tak diragukan bahwa pesatnya teknologi dan pertukaran informasi
lewat media, telah membuka pintu bagi warga Eropa untuk mengenal
Islam. Jika pengenalan ini dibiarkan berjalan secara alamiah, tentu
warga Eropa akan menerima agama yang suci, logis dan dengan
ajarannya yang menawan ini. Karena itu, para penguasa di Eropa
berusaha keras untuk membendung perkembangan Islam, yang salah satu
caranya adalah dengan merusak citra Islam, sehingga hakikat agama
ini tertutupi bagi warga Eropa. Pemberian penghargaan dan berbagai
hadiah kepada Salman Rushdie dapat dicermati lewat kacamata ini.
> Yang jelas, program yang dijalankan Barat untuk membendung Islam
adalah program yang terkoordinasi dengan rapi. Hal ini diungkap
dalam oleh Juru Bicara Departemen Luar Negeri Republik Islam Iran
Mohammad Ali Hosseini yang mengatakan, "Penganugerahan gelar 'Sir'
kepada Salman Rushdie menunjukkan bahwa aksi penistaan dan pelecehan
kesucian Islam bukan peristiwa yang terjadi secara kebetulan, tetapi
sebuah gerakan yang terprogram dan terorganisasi dengan dukungan
negara-negara Barat."
>
>
>
>
>
> ------------
> Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with
Yahoo! FareChase.
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar