Dear Bapak Goen...
sebelumnya shinta ucapkan banyak terima kasih atas kebaikan anda yang telah sudi membagi yang anda punya, pertama yang shinta rasakan adalah terlalu berat dan sulit sekali di pahami, mungkin juga karena shinta terlalu di forsir kerja dan tertuntut untuk menyelesaikan kerjaan tepat waktu....
shinta tidak mau hanya sebatas membaca, tamat lalu disimpan begitu aja, shinta berusaha memahami dan mengerti dan menjadikan shinta adalah objek dari buku ini ...
Rasanya kok kebangetan kalo shinta yang segini mengomentari buku anda,
shinta tidak tahu harus komentar apa, yang jelas shinta bener2 seperti di telanjangi dan di sadarkan untuk kembali mengingat siapa shinta dan apa yang telah membuat dia seperti ini ...
ada tiga hal yang membuat shinta menangis karena haru dalam buku ini
pertama adalah mang ucup ( bapak yusuf randi ), apa yang beliau rasakan sama seperti yang shinta rasakan saat ini, kosong dan underpressure, tapi shinta tidak tahu harus bagaimana, membaca email beliau untuk anda, seolah2 mang ucup sengaja berbagi dengan shinta, kalau ternyata bukan hanya shinta yang lapar dan haus, lapar akan kasih sayang, dan haus akan sahabat sejati tempat shinta berbagi... ah betapa mang ucup adalah motivator bagi shinta,
sekali terima kasih karena anda telah membuat shinta terbangun, titip salam hormat dan takdim shinta buat bapak Yusuf Randi...
kedua adalah Immanuel, pemuda itu seakan mengingatkan shinta, bahwa pendidikan yang tinggi bukan untuk di sia-siakan, dimana shinta baru saja sembuh dari sakit mental sebagai pemabuk dan pemakai barang2 haram itu,
shinta bener2 malu bahkan teramat malu, betapa bodohnya shinta, telah kalah dengan nafsu dan tidak menyadari bahwa jiwa ini telah shinta siksa hanya untuk melampiaskan segala amarah dan sakit....
ketiga adalah BUDAK UANG....sebuah pukulan telak bagi shinta,
lama banget shinta tidak mampu lagi untuk meneruskan membaca buku ini,shinta bener2 di telanjangi, di permalukan karena selama ini shinta telah menempatkan nama, pendapatan yang tinggi serta posisi dan karier diatas segalanya, sekarang semuanya telah shinta dapatkan tapi kenapa jauh di dalam jiwa ini shinta merasa hampa, bahkan terkadang shinta merasa asing dengan diri sendiri....
hal yang paling shinta sesalkan adalah ketidak mampuan shinta untuk menahan amarah, ternyata mendengarkan bawahan kita adalah obat batin bagi kita, terkadang sumpah serapah yang sampai saat ini selalu shinta gunakan untuk memaki mereka terus shinta ucapkan tanpa rasa sesal atau rasa bersalah...
betapa jauh sudah shinta menjadi orang lain, betapa gersang jiwa shinta, yang selalu mementingkan keduniawian sebagai tuhan ...
Bapak Goenawan yang terhormat...
sekali lagi terima kasih dan hormat shinta selalu buat anda, shinta tidak tahu harus mengucapkan apalagi, kesediaan anda menjadi tempat shinta belajar dan berbagi adalah penyejuk bagi shinta, yang selama shinta tidak tahu siapa shinta, kenapa shinta menjadi jauh dari kodrat shinta sebagai wanita yang penuh kasih sayang bukan pendendam yang ambisius seperti ini, yang pernah tidak mengenal Tuhan, dan juga hamba dari barang2 setan itu...
mohon maaf, kalau shinta ternyata jauh lebih hina dari sampah, tapi shinta sudah berani untuk jujur setidaknya sekarang anda tau siapa shinta,
mohon masukan dari anda, teman,saudara, ayah sekaligus guru bagi shinta ..
tambahan lagi , ternyata berdasarkan tes itu shinta termasuk golongan berprestasi....
Salam hormat shinta khusus buat anda dan bapak Indra ..
/Shinta
Dear Shinta,
Syukurlah bila anda menyadari kodrat shinta sebagai wanita yang penuh kasih sayang bukan pendendam yang ambisius seperti ini, yang pernah tidak mengenal Tuhan, dan juga hamba dari barang2 setan itu...
Ketika Tuhan menciptakan kamu sesungguhnya telah menyayangi kamu, mengasihi kamu. Lalu mengapa kok hanya gara-gara masalah beberapa bulan saja kamu malah menjual jiwamu kepada setan?
Mengapa kamu berpaling kepada setan?
Mengapa kamu tidak bisa merasakan adanya sosok Tuhan yang menjagamu, menyayangimu, mengasihimu? Masak hanya gara-gara satu laki-laki saja kamu menjual dir imu? Kepada barang-barang haram?
Mengapa kamu bisa melupakan, menutup diri terhadap kebaikan orang-orang lain?
Sesungguhn ya Tuhan menciptakan begitu banyak anugerah, begitu banyak berkat, begitu banyak pertolongan, begitu banyak pahala, bagi umatNya.
Kamu hanya wajib menemukan satu saja. Satu kebaikan akan berantai, menyambung kepada kebaikan lainnya, dari orang-orang lainnya. Namun semua itu harus dimulai dari satu hal. Yaitu dari dirimu sendiri.
Sucikan hatimu, bersihkan jiwamu, dari semua benci dendam dan semua kotoran hidupmu, bersihkan semua kebencian luka di hatimu, peliharalah seekor ikan, bahkan seekor ikan saja memiliki tujuan hidup, harapan hidup, apalagi anda. Masih banyak orang baik di dunia ini, bila kita berpikir demikian.
Mulailah dengan mengenal hatimu, dengan berbicara dari hati ke hati dengan orang yang kamu percaya, lalu pertajam empati, pikirkan kebaikan orang lain, pikirkan tentang orang lain, berikan makanan jiwamu, yaitu dengan pahala. Maka kamu akan hidup dengan penuh berkat.
salam,
Goenardjoadi Goenawan
Miliki Buku-buku karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. & Ir. Stefanus Indrayana, MBA.:
* Best Life - Menjalani Hidup Bahagia Penuh Makna [terbit 31 Mei 2007]
* Manajemen Berbasis Nurani [terbit 1 Januari 2007]
Dan juga karya Ir. Goenardjoadi Goenawan, MM. lainnya:
* Memasarkan Dengan Hati [terbit 8 November 2006]
* Menjadi Kaya Dengan Hati Nurani
* Mata Air Untuk Dahaga Jiwaku
* Pelangi Kehidupan Entrepreneur
Fussy? Opinionated? Impossible to please? Perfect.
Join Yahoo!'s user panel and lay it on us.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar