Masalahnya, apakah pembuat iklan Pro XL ini ingin membuat kita "melihat beyond
the literal meaning" atau justru secara sistematik, lewat desian iklannya,
berusaha menggiring penikmat iklannya untuk melihat analogi yang mengusik
antara perempuan dan Rp.1,-/dtk itu?
Kalo Swastinika sih saya yakin bisa menjadi seorang pengamat yang kritis dan
melihat "beyond" the message. Yang lain?
Dalam filem Star Trek yang kemarin diobrolin itu, banyak juga yang berpendapat
bahwa busana 7-of-9 atau T'pol terlalu menonjolkan tubuh perempuan. Dan ini
sangat betul. Hanya saja, citra yang dibangun dalam filem itu lebih kompleks
karena kedua perempuan tak hanya digambarkan bagus bentuk tubuhnya saja, tapi
otaknya juga cemerlang, gesit membuat keputusan, dan tak kalah dalam segala hal
dari laki-laki.
Bandingkan dengan iklan Pro XL, yang tampaknya tak punya message lain di luar
visual yang ditampilkannya tentang perempuan itu. Inilah yang disebut dengan
stereotipe. Citra cuma dikemas dalam dimensi hitam dan putih saja. Dangkal.
manneke
Quoting swastinika <swastinika@yahoo.
>
> --- In psikologi_transform
> >
> > Analogi menarik. Tapi coba liat lebih jauh pertanyaan "mengapa"-nya.
> 1) Mengapa
> > kok laki-laki pengen dia? 2) Mengapa Rp 1,-/dtk kok dinilai bagus?
> Jawaban bagi
> > pertanyaan pertama adakah kaitan dengan tubuh perempuan itu? jawaban
> bagi
> > pertanyaan kedua adakah terkait dengan nilai murah itu? lalu, sebagai
> sebuah
> > analogi, apakah tidak kemudian menjadi tubuh perempuan = murah?
> >
> > Ini bukan matematika bukan sulapan, cuma common sense.
> >
> > manneke
>
> Betul :) Memang begitu maksud saya :) Perempuan itu diinginkan karena
> tubuhnya, sementara pulsa itu diinginkan karena murahnya :)
>
> Tapi kalau menurut saya tidak lantas dibaca sebagai tubuh perempuan =
> pulsa murah(an). Parameter bagusnya perempuan dan bagusnya pulsa kan
> memang terbalik. Jadi justru pulsa murah di sini diartikan sebagai
> sesuatu yang tinggi value-nya. Setinggi value tubuh perempuan yang indah
> itu :)
>
> Kalau saya pikir sih kembali lagi pada bagaimana persepsi kita. Kalau
> kita melihat tubuhperempuan sebagai sesuatu yang bervalue tinggi,
> sementara melihat pulsa Rp 1/dtk dalam makna harafiahnya (= murah), maka
> kita memang sampai pada kesimpulan bahwa iklan ini merendahkan
> perempuan. On the other hand, jika kita melihat beyond the literal
> meaning, bisa jadi kita sampai pada kesimpulan yang lebih positif :)
>
> Salam,
>
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar