Heboh "Pilkada" di KabarIndonesia
27-Okt-2007, 23:56:52 WIB - [www.kabarindonesia
KabarIndonesia - Fenomena Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) tidak
hanya terjadi di arena politik praktis, seperti Pemilihan Gubernur
DKI Jakarta yang baru berakhir beberapa waktu lalu. Hal "serupa tapi
tak sama" juga terjadi dalam ajang Pemilihan Pewarta Warga Tahun
2007 versi KabarIndonesia.
Pada event ini, memang secara sengaja pihak redaksi membuka
kesempatan kepada semua pembaca untuk memberikan suara mereka kepada
kandidat Pewarta Warga yang menjadi pilihannya. Kegiatan pemilihan
ini akan menghasilkan pewarta warga pilihan pembaca yang akan
dinobatkan menjadi Pewarta Warga Tahun 2007 KabarIndonesia.
Antusiasme pengunjung KabarIndonesia untuk memberikan suara mereka
ternyata telah memunculkan hal-hal menarik untuk kita simak bersama,
kemudian menjadi bahan pembelajaran bagi semua.
Pertama, keinginan para kandidat yang dinominasikan untuk meraih
gelar bergengsi dari KabarIndonesia cukup tinggi. Bahkan bagi
beberapa calon tergolong sangat tinggi. Hal ini dapat terlihat dari
gencarnya para nominator untuk memotivasi pembaca agar menjatuhkan
pilihannya kepada sang calon tertentu. Usaha ini tentu saja amat
wajar dan pada satu sisi amat perlu untuk dilakukan, sesuai pepatah
mengatakan `tiada keberhasilan tanpa usaha'. Untuk mencapai sebuah
prestasi tertentu, apalagi untuk berada pada posisi puncak, bahkan
terminologi "pengorbanan" adalah suatu keharusan.
Kedua, semangat dan keinginan dari pembaca KabarIndonesia untuk
berpartisipasi menyukseskan program pemilihan Pewarta Warga, yang
akan dilaksanakan secara reguler setiap tahun ini, sangat tinggi.
Terbukti dengan begitu banyaknya penyumbang suara yang masuk ke meja
redaksi. Setiap pengunjung seakan tidak ingin jagoannya terlewati
oleh kandidat lainnya, dan untuk mengantisipasi ini, mereka antara
lain mencoba memotivasi teman-teman lainnya untuk memberikan
dukungan kepada calon pilihannya. Akibatnya, redaksi cukup kewalahan
membaca, memilah, menyeleksi, memverifikasi, dan akhirnya mensahkan
suara yang masuk dengan menampilkannya di kolom komentar di bawah
artikel pengumuman tersebut.
Ketiga, pada kondisi tertentu ajang ini benar-benar mengadopsi gaya
orang-orang politik yang dipraktekan dalam setiap pemilihan umum
(pemilihan anggota DPR, Pilpres, Pilgub, Pilbup, Pilkades) dan
pemilihan ketua organisasi, baik organisasi sosial politik maupun
organisasi masyarakat. Masuknya berbagai komentar berbentuk
pernyatan bersama, slogan-slogan, keterangan-keterang
ajakan hingga menyerempet ke nada suara ancam-mengancam, adalah
contoh dari fakta itu. Ketentuan redaksi KabarIndonesia yang
mengharuskan setiap pemberi suara untuk menyertakan alasan memilih
calon tertentu, telah dijadikan arena "gontok-gontokan"
memojokan", "jelek-menjelekan"
bahasa kerennya orang politik: telah terjadi "black campaign", atau
mungkin juga "pembunuhan karakter" dari pesaing lainnya. Hal ini
tentu saja telah menodai keinginan murni pihak redaksi yang sama
sekali tidak bermaksud memberi peluang melakukan penistaan kepada
pihak tertentu.
Keempat, para pemberi suara, yang nota bene adalah juga pembaca
KabarIndonesia, mayoritas adalah orang-orang media massa.
Berdasarkan identitas, alamat email, dan berbagai keterangan diri
yang diberikan di sana, terlihat bahwa kalangan pembaca
KabarIndonesia adalah mereka yang sudah berpengalaman berkecimpung
di dunia pers. Ini juga mengindikasikan bahwa beberapa kandidat yang
dijagokan merupakan pekerja pers profesional yang sudah memiliki
jaringan kerja sesama wartawan yang cukup luas. Kenyataan ini juga
menjelaskan bahwa kalangan media massa Indonesia sudah menjadikan
KabarIndonesia sebagai menu harian untuk dibaca dan dijadikan
referensi dalam karya jurnalistik mereka. Selain itu, keberadaan
para pekerja media di KabarIndonesia memberi petunjuk bahwa pembaca,
penulis, dan pengunjung situs ini adalah orang-orang terpelajar,
sehingga dengan demikian, suara mereka semestinya juga mencerminkan
karakter seorang terpelajar.
Kelima, pelaksanaan voting ini akan menghasilkan Pewarta Warga
Tahunan Indonesia pertama, dan layak masuk MURI nantinya. Program
ini adalah sebuah inovasi kreatif walaupun masih perlu peningkatan
kualitasnya. Kegiatan pilih-memilih pewarta warga ala
KababrIndonesia dapat dijadikan semacam percontohan dalam melakukan
event "Pilkada" sejenis melalui media online, bahkan untuk dunia
politik sekalipun. Memilih Ketua Partai atau memilih Presiden RI,
misalnya. Betapa tidak, melalui cara pemilihan seperti ini,
masyarakat tidak mendapatkan "jagoan" atau pemimpin, atau seseorang
yang diinginkan bersama, seperti "memilih kucing dalam karung".
Semua dilakukan secara terbuka, transparan, tanpa ada rekayasa pihak
panitia atau redaksi. Sosok penulis yang dinominasikan jelas, hasil
karya mereka jelas terpampang di sana, kualitas usaha masing-masing
kandidat juga amat terang tergambar di mata kita semua. Dengan cara
ini, setidaknya kita terhindar dari "salah pilih" orang yang pada
akhirnya membawa kepada kehancuran suatu kelompok atau bangsa.
Proses pemilihan masih sedang berlangsung hingga 10 November
mendatang, sebelum pengumuman resmi dan penobatan Sang Pewarta Warga
Tahun 2007 KabarIndonesia, pada esok harinya, 11 November 2007
bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Pertama Koran online
KabarIndonesia. Untuk menyemarakan ajang kontes ini, redaksi tetap
mengundang semua kalangan untuk menyumbangkan suaranya, namun dengan
lebih arif dan dewasa dalam memberikan alasan memilih jagoannya.
Ingat, tersedia hadiah menarik persembahan KabarIndonesia untuk 3
(tiga) orang pemberi suara yang akan dipilih melalui undian.
Selamat dan sukses bagi pesta rakyat, pesta demokrasi "Pilkada"
KabarIndonesia.
Salam hangat,
Redaksi KabarIndonesia
Blog: http://www.pewarta-
Alamat ratron (surat elektronik): redaksi@kabarindone
Berita besar hari ini...!!! Kunjungi segera:
www.kabarindonesia.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar