Dalam pekan terakhir saya mendapat kontak dari Dr.
Psikiater Tony Setyabudi dan Dra. Cornelia Istiani.
Msi. untuk kembali membahas secara serius
masalah-masalah yang berhubungan dengan
"komunikasi-
tertentu antara proses dekon dengan metode therapy
psikitari tertentu. Hal ini perlu diteliti lebih
lanjut, dibuat metodologinya yang jelas sehingga
teknik tersebut memiliki validity dan realibility.
Kemudian ada juga berita bahwa rekan Titus Budyanto
(titus@...) seorang rohaniwan muda
dengan bakat "spiritual healing" menunjukkan
ketertarikannya kepada `komunikasi empati' dengan
`nglakoni' sendiri apa yang dinamakan proses `dekon'
tersebut.
MAJU TERUS MANG IYUS, PANTANG MUNDUR! BUKTIKAN BAHWA APA YANG KALIAN
BUAT BUKAN OMONG KOSONG. STRIVE FOR THE BEST. TAPI JANGAN JADI BEDES!
HO HO HO...
--- In psikologi_transform
<vincentliong@
>
> Monyet Koshima Pasca Badai Tsunami
>
> Ditulis oleh: Juswan Setyawan
> e-link:
> http://groups.
>
>
>
> Sudah tiga bulan lamanya, yaitu sejak bulan Juli yang
> lalu saya melakukan `tapa mahesa brata' (kebo bungkem)
> untuk tidak bekoar di milis Komunikasi Empati ini.
> Saya memerlukan masa untuk "back to cave" menurut
> istilah John Gray, penulis buku "Men Are from Mars,
> Women Are from Venus".
>
> Saya pikir untuk apa melibatkan diri dalam peperangan
> dalam "dunia maya" di mana orang-orangnya tidak bisa
> membedakan lagi mana "realitas di dunia maya" dan mana
> yang merupakan "realitas di dunia nyata". Semula yang
> "main perang-perangan" justru terhanyut nafsu amarah
> dan berubah menjadi perang bharata yudha beneran yang
> hantam kromo. Kawan-kawan yang "dulunya dekat"
> tahu-tahu menjadi musuh bebuyutan yang saling membuka
> aib di jalur umum yang kemungkinan bisa dibaca banyak
> orang.
>
> Ini sudah tidak sehat lagi. Maka harus ada karantina.
> Kalau para pelaku edannya tidak bisa dikarantina, maka
> yang masih punya akal sehat satu per satu mulai
> menjauh seperti orang Sakai lari ke gunung menjauhi
> gelombang maut tsunami.
>
>
>
> Dalam pekan terakhir saya mendapat kontak dari Dr.
> Psikiater Tony Setyabudi dan Dra. Cornelia Istiani.
> Msi. untuk kembali membahas secara serius
> masalah-masalah yang berhubungan dengan
> "komunikasi-
> tertentu antara proses dekon dengan metode therapy
> psikitari tertentu. Hal ini perlu diteliti lebih
> lanjut, dibuat metodologinya yang jelas sehingga
> teknik tersebut memiliki validity dan realibility.
> Kemudian ada juga berita bahwa rekan Titus Budyanto
> (titus@...) seorang rohaniwan muda
> dengan bakat "spiritual healing" menunjukkan
> ketertarikannya kepada `komunikasi empati' dengan
> `nglakoni' sendiri apa yang dinamakan proses `dekon'
> tersebut.
>
>
>
> Saya pikir perang di dunia maya telah berhasil
> menyadarkan kebanyakan kita semua bahwa "perang itu
> sifatnya selalu non-empatik" sehingga semua yang
> (masih) berminat kepada "komunikasi empati" harus
> mengambil sikap yang jelas dan tegas untuk "say no to
> war"... any kind of war... dan tidak pantas untuk
> terlibat dalam peperangan apapun. Tidak juga (senang
> atau cenderung) mengambil sikap agresif ofensif untuk
> melempar batu ke rumah dan kepala orang lain... entah
> musuh ataupun kawan sendiri...
>
>
>
> Monyet-monyet Koshima yang naik pohon tinggi saat
> gelombang tsunami melanda kawasan pantai tetapi
> tidak sempat sampai ke pegunungan sudah waktunya
> untuk turun pohon dan mencuci ubi-ubinya. Kini bukan
> lagi telah terdapat monyet ke seratus yang mencuci
> ubinya tetapi monyet-monyet dari Bali, Kalimantan,
> Sumatra dan Bangka juga sudah mulai mencuci ubi-ubinya
> sebelum disantap...
>
>
>
> Jakarta, 11 Oktober 2007.
>
> Mang Iyus (Juswan Setyawan)
>
>
> Send instant messages to your online friends
http://au.messenger
>
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar