Sastra, filsafat, politik, dan segala teori-teorinya
adalah hasil dari proses berpikir. Bagaimana bisa
hasil pemikiran (output) tiba-tiba disampaikan ke
pihak lain untuk mengharapkan orang tsb mengalami
hasil pemikiran (output) yang sama arahnya karena
proses di masing-masing orang tentunya berbeda-beda.
Ini alasan saya memilih berhenti dari sekedar menulis
hal-hal yang idealis. Dalam idelisme harus ada ideal
baik dan ideal buruk yang sengaja dipersalahkan secara
objective.
Kita hanya bisa membawa suatu harapan, hasil
pemikiran, permintaan seperti seorang umat yang
mengimani meminta-minta semaunya sendiri. Lalu apakah
masalah akan selesai? Ya jelas tidak. Memangnya bim
salabim seperti sulap.
Maka dari itu saya memulainya dengan menanamkan proses
yang standart tekhnis kecanggihan softwarenya sama
pada masing-masing orang (subjective) dengan harapan
outputnya dalam realita (input) di masing-masing orang
akan sama kerangka mekanisnya secara proses meskipun
akan tampak berbeda di bentuk verbalnya sesuai kondisi
masing-masing. Tiap individu punya tempatnya
masing-masing seperti komputer yang sama jenis hardare
dan softwarenya punya kemampuan yang sama, tinggal
urusan dipergunakan untuk apa sehingga hasilnya tampak
bagaimana sesuai keluasan penggunaan di masing-masing
individu.
Ttd,
Vincent Liong
Jakarta, Minggu, 21 Oktober 2007
Email sebelumnya..
Note: forwarded message attached.
Send instant messages to your online friends http://au.messenger
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar