Kecerdasan (Membaca) Liyan II
Saya tertarik mengeksplorasi lebih jauh pendapat Manneke Budiman mengenai kecerdasan semiotik. Kita sama-sama tahu bahwa semiotik bekerja atas dasar prinsip kehadiran menggantikan sesuatu yang tak bisa hadir. Dalam semiotika Saussure (yang sempat disinggung Manneke sebagai semiologi), penanda adalah figurasi untuk menggantikan yang tak bisa hadir, yaitu petanda. Konsep akustik adalah pengganti bagi konsep mental. Kata adalah pengganti makna.
Pertanyaan saya untuk diskusi lebih lanjut: Jika semua kecerdasan adalah juga kecerdasan semiotik seperti sempat diafirmasi oleh Manneke, maka pertanyaan selanjutnya: "Tidakkah semua kecerdasan juga mesti memperhitungkan tak hanya penanda tapi juga petanda?"
Dalam bahasa yang lebih lugas: "Tidakkah setiap kecerdasan mesti memperhitungkan juga adanya Liyan yang tak bisa hadir dan kehadirannya digantikan oleh figurasi tertentu?"
Mohon pencerahannya dari Pak Manneke atau siapa saja yang mau ikutan menjelaskan
Never miss a thing. Make Yahoo your homepage.
Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional
Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
.
__,_._,___
Tidak ada komentar:
Posting Komentar